Universitas Para Aktivis
By: Abul Ezz
Kamis, 28 Februari 2013
0
Dikisahkan bahwa Shalahuddin Al-Ayubi pada setiap malamnya ia menyempatkan diri 
berkeliling ke kemah–kemah pasukan perangnya. Dan ketika dia melihat ada
 kemah yang ‘tidak dijaga’ dengan qiyamullail, ia akan 
membangunkan penghuninya dan menegur mereka, “Aku khawatir kita akan 
diserbu dari bagian sini, malam ini!”. Luar biasa bukan?.Shalahuddin 
dengan sense keislamannya yang tajam dan ma’rifah terhadap Islam yang tinggi menganggap kekosongan satu kemah saja dari qiyamullail merupakan
 kekosongan yang paling berbahaya melebihi kekosongannya benteng dari 
penjagaan,sehingga musuh bisa datang dan menyerang dari sana.
pmikmesir.com
Di masa yang lain, dikisahkan sebelum membunuh Jenderal Kleber, Sulaiman Al-Halaby terus menerus menunaikan qiyamullail dan memohon kepada Allah selama sebulan penuh di masjid jami’ Al-Azhar. Selama itu ia bertabattul
 (beribadah) kepada Allah dan berdoa agar dibukakan pintu kemudahan 
dalam upayanya  membunuh musuh Allah: Jean Baptiste Kleber. Saat itu 
senjata yag dimilikinya hanyalah sebuah golok. Lalu? Ditangan Sulaiman 
terbunuhlah pemimpin Perancis yang tersohor – setelah Napoleon – yang 
juga komandan tertinggi angkatan bersenjata Perancis saat itu. Diantara 
yang terbunuh bersama Kleber adalah seorang staf Enggineering  angkatan 
bersenjata Perancis. Semuanya ditangani oleh pahlawan Islam itu. 
Sendirian! Tahukah anda, di mana tempat terjadinya? Kediaman komandan 
angkatan bersenjata Perancis alias didalam rumah Kleber sendiri!
"Hai orang yang berselimut (Muhammad),  Bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali
 sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari 
seperdua itu sedikit.Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran 
itu dengan perlahan-lahan.(Al Muzammil: 1-4)
Ya, sidang pembaca,” qiyamullail” itu
 adalah sebuah Universitas.  Universitas terkemuka bagi para aktivis 
sekaligus madrasah terbesar yang menempa individu setiap muslim. 
Terbangun didalamnya ruang khusyuk, khudu’, tadzallul, dan inabah kepadaNya. Lalu mengapa
 disematkan kepada para aktivis? Bukankah aktivis adalah seseorang yang 
melakukan aktifitas? Dari mulai kegiatan, peran individu maupun sosial, 
baik itu aktifitas yang sekedar berperan ‘biasa saja’ hingga berperan 
penting bagi manusia seluruhnya. Bahkan di situlah titik 
pengkhususannya.
Dr.
 Najih Ibrahim seorang doktor di Indonesia menyampaikan dengan sangat 
terheran jika melihat ada seorang aktivis yang tidak pernah mengerjakan qiyamullail. Bagaimana bisa terjadi keseimbangan yang berat itu?
“Jika qiyamullail adalah
 kebutuhan asasi setiap muslim, lalu bagaimana dengan seorang muslim 
yang memikul berbagai beban berat agama ini?” Tidak perlu jauh-jauh, 
tengok saja list cita-cita yang kian menyindir setiap malamnya. Impian, 
langkah, berbagai macam harapan yang menuntut aktifvis untuk segera 
menarik selimut dan beranjak menuangkannya dalam doa. Apakah ia hanya 
sekadar hiasan di atas kertas? Betapa sombongnya manusia yang hanya 
berusaha tanpa pernah berdoa untuk kesuksesannya!
Mengapa harus demikian?
"Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."  (Al-Muzammil: 5)
Ya,
 amanat yang berat dan beban yang sulit. Amanat yang sebelumnya ditolak 
oleh langit dan bumi. Keduanya khawatir tidak mampu mengembannya, lalu 
amanat itu dibebankan diatas bahu manusia. Mampukah para manusia 
menjalankannya tanpa bekal selama menempuh perjalanan menujuNya? Jadi, 
berapa banyak bekal yang sudah andapersiapkan dalam Universitas ini?pmikmesir.com
DPD PKS Siak - Download Android App


