Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Bedah #FiqihDakwah | @malakmalakmal

Bedah #FiqihDakwah | @malakmalakmal


By: Abol Ezz Kamis, 21 Maret 2013 0










Akmal Sjafril
@malakmalakmal



  1. Kali ini saya ingin berbicara ttg #FiqihDakwah. Mungkin sekedar memperkenalkan.

  2. Bagi yg aktif dlm dakwah dan tarbiyah, #FiqihDakwah sudah sangat akrab di telinga, lisan dan pikiran.

  3. #FiqihDakwah secara sederhananya adalah pendalaman materi seputar tata cara berdakwah.

  4. Dari namanya saja, kita bisa memahami bhw dakwah memerlukan pendalaman. Tdk bisa asal2an.

  5. Mengapa dakwah tdk boleh asal2an? Tentunya krn niat dakwah itu krn Allah SWT.

  6. Ada sedikit kerancuan dlm sikap saudara2 kita yg berdakwah tanpa hiraukan tata caranya.

  7. Sebagian di antara mrk bilang, “Yg penting niatnya krn Allah, tak peduli pendapat manusia!”

  8. Pdhal sebenarnya, kalau mmg niatnya krn Allah, maka tentu dakwahnya akan dilakukan dgn sebaik mungkin.

  9. Bgmn dakwah yg baik? Kita punya banyak Nabi dan Rasul yg bs menjadi contoh.

  10. Nabi Nuh as dgn sabar dan tekun mendakwahi umatnya. Berapa lama? Ratusan tahun! Hasilnya sedikit saja.

  11. Nabi Nuh as mengajarkan kita bhw dakwah itu mmg pekerjaannya org sabar. Yg tdk sabar, jgn berdakwah!

  12. Kata “dakwah” dekat artinya dgn “memanggil, menyeru, mendorong, meminta”. Seakar dgn kata “doa”.

  13. Tentu dakwah beda dgn doa, tp ada persamaannya. Dua2nya sama2 harus lembut.

  14. Mengapa harus lembut? Ya, sebab dakwah itu memanggil. Maukah kita dipanggil dgn kata2 kasar?

  15. Sebagaimana kita tak mau diseru dgn kata2 kasar, org lain pun tak mau diperlakukan demikian.

  16. Oleh krn itu, dakwah pun ada tata caranya. Ada adab2nya. Ada seninya.

  17. Dakwah bukan sekedar menggelar fakta dan dalil tanpa mau tahu bagaimana respon yg mendengarkannya.

  18. Bahkan Nabi Musa as pun diperintahkan utk menyeru Fir’aun dgn kata2 baik. Ini Fir’aun lho!

  19. Itulah sebabnya ketika seorang penguasa dinasihati dgn kata2 kasar, ia memperingatkannya dgn kisah Fir’aun.

  20. Katanya, “Engkau tak sebaik Musa, aku tak seburuk Fir’aun. Mengapa harus kasar?” Begitu kurang lebihnya.

  21. Tentu, bahasa dan tata perilaku dipengaruhi jg oleh kedekatan.

  22. Misalnya, kepada kawan dekat, kritik bs kita sampaikan tanpa perlu pikir panjang. Krn sdh dekat.

  23. Tapi kpd yg br kenal, harus hati2 berbicara. Kalau dia tersinggung, dalil kita tak ada gunanya.

  24. Menjaga akhlaq adalah suatu keharusan bagi pr da’i. Aneh kalau da’i justru bersikap kasar.

  25. Padahal, akhlaqul karimah senantiasa dijadikan konten dakwah. Sdh semestinya dijalankan sblm diajarkan.

  26. Apa gunanya berdakwah soal akhlaq jika da’i-nya pun tak baik akhlaq-nya?

  27. Ini sama saja guru yg melarang siswa2nya merokok, padahal asap mengepul dr mulutnya.

  28. Dlm sebuah hadits, disebutkan “siapa yg beriman pd Allah dan Hari Akhir, berkatalah baik atau diam!”

  29. Hadits shahih ini mengaitkan ‘aqidah langsung dgn akhlaq. Artinya, keduanya pasti berkaitan.

  30. Islam itu komprehensif. ‘Aqidah yg benar pasti menghasilkan akhlaq yg baik.

  31. Sebaliknya, akhlaq yg buruk menunjukkan adanya ketidakberesan dlm ‘aqidah.

  32. Tentu saja, yg ‘aqidah-nya ‘belum beres’ sebaiknya tdk menjadikan dirinya sbg juru dakwah.

  33. Ada bbrp karakter yg hrs dimiliki oleh para da’i. Yg pertama: amanah (terpercaya) dan shiddiq (jujur).

  34. Da’i harus dikenal sbg pribadi yg amanah. Kalau tdk begitu, obyek dakwahnya tdk merasa ‘aman’.

  35. Penting sekali utk menjadi pribadi yg membuat org lain merasa nyaman. Amanah+Shiddiq itu wajib.

  36. Syarat lainnya, obviously, adalah ikhlash. Artinya, niatnya bersih krn Allah.

  37. Niat adalah sesuatu yg harus dipelihara dan dibersihkan terus menerus.

  38. Awalnya berniat krn Allah, bisa saja setelah itu berbelok.

  39. Da’i yg ikhlash lillaahi ta’ala tdk akan mementingkan egonya.

  40. Itulah sebabnya para Nabi bersabar dgn tabiat obyek dakwahnya. Sebab mrk tdk sedang perjuangkan ego.

  41. Dakwah krn Allah, balasannya dr Allah. Maka, tdk boleh gampang marah atau tersinggung.

  42. Karakter2 lainnya adalah rahmah (kasih sayang), rifq (lemah lembut) dan hilm (penyantun).

  43. Kasih sayang adalah latar belakang dakwah. Kita berdakwah krn kita sayang.

  44. Kalau benar sayang, maka tdk wajar kita bersikap kasar. Maka, da’i harus lemah lembut.

  45. Obyek dakwah pd hakikatnya adalah org2 yg membutuhkan. Maka, da’i harus berjiwa penyantun.

  46. Salah satu hal penting yg berkaitan dgn 3 karakter tsb adalah dgn tdk memberatkan obyek dakwah.

  47. Itulah sebabnya Rasulullah saw marah pd sahabatnya yg memanjangkan bacaan shalat hingga berlebihan.

  48. Sebab, hal tsb akan membuat sebagian obyek dakwahnya merasa berat. Bisa2 mrk jd malas shalat.

  49. Krn itu, seorang da’i tidak ‘menimpakan’ kewajiban yg terlalu berat pd para obyek dakwahnya.

  50. Sebaliknya, seorang da’i harus belajar banyak2 memaklumi kondisi mereka.

  51. Yg berbakat dakwah adalah yg pandai memaklumi org lain.

  52. Obyek dakwah berbeda2 keadaannya. Da’i harus berempati.

  53. Misalnya ada org yg jarang shalat. Jgn dimarahi dulu. Bisa jd, ortunya tdk pernah ajarkan ia shalat.

  54. Belasan tahun ia tak diajar shalat. Apa bisa mengajarkannya rajin shalat dgn 1-2 dalil?

  55. Kalau sblmnya jarang shalat, maka konsisten shalat 5 waktu saja sdh bagus. Jgn disuruh ke masjid dulu.

  56. Kalau br belajar konsisten shalat, jgn dipaksa qiyamullail atau dhuha. Pelan2, ikuti perkembangannya.

  57. Baca Qur’an masih terbata2, sudah disuruh One Day One Juz? Ntar dulu… Sabar, sabar...

  58. Kalau dipaksakan, obyek dakwah bisa futur (melemah) ibadahnya, bahkan insilakh (terputus sama sekali).

  59. Rasulullah saw pun melarang kita ghuluw (berlebihan) dlm beribadah. Tingkatkan pelan2, itu yg benar.

  60. Masih banyak karakter2 lain, misalnya shabr (sabar).

  61. Dakwah adalah proyek ‘memodifikasi’ manusia. Bukan robot.

  62. Manusia digerakkan oleh jiwanya. Jiwalah yg harus disentuh. Tdk spt robot yg tinggal diutak-atik mesinnya.

  63. Kalau mesin sudah dimodifikasi, robot langsung berubah fungsi. Manusia tdk demikian.

  64. Utk menyentuh jiwa, harus dgn jiwa pula. ‘Senjata’ para da’i adalah hati.

  65. Hati yg sempit tak bisa menampung hati yg lain. Da’i harus berhati seluas samudera, bahkan lebih.

  66. Dakwah jg harus proporsional. Tdk semua kasus harus disikapi dgn cara yg sama.

  67. Krn kemaksiatan bertingkat2, maka sikap kita terhadapnya pun harus disesuaikan.

  68. Sbg contoh, org yg shalat di akhir waktu jgn diperlakukan sama dgn org yg tdk shalat.

  69. Demikian jg shalat Subuh dgn atau tanpa Qunut, jelas beda dgn yg tdk shalat Subuh.

  70. Yg shaum tapi bergunjing beda dgn yg tdk shaum. Yg pacaran beda dgn yg berzina.

  71. Imam Ibnul Qayyim menasihati kita utk pertimbangkan 4 kemungkinan dlm nahi munkar (menolak kemunkaran).

  72. Pertama, bs jd kemunkaran hilang dan berganti kebajikan. Ini paling ideal. Harapan kita semua.

  73. Kedua, bs jd kemunkaran berkurang, tp tdk hilang. Ini pun baik. Ada progresnya.

  74. Ketiga, bs jd kemunkaran berganti dgn kemunkaran yg serupa. Ini berbahaya.

  75. Keempat, bs jd kemunkaran berganti dgn kemunkaran yg lbh parah. Na’uudzubillaah…

  76. Kemungkinan keempat kelihatannya sangat buruk, padahal cukup sering terjadi.

  77. Ada sekelompok org yg berbuat maksiat, lalu dinasihati dgn cara yg kasar dan dipermalukan.

  78. Efeknya? Mereka malah membenci da’i, membenci dakwah dan membenci Islam.

  79. Itukah hasil yg diinginkan dlm dakwah? Tentu tidak. Itulah sebabnya kita butuh #FiqihDakwah.

  80. Ada bbrp kaidah penting dlm #FiqihDakwah yg mesti kita ketahui bersama.

  81. Pertama, memberi keteladanan sblm berdakwah. Termasuk soal akhlaqul karimah, tentu saja.

  82. Kedua, mengikat hati sblm menjelaskan. Krn telinga lbh mudah mendengar kata2 dr seorang sahabat.

  83. Ketiga, mengenalkan sblm memberi beban. Jgn terburu2 membebani obyek dakwah dgn setumpuk kewajiban.

  84. Keempat, bertahap dlm pembebanan. Mulai dr yg mudah2 dulu, dan hargai progresnya.

  85. Kelima, memudahkan, bukan menyulitkan. Da’i hadir bkn utk mempersulit obyek dakwahnya.

  86. Keenam, yg pokok sblm yg cabang. Hindari ikhtilaf, mulailah dari yg basic dan pokok.

  87. Ketujuh, membesarkan hati sblm memberi ancaman. Obyek dakwah butuh dorongan, bkn tamparan.

  88. Kedelapan, memahamkan, bukan mendikte. Obyek dakwah belajar dgn cara yg berbeda2.

  89. Kesembilan, mendidik, bukan menelanjangi. Mrk adalah manusia yg punya jiwa. Jgn dipermalukan.

  90. Kesepuluh, muridnya guru, bukan muridnya buku. Buku mmg bagus, tp pendidikan hny bs dilakukan o/ guru.

  91. Hal2 tsb di atas sy kutip dr buku #FiqihDakwah karya Syaikh Jum’ah Amin Abdul Aziz.

  92. Buku lain yg berjudul #FiqihDakwah ada karangan Syaikh Musthafa Masyhur, Moh. Natsir, dll.

  93. Msh banyak hal lain yg blm terbahas di sini, saya sarankan merujuk pd buku2 tsb.

  94. Jika engkau msh bersikap kasar dlm dakwah, maka sesungguhnya engkau telah membebani dakwah.

  95. Jika engkau msh suka bersikap kasar, maka sebaiknya didiklah dirimu sendiri terlebih dahulu, br org lain.

  96. Sy akan tutup dgn mengingatkan kisah dakwah Hasan al-Banna di kedai2 kopi.

  97. Saat itu, rekan2nya skeptis. Hasan al-Banna saja yg pede berdakwah di kedai2 kopi.

  98. Ternyata, dakwah beliau sukses. Para pengunjung dan pemilik kedai2 kopi malah minta ceramah rutin.

  99. Mengapa beliau sukses? Sebab, beliau tdk berniat menyakiti obyek dakwahnya. Beliau lemah lembut dlm dakwah.

  100. Mrk yg skeptis mungkin tergambar dlm pikirannya akan ditolak. Sebab, dakwah dlm benaknya kurang lembut.

  101. Akan tetapi, Hasan al-Banna sejak awal mmg berniat utk dakwah dgn lembut. Maka, ia pun pede melangkah, dan sukses.

  102. Kalau benar berniat krn Allah, maka benahilah #FiqihDakwah-mu.

  103. Kalau benar ikhlash krn Allah, berlemah lembutlah, agar banyak yg terpanggil o/ dakwahmu.

  104. Semoga kita terpilih menjadi orang2 yg lemah lembut dlm dakwah.

  105. Semoga nama kita tertulis dlm bangunan dakwah Islam, meskipun cuma di sebongkah bata kecil saja. Aamiin…


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar