Dari PNS Menjadi PKS
By: Abul Ezz
Sabtu, 13 April 2013
0
pkssiak.org - Bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil atau PNS kini memang menjadi dambaan
banyak orang. PNS kini begitu menarik perhatian sebagian besar
masyarakat Indonesia. Ini terbukti dari besarnya animo masyarakat untuk
mengikuti ujian CPNS acap kali perhelatan rekrutmen abdi negara tersebut
digelar.
Namun tidak demikian bagi Bapak Lutfan Jamil, M.MPd, pejabat teras di lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Banten golongan IV A ini memilih untuk menanggalkan SK PNS dan jabatannya selama ini untuk bergabung ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia bergabung dengan PKS di tengah tingginya karir birokrasi dan di saat PKS dirundung badai konspirasi.
Kecintaan sang ustadz pada PKS, sebetulnya sudah muncul sejak PKS masih bernama Partai Keadilan (PK). Sejak saat itu ia memandang partai anak muda ini adalah kumpulan orang-orang pintar, disebabkan oleh pemuda-pemudi di desanya yang menempuh pendidikan tinggi di kota pada umumnya lebih memilih aktif di partai ini (PKS, red) dari pada partai lainnya. Namun dikarenakan statusnya sebagai PNS, maka sang ustadz lebih memilih menjaga jarak dengan PKS termasuk partai-partai lainnya.
Dalam momen Training Orientasi Partai (TOP) yang di gelar oleh DPC PKS Padarincang, ia mengatakan bahwa PKS merupakan partai yang memperjuangkan Islam dengan baik.
"PKS selama saya amati adalah satu-satunya partai yang masih memperjuangkan Islam dengan baik, paling tidak partai ini sejak masih PK rutin memberi Kambing pada kampung saya hingga Idul Adha tahun ini. Makanya ketika PKS pernah lupa kasih kambing ke kampung saya, akhirnya saya menagih pada Pak Hendratno (Ketua Dapil 4 PKS Kabupaten Serang, red), " kata anak dari Ki Sanjaya, mantan anggota DPR-RI dari Partai Golkar, yang disambut tawa oleh kader-kader PKS.
Ketua Yayasan Manba El khair ini juga menambahkan bahwa sesungguhnya sejak kelengseran Orde Baru, sudah banyak partai politik yang mendekati beliau untuk masuk menjadi pengurus partai-partai tersebut. Namun, ada dua alasan yang membuat sang ustadz menghindar. Pertama, ia masih ingin konsentrasi sebagai PNS yang secara peraturan tidak boleh menjadi pengurus partai dan kedua belum menemukan partai yang serius mengusung Islam sebagai ide perubahan. Bahkan tak jarang partai-partai datang dengan memojokkan Islam seraya menyatakan "Sarua bae bah, nu jenggotan geh korupsi" (sama saja pak, yang berjanggut juga korupsi, red). Pernyataan dari partai-partai politik yang datang berkunjung tak jarang ditanggapi dengan sinis oleh sang ustadz. Bahkan pernah beliau memelihara janggut cukup panjang untuk membuktikan jati diri keislamannya.
"Bagi saya, kalaupun ada orang muslim yang korupsi, itu adalah oknum. Partainya, apalagi agamanya jelas tidak salah," ujar kawan dari Doktor Hidayat Nur Wahid selama di Gontor ini.
Kini sang ustadz telah memilih untuk bergabung dengan PKS. DPD PKS Kabupaten Serang kini menjadikan ustadz Luthfan salah satu bakal calon anggota legislatif di pemilu 2014. Semoga langkah politik sang ustadz diikuti juga oleh seluruh jamaahnya dan cita-cita PKS menjadi partai 3 besar segera terwujud. [ted/ndr]
http://pks-kabserang.org
Namun tidak demikian bagi Bapak Lutfan Jamil, M.MPd, pejabat teras di lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Banten golongan IV A ini memilih untuk menanggalkan SK PNS dan jabatannya selama ini untuk bergabung ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia bergabung dengan PKS di tengah tingginya karir birokrasi dan di saat PKS dirundung badai konspirasi.
Kecintaan sang ustadz pada PKS, sebetulnya sudah muncul sejak PKS masih bernama Partai Keadilan (PK). Sejak saat itu ia memandang partai anak muda ini adalah kumpulan orang-orang pintar, disebabkan oleh pemuda-pemudi di desanya yang menempuh pendidikan tinggi di kota pada umumnya lebih memilih aktif di partai ini (PKS, red) dari pada partai lainnya. Namun dikarenakan statusnya sebagai PNS, maka sang ustadz lebih memilih menjaga jarak dengan PKS termasuk partai-partai lainnya.
Dalam momen Training Orientasi Partai (TOP) yang di gelar oleh DPC PKS Padarincang, ia mengatakan bahwa PKS merupakan partai yang memperjuangkan Islam dengan baik.
"PKS selama saya amati adalah satu-satunya partai yang masih memperjuangkan Islam dengan baik, paling tidak partai ini sejak masih PK rutin memberi Kambing pada kampung saya hingga Idul Adha tahun ini. Makanya ketika PKS pernah lupa kasih kambing ke kampung saya, akhirnya saya menagih pada Pak Hendratno (Ketua Dapil 4 PKS Kabupaten Serang, red), " kata anak dari Ki Sanjaya, mantan anggota DPR-RI dari Partai Golkar, yang disambut tawa oleh kader-kader PKS.
Ketua Yayasan Manba El khair ini juga menambahkan bahwa sesungguhnya sejak kelengseran Orde Baru, sudah banyak partai politik yang mendekati beliau untuk masuk menjadi pengurus partai-partai tersebut. Namun, ada dua alasan yang membuat sang ustadz menghindar. Pertama, ia masih ingin konsentrasi sebagai PNS yang secara peraturan tidak boleh menjadi pengurus partai dan kedua belum menemukan partai yang serius mengusung Islam sebagai ide perubahan. Bahkan tak jarang partai-partai datang dengan memojokkan Islam seraya menyatakan "Sarua bae bah, nu jenggotan geh korupsi" (sama saja pak, yang berjanggut juga korupsi, red). Pernyataan dari partai-partai politik yang datang berkunjung tak jarang ditanggapi dengan sinis oleh sang ustadz. Bahkan pernah beliau memelihara janggut cukup panjang untuk membuktikan jati diri keislamannya.
"Bagi saya, kalaupun ada orang muslim yang korupsi, itu adalah oknum. Partainya, apalagi agamanya jelas tidak salah," ujar kawan dari Doktor Hidayat Nur Wahid selama di Gontor ini.
Kini sang ustadz telah memilih untuk bergabung dengan PKS. DPD PKS Kabupaten Serang kini menjadikan ustadz Luthfan salah satu bakal calon anggota legislatif di pemilu 2014. Semoga langkah politik sang ustadz diikuti juga oleh seluruh jamaahnya dan cita-cita PKS menjadi partai 3 besar segera terwujud. [ted/ndr]
http://pks-kabserang.org
DPD PKS Siak - Download Android App