pkssiak.org - Hari ini aku
ingin bercerita tentang jejak kebersamaan kita, cinta yang coba kita
bangun bersama melalui kerja-kerja besar dalam harmoni gerak jama’i. Ah,
indahnya pertemuan selama ini. Merangkai mimpi dan cita bersama
menghadirkan sepenggal firdaus diantara lelah dan nafas yang terpenggal.
Bahu membahu menjadi pilar pengokoh bangunan dakwah ini. Cukuplah
ukhuwah yang mensinergikan kita dalam satu tujuan, menjalankan misi
kelangitan, wujudkan kesejahteraan di negeri pertiwi.
Saudaraku, cinta itu Ruhul Hayat. Ruh kehidupan, tonggak keselamatan. Kekuatannya menggugah, mengubah, menghidupkan, menggelorakan, mengarahkan, dan mengerahkan. Sebagaimana kekuatan gravitasi mensinergi tata surya agar tidak saling berbenturan, tabrakan, dan menghancurkan. Seperti itulah cinta yang hendak kita terapkan. Masing-masing diri kita bergerak pada orbitnya menghasilkan energi dan mengoptimalkan peran dalam upaya mewujudkan sebuah kemaslahatan. Maka kenalilah watak dari teman perjuanganmu.
Saudaraku, setiap diri kita adalah seumpama pilar dalam bangunan da’wah ini. Dimana pun kita berada, pasti akan berhadapan dengan seorang pemimpin yang bertugas mengarahkan gerak yang kita lakukan. kita juga bersinggungan dengan banyaknya aturan yang membatasi, sejumlah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dan berbagai hal lain yang seakan mengekang kebebasan kita berekspresi. Tetapi bukankah di setiap jalan kehidupan membutuhkan aturan untuk memastikan kita agar mampu bekerja sama dan meminimkan hambatan? Disinilah peran cinta kembali mengajakmu untuk memberi dan membawa misi. Maka, deklarasikanlah kerja nyatamu!!! Jika dipertengahan jalan kau temukan kesalahan dan ketidaksesuaian aturan, sampaikanlah dengan penuh cinta.
Menjadi pilar adalah kekuatan, penentu kokoh dan rapuhnya sebuah bangunan. Bila diantara pilar enggan berdiri, merasa lelah atau bahkan memutuskan untuk lari maka tak ayal bangunan da’wah ini pun akan kehilangan keseimbangan, goyah dan malah hancur berkeping-keping. Menjadi Pilar adalah bertahan karena cinta. Ketika pondasi menginginkan kekokohan penyangga, ketika rangka dan bahan baku lainnya membutuhkannya sebagai penunjang harmoni keindahan, ketika atap tak mungkin mampu menaungi tanpa ditopang olehnya. Maka pilar harus tetap tegak dan setia menyangga walau kian banyak keropos yang menggerogoti tubuh bangunan ini.
Saudaraku…
Malam ini, saat kau merasa punggungmu kian pegal sementara kerja dan usahamu seolah gagal hingga menambah rasa jenuh dengan aktifitas perjuangan yang seolah monoton maka hadirkan cinta diantara nafas lelahmu, biarkanlah cinta mengalir keseluruh aliran darahmu, memompa semangatmu dan menghadirkan kembali cita besar kita, agar tak usang dimakan waktu.
Edisi Muhasabah Untukmu aktivis Dakwah
Cinta | Kerja | Harmoni
Aliya Zahra | @ArniSmarthttp://lifestyle.kompasiana.com
Saudaraku, cinta itu Ruhul Hayat. Ruh kehidupan, tonggak keselamatan. Kekuatannya menggugah, mengubah, menghidupkan, menggelorakan, mengarahkan, dan mengerahkan. Sebagaimana kekuatan gravitasi mensinergi tata surya agar tidak saling berbenturan, tabrakan, dan menghancurkan. Seperti itulah cinta yang hendak kita terapkan. Masing-masing diri kita bergerak pada orbitnya menghasilkan energi dan mengoptimalkan peran dalam upaya mewujudkan sebuah kemaslahatan. Maka kenalilah watak dari teman perjuanganmu.
Saudaraku, setiap diri kita adalah seumpama pilar dalam bangunan da’wah ini. Dimana pun kita berada, pasti akan berhadapan dengan seorang pemimpin yang bertugas mengarahkan gerak yang kita lakukan. kita juga bersinggungan dengan banyaknya aturan yang membatasi, sejumlah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dan berbagai hal lain yang seakan mengekang kebebasan kita berekspresi. Tetapi bukankah di setiap jalan kehidupan membutuhkan aturan untuk memastikan kita agar mampu bekerja sama dan meminimkan hambatan? Disinilah peran cinta kembali mengajakmu untuk memberi dan membawa misi. Maka, deklarasikanlah kerja nyatamu!!! Jika dipertengahan jalan kau temukan kesalahan dan ketidaksesuaian aturan, sampaikanlah dengan penuh cinta.
Menjadi pilar adalah kekuatan, penentu kokoh dan rapuhnya sebuah bangunan. Bila diantara pilar enggan berdiri, merasa lelah atau bahkan memutuskan untuk lari maka tak ayal bangunan da’wah ini pun akan kehilangan keseimbangan, goyah dan malah hancur berkeping-keping. Menjadi Pilar adalah bertahan karena cinta. Ketika pondasi menginginkan kekokohan penyangga, ketika rangka dan bahan baku lainnya membutuhkannya sebagai penunjang harmoni keindahan, ketika atap tak mungkin mampu menaungi tanpa ditopang olehnya. Maka pilar harus tetap tegak dan setia menyangga walau kian banyak keropos yang menggerogoti tubuh bangunan ini.
Saudaraku…
Malam ini, saat kau merasa punggungmu kian pegal sementara kerja dan usahamu seolah gagal hingga menambah rasa jenuh dengan aktifitas perjuangan yang seolah monoton maka hadirkan cinta diantara nafas lelahmu, biarkanlah cinta mengalir keseluruh aliran darahmu, memompa semangatmu dan menghadirkan kembali cita besar kita, agar tak usang dimakan waktu.
Edisi Muhasabah Untukmu aktivis Dakwah
Cinta | Kerja | Harmoni
Aliya Zahra | @ArniSmarthttp://lifestyle.kompasiana.com