PKS Berpeluang Menjadi Pemenang Pemilu 2014
By: admin
Sabtu, 27 April 2013
0
M Nasruddin
Kolomnis BeningPost
pkssiak.org - Indo Barometer baru saja merilis hasil survei mengenai elektabilitas 
parpol saat ini, atau hanya sekitar satu tahun menjelang Pemilu di 
gelar. Dalam survei yang disponsori oleh PDIP tersebut PDIP dan Golkar 
berturut-turut menduduki posisi pertama dan kedua dengan perolehan 
masing-masing 18.8% dan 17.5 %.
Hal  menarik dari hasil survei tersebut adalah Partai Demokrat dan PKS terpuruk dengan perolehan masing-masing 4.8% dan 1.9%. 
Angka perolehan PD yang hanya 4.8%, anjlok dari hampir 21% pada pemilu 
2009, mungkin tidak terlalu mengejutkan mengingat mega skandal korupsi 
Hambalang yang mendera partai ini dan menyeret sejumlah petinggi partai 
termasuk sang Ketum cerdik Anas Urbaningrum.
Perolehan PKS hanya 1.9%? BeningPost meragukan hal ini. Meskipun PKS 
sendiri tengah pusing dengan skandal suap impor sapi yang juga menggusur
 presiden alias ketumnya Luthfi Hasan Ishaq (LHI), PKS adalah partai 
kader yang memiliki captive market sendiri sehingga partai yang juga 
mengklaim partai dakwah ini tidak akan pernah benar-benar terpuruk. 
Malah saya memperkirakan PKS akan menjadi pemenang di Pemilu 2014 dengan
 beberapa alasan.
Pertama, PKS adalah partai yang ideologinya benar-benar bisa 
menggerakkan. Dalam beberapa kolom sebelumnya saya menyebut bahwa PKS 
yang memiliki basis pendukung Islam Sunni-Wahabi konservatif sangat 
mirip dengan Partai Republik di AS yang mengandalkan dukungan basis 
utama kelompok Kristen kulit putih konservatif. 
Fakta sejarah menunjukkan, sejatuh-jatuhnya Partai Republik, mereka 
selalu berhasil menghimpun kekuatan untuk bisa bangkit kembali dan 
merebut kekuasaan dari Partai Demokrat [AS bukan Indonesia].
Salah satu faktor penentunya adalah kekuatan ideologi kelompok ultra 
konservatif, di samping sokongan dana dari kelompok superkaya yang 
secara tradisional lebih condong memilih Partai Republik. Partai 
Demokrat kini bisa mengimbangi Partai Republik di pemilu-pemilu karena 
mereka juga memiliki dukungan dari kelompok ultra-liberal dan sokongan 
dana dari miliuner-miliuner perusahaan teknologi dan selebriti/pengusaha
 Hollywood yang merasa terancam dengan agenda-agenda kelompok 
konservatif.
Kedua, PKS jauh mengungguli PD dalam crisis management. Ketika PD 
bertindak sangat lambat dalam menangani kasus korupsi Hambalang, 
terutama dalam hal penggusuran Anas, PKS bertindak sangat cepat dalam 
menangani kasus skandal suap impor sapi yang melibatkan LHI.
Tanpa harus menunggu lama dan melakukan tindakan cover-up, LHI langsung 
diminta mengundurkan diri, kemudian PKS melakukan tobat nasional dan 
memanfaatkan momentum Milad ke-15 di Semarang untuk konsolidasi 
internal. Tindakan cepat ini merupakan langkah cerdas untuk memulihkan 
citra partai. Saya pribadi yang apatis dengan semua parpol angkat topi 
dengan langkah PKS ini.
Ketiga, keberhasilan PKS memenangkan pilkada Jabar dan Sumut menjadi 
sumber energi baru bagi 'the base' alias basis pendukung PKS yang sempat
 nglokro. Dengan keberhasilan di dua Pilgub basis pendukung PKS kini 
memiliki semangat penakluk ala Janghis Khan. Bahkan PKS kabarnya optimis
 bisa memenangkan Pilgub Jateng karena sukses menggaet Wagub Jateng dan 
'kader yang terbuang' dari PDIP, Rustiningsih, sebagai vote getter.
Dengan ketiga faktor di atas, dan beberapa faktor lain yang saya akan 
coba bahas di kolom mendatang, saya berani mengatakan PKS bisa menjadi 
pemenang pemilu di 2014.
'Pemenang' di sini bukan berarti PKS akan memperoleh kursi terbanyak di 
pemilu legislatif, atau kader PKS akan memenangi pilpres 2014. PKS 
hampir mustahil meraih kursi terbanyak di parlemen atau manjadikan Anis 
Matta atau Hidayat Nurwahid menjadi presiden. Tapi PKS bisa meraih kursi
 signifikan--8% - 10%-- di parlemen sehingga capres dari partai manapun 
mau berkorban apa saja untuk menggaet PKS demi mencapai treshold capres 
20%.
Dalam pemilu AS, PKS bisa seperti negara bagian Ohio. Dengan electoral 
vote hanya 18, jauh lebih rendah dari Florida dengan electoral vote 29, 
Ohio menjadi negara bagian kategori swing state yang paling menentukan 
dari sekitar 10-12 swing states atau battleground states dalam pilpres 
AS.
Jika pilpres AS 2012 yang melibatkan 50 negara bagian diibaratkan perang
 maka perang yang sebenarnya hanya terjadi di Florida, Ohio, Nevada, 
Colorado, Iowa, Michigan, Virginia, Pensylvania, Wisconsin, North 
Carolina and New Mexico. Dan peperangan berakhir ketika hasil quick 
count menunjukkan Obama menang tipis atas Romney di Ohio.
Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi PKS untuk bisa menjadi seperti 
partai penentu seperti halnya Ohio. Saya akan akan mencoba membahas 
dalam kolom-kolom mendatang.
Atau mungkin pembaca BeningPost dari lingkaran dalam PKS tertarik untuk 
mendiskusikan hal ini sambil ngopi-ngopi di kantor redaksi BeningPost? 
Mari.  
DPD PKS Siak - Download Android App


