PKS: Dorong Transportasi Massal untuk Mengurangi Subsidi BBM
By: Abul Ezz
Senin, 01 April 2013
0
JAKARTA – Pemerintah terlalu lamban membangun dan mengembangkan
transportasi massal seperti jaringan kereta api baru, monorel dan mass
rapid transport (MRT) untuk mengurangi kemacetan. Inilah yang memicu
tingginya alokasi dana subsidi BBM karena masyarakat memilih menggunakan
kendaraan pribadi dengan alasan layanan transportasi massal masih buruk
dan terbatas.
Demikian disampaikan Anggota Komisi V dari Fraksi PKS, Yudi Widiana Adia
menanggapi keinginan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang terus
membengkak. Harus diakui, kenaikan subsidi BBM ini menyebabkan anggaran
fiskal membengkak dan menyebabkan defisit neraca perdagangan, namun
tidak berdampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Semua itu akibat strategi yang salah dalam hal kebijakan transportasi,” tegas Yudi.
Lebih lanjut, jata Yudi, seandainya pemerintah berani jor-joran untuk
menginvestasikan dana APBN untuk membangun infrastruktur dan layan
transportasi massal yang aman, nyaman, manusiawi, terjangkau dan
integratif, pemerintah nggak perlu teriak-teriak soal subsidi BBM yang
terus membengkak.
“Keinginan kita semua adalah perbaikan infrastruktur transportasi
massal. Kami selalu dorong pembangunan transportasi massal seperti
jaringan kereta api baru maupun MRT. Ini tentu saja akan menghemat
subsidi BBM karena rakyat lebih menyukai transportasi massal ketimbang
terjebak dalam kemacetan,” kata Yudi di Jakarta, Sabtu (30/3).
Meski telat, Yudi mengapresiasi keputusan pemerintah yang memutuskan
beban pembiayaan MRT yang ditanggung pemerintah pusat sebesar 49 persen
dan pemerintah provinsi DKI Jakarta sebesar 51 persen. Awalnya,
komposisi pembiayaan pembangunan infrastruktur mass rapid transit (MRT)
adalah 42:58, yakni 42 persen biaya ditanggung pemerintah pusat,
sedangkan 58 persen ditanggung Pemerintah Provinsi DKI.
Dengan komposisi baru itu, beban Pemprov DKI Jakarta sedikit berkurang
meski tetap lebih besar dibandingkan dengan pemerintah pusat.
Sebelumnya, komposisi yang diusulkan Jokowi adalah 60 persen pusat dan
40 persen DKI Jakarta.
“Infrastruktur Indonesia ini masih rendah, sehingga akan kami dukung
proyek-proyek infrastruktur lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
lebih tinggi,” tambahnya.
Seperti diketahui, subsidi pada APBN 2013 sebesar Rp 317,2 triliun, naik
29,4 persen dari Rp 245,1 triliun di APBNP 2012. Subsidi energi
mencapai Rp 274,7 triliun yang merupakan komponen subsidi.
Dari jumlah tersebut, subsidi BBM mencapai Rp 193,8 triliun, naik 41,1
persen dari tahun sebelumnya. Sementara subsidi listrik mencapai Rp 80,9
triliun, naik 24,6 persen dibanding tahun lalu. Dengan pembangunan
transportasi massal tersebut diharapkan dapat mengurangi subsidi BBM
yang terus membengkak.
*http://tajuk.co/2013/03/dorong-transportasi-massal-untuk-mengurangi-subsidi-bbm/
DPD PKS Siak - Download Android App