Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Anak Lelakiku...| Kisah Nyata

Anak Lelakiku...| Kisah Nyata


By: Abol Ezz Minggu, 19 Mei 2013 0

pkssiak.org - Sore hari Bandara Batam sepi. Bang Mardun sopir pelabuhan keluar dari toilet, berpapasan denganku saat aku juga baru selesai Sholat Ashar di Musholla. 

"Assalamu'alaikum, Bang," ucapnya sambil menggenggam tanganku erat-erat. Akupun menjawab salamnya.


"Kebetulan nih Jumpa Abang,Ngopi yuk!, ada yg mau aku ceritakan," ajaknya lagi.
Kamipun jalan bersama masuk kesebuah kantin. Nampaknya Ia membawaku duduk di sudut." Begini loh Bang, anak lelaki kami sudah hampir setahun ini lulus dari SLTA. Tidak melanjutkan kuliah, juga belum kunjung bekerja," Bang Mardun mengawali kisahnya. "Hampir setiap malam Ia pulang dalam keadaan mabuk. Bangun tidurnya siang sekali. Kadang tak sempat mandi langsung makan dan pergi entah kemana. Selalu seperti itu," katanya.

Aku manggut-manggut saja mendengarkan.

"Saya sendiri mulai nambang Taxi selepas Shubuh, lalu kembali jauh malam. Hingga jarang sekali bisa menjumpainya. Semua itu Ibunya yang melapor kepadaku," jelasnya lagi seraya menyeruput kopi.

"Apakah Abang sudah coba menegurnya,"tanyaku.
"Selama ini memang Ibunya saja yang menegurnya,".
"Lalu responnya gimana?".
"Katanya Ia tdk pernah menjawab. Melainkan masuk kamar lalu menyetel Tape Recorder dengan volume besar.
Akhirnya Ibunya cuma bisa menangis".Ujar Bang Mardun dengan suaranya yang mulai bergetar.

"Abang sendiri nggak pernah mencoba menegurnya langsung," Kali ini aku bertanya sambil merubah duduk lurus memandang matanya.
"Itulah Bang Antho masalahnya, aku perlu saran Abang,"ungkapnya.

Sebenarnya Bang Mardun sudah berusia 53 tahun. Artinya Ia lebih tua dariku. Tapi sejak pertama kali mengenalnya, Ia memang selalu memanggilku Abang, seperti halnya aku memanggilnya. Ia seorang pekerja keras. Seluruh waktunya nyaris habis untuk mencari uang. Sedikit sekali ia bersama keluarga, selain pulang ke rumah hanya untuk tidur dan ganti pakaian.

Penampilannya terkesan lusuh dengan wajah pucat menunjukkan kelelahan yang sangat. Suatu malam, kusempatkan pulang lebih awal. Sampai akhirnya kudengar juga deru motornya parkir di halaman.

"Anak lelakiku itu pulang dalam keadaan mabuk," Bang Mardun melanjutkan ceritanya. "Bangkit juga kemarahanku. Karena kupanggil berulang-ulang, Ia seakan tidak mendengar. Bahkan berlalu dihadapanku dengan sikap yang tidak sopan"


"Lalu...," tanyaku tak sabar.
"Ku tarik kerah bajunya dan ku tempeleng. Ia terhumbalang jatuh dan tegak lagi menuju dapur. Selang kemudian ia kembali dengan membawa parang dan mengejarku"
"Terus Bang?"


Bang Mardun mematahkan rokok yang tengah dihisapnya ke asbak,"Akupun akhirnya lari tunggang langgang keluar rumah. Tubuhnya sudah lebih besar dan tinggi dariku. Terlebih Ia terus mengejarku dengan parang yang begitu kuat digenggamnya. Istriku menjerit histeris ketakutan. Seluruh tetangga berhamburan datang ke rumah kami. Sementara anak lelakiku berteriak-teriak mengeluarkan makian kotor kepadaku. Kepadaku Bang! Kepada Ayah yang pernah membesarkannya. Apa yang harus aku lakukan Bang? Berikan aku Nasehat, Aku lelah, aku Capek," suara Bang Mardun nyaris tak terdengar.

Aku sendiri pun bingung menyikapi kegelisahannya. Sampai akhirnya aku bertanya,"Apakah Bang Mardun mengerjakan Sholat," tanyaku seraya memegang bahunya.
Bang Mardun terdiam. 


"Bagaimana Abang bisa dipatuhi oleh anak bahkan mungkin Istri Abang. Kalau Allah saja yang memberikan segalanya, tidak Abang patuhi. Padahal hanya Allah yang memegang semua hati, seluruh urusan"

Beberapa saat Bang Mardun diam tertunduk. Ada airmata yang mengalir. Ada kekerasan yang mencair. Diambilnya tissue guna menyeka matanya yang kian basah. Ia lalu beranjak membayar minuman ke kasir.

"Terima kasih Bang.."Ucapnya kemudian pamit.

Batam, 30 April 2013


 




 Antho Bandara - 081277018244
[pkssumut] 


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar