"Mengapa PKS Sulit Dilemahkan?"
By: Abul Ezz
Minggu, 19 Mei 2013
0
"Mengapa PKS Sulit Dilemahkan?"
Oleh: Achmad Siddik
pkssiak.org - PKS lagi, PKS lagi. Semua orang tak berhenti membicarakan PKS. Semua 
kanal media rasanya tak afdlol tanpa menjadikan PKS sebagai berita, baik
 Headline maupun berita tambahan. Tak hanya itu, tema apapun yang 
melekatkan nama PKS selalu disimak atau minimal di klik oleh pembaca. 
Saya sendiri jadi tertarik menjadikan PKS sebagai bahan tulisan karena 
fenomenanya telah menjadi sumber yang bisa dibahas dari segalan sisi.
Mengapa PKS begitu disorot? Apakah PKS sengaja dijadikan obyek 
pengalihan isu dari isu-isu besar negara ini seperti korupsi di kalangan
 pejabat dan lembaga pemerintah, narkoba, terorisme dan isu lain. Apakah
 karena PKS yang menjadikan moralitas dan dakwah dalam agenda politiknya
 mengancam partai politik lain? Apakah karena PKS lantang menyuarakan 
aspirasi sebagian besar rakyat terkait pengusutan kasus korupsi, 
kenaikan BBM, penguatan KPK, dll? Apakah karena PKS di beberapa daerah 
berhasil “merebut” tampuk kepemimpinan melalui pilkada? Saya yakin 
banyak hal lain yang menjadi alasan mengapa PKS tak akan lepas dari 
sorotan media.
Sebelum berisik media terkait kasus dugaan suap impor daging yang 
menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, ada dua kasus lain 
untuk  melemahkan partai dakwah ini. Kasus tersebut mendominasi 
pemberitaan  saat itu. Misbakhun, mantan anggota Fraksi PKS yang diduga 
terlibat pemalsuan surat gadai untuk mendapatkan kredit dari Bank 
Century dalam waktu sangat singkat ditetapkan jadi tersangka, 
dipenjarakan dan disidang. Hasil persidangan mengagetkan banyak orang, 
Misbakhun tidak bersalah dan divonis bebas (Baca detik.com : PK Diterima MA Misbakhun Diputus Bebas )
Kemudian, kasus “video” dari Arfinto, salah satu anggota DPR dari FPKS 
telah membuat geger dunia politik dalam negeri. Namun PKS bisa 
mengatasinya dengan permohonan  maaf dan pengunduran diri Arifinto. 
Kasus video Arifonto ini banyak kejanggalan dimana demikian 
“professional” nya media mendapat bidikan kegiatan Arifinto di sidang 
paripurna padahal ada ratusan anggota dewan lain yang ada di ruangan 
itu. (baca tulisan kompasianer : Mafia Wartawan : Studi Kasus Arifinto )
Pengunduran diri Luthfi Hasan Ishaq (LHI) pasca penetapan dirinya 
sebagai tersangka oleh KPK atas dugaan suap kuota impor daging menjadi 
drama pelemahan PKS berikutntya. Apa yang dilakukan PKS? PKS menjawabnya
 dengan segera mengganti LHI dengan Muhammad Anis Matta sebagai Presiden
 PKS melalui keputusan Majelis Syuro PKS. Proses pergantian pimpinan 
partai di Indonesia yang paling cepat ini, diisi oleh orasi politik Anis
 Matta yang menurut banyak ungkapan pendukung PKS sebagai Orasi yang 
Cetar Membahana. Orasi ini diyakini kader dan pendukung PKS mampu 
membalikkan dugaan banyak pengamat politik bahwa PKS makin lemah,  akan 
jatuh dan sulit bangkit lagi. Faktanya PKS mampu bangkit dan menjadi 
kontributor paling signfikan dalam kemenangan Pilgub di Jawa Barat dan 
Sumatera Utara.
Kasus LHI terus menggelinding bak bola salju. Dugaan suap yang menjerat 
LHI akhirnya melebar ke kasus pencucian uang. Media meledakkan kasus ini
 dengan bumbu-bumbu perempuan seksi yang terkait denga Ahmad Fatanah. 
Puncaknya, media memiliki celah kembali lewat aksi security PKS yang 
menolak penyitaan mobil yang diduga hasil pencucuian uang oleh KPK. KPK 
yang tidak bisa menyita mobil di area kantor DPP PKS dikesankan sebagai 
perlawanan oleh PKS oleh media. Munculllah headline “PKS melawan”  dan 
“KPK vs PKS”.  PKS seolah  dalam pusaran badai yang semakin terjepit. 
PKS mengakhiri pusaran badai berita “perlawanan” itu dengan penyerahan 
mobil-mobil tersebut dengan aman dan damai karena KPK membawa 
surat-surat yang seharusnya tersedia saat melakukan penyitaan.
Sampai kemudian acara yang banyak menyita pemirsa  televisi di 
Indonesia, Indonesia Lawyer Club menayangkan talkshow dengan tema “Uang 
Daging Mengalir Kemana” publik sebagai beranggapan PKS akan “dibantai” 
di acara ini. Hasilnya diluar dugaan, para pakar dan sebagian besar 
peserta ILC justru memandang kasus pencucian uang yang disangkakan ke 
LHI terkandung muatan politis dan makin mengesankan KPK melakukan aksi 
“Tebang Pilih”.  PKS tidak sampai menjadi bulan-bulanan dan justru 
berbalik, posisi KPK menjadi tersudut.
Pelemahan PKS akan memuncak pada persidangan yang mengagendakan 
kesaksian Ahmad Fathanah (AF) pada jumat, 17 Mei 2013. Ahmad Fathanah 
yang merupakan kunci “pelemahan” PKS yang selama ini dijadikan sumber 
oleh KPK justru bersaksi meringankan pada sidang tersebut. Bahkan AF 
menyatakan permintaan maaf pada PKS karena ikut menyeret partai tersebut
 dalam kasus yang tidak ada kaitannya dengan partai berlambang bulat 
sabit dan padi emas itu. (Baca kompas.com Fathanah Minta Maaf pada PKS )
 Lagi-lagi PKS tidak jadi lemah. Justru pasca kesaksian AF ini, moral 
PKS termasuk kadernya semakin tinggi dan keyakinan akan bebasnya LHI 
semakin besar. Beberapa akun twitter yang sempat terlintas di TimeLine 
dam dua hari terakhir, banyak kicauan yang menabalkan tagar #BebaskanLHI. Lagi-lagi untuk  yang kesekian kalinya, PKS gagal dilemahkan.
Mengapa PKS sulit dilemahkan dengan berbagai skenario, yang diyakini 
oleh pimpinannya sebagai upaya “Konspirasi” ini? Akan sangat banyak 
analisa yang akan terangkai dalam tulisan dan  pembicaraan bila menjawab
 pertanyaan tersebut. Karena saya bukan pengamat politik, saya tak bisa 
mengulasnya dari sisi politik. Saya bukan pakar komunikasi politik, jadi
 saya takkan memaksakan diri menganalisa dari sisi itu. Saya hanya warga
 negara biasa yang peduli akan keadilan hukum dan persatuan bangsa.
Satu hal yang perlu dicamkan banyak orang, bahwa ada “campur tangan” 
lain yang mungkin terlewatkan oleh pihak-pihak yang selama ini punya 
upaya pelemahan tesebut. Kader-kader PKS dan sebagian masyarakat yang 
mendukung PKS, sangat yakin, bila PKS masih jujur dan berada pada jalaur
 yang lurus dalam mengemban amanah, Tangan Tuhan akan menjadi pelindung 
mereka. Skenario Tuhan yang belum menginginkan PKS lemah dan hancur 
sangat diyakini oleh para pendukung PKS. Keyakinan spriritual inilah 
yang akan terus menjadi amunisi terhebat yang dimiliki oleh PKS dan 
banyak orang juga yakin dengan kekuatan ini.
Skenario Tuhan akan membalikkan semua niat buruk dan upaya jahat 
manusia. Maka kita bisa lihat, orang-orang zaman Orde Baru yang menjadi 
tahanan politik karena menjadi pihak yang kritis, justru menjadi tokoh 
penting di era reformasi. Mereka yang berjuang masih pada jalan yang 
benar dan lurus, meski dengan tipu muslihat dan kelicikan, takkan pernah
 merasa takut dan lemah hanya karena pengapnya penjara, tikaman fitnah 
dan penghancuran nama baik. Orang-orang yang berjuang dengan tetap 
mengedepakan moral pasti meyakini adanya “skenario-Nya” yang lebih indah
 pada akhirnya.
Dimanapun kita berjuang, apapun partai dan media perjuangannya, jangan 
lupa akan ”skenario-Nya” yang takkan mampu dilawan oleh kekuatan tirani 
bahkan konsprasi sekalipun. Satu syarat, kita perlu dekat sedekat 
dekatnya dengan Tuhan agar DIA berkenan memberi “skenario” yang indah 
pada ujungnya. Satu syarat lagi,  sadarilah bahwa kita juga tak lepas 
dari salah dan khilaf kemudian melakukan pertaubatan yang telah kita 
ikrarkan. Bukan pertaubatan yang kamuflase yang diikrarkan ke berbagi 
kanal media namun abai melakukannya secara nyata dalam kehidupan 
sehari-hari.
Salam keadilan!
*http://politik.kompasiana.com/2013/05/19/mengapa-pks-sulit-dilemahkan-561369.html
DPD PKS Siak - Download Android App
 


