Tiga Kekuatan PKS Untuk Masuk 3 BESAR
By: Abul Ezz
Senin, 06 Mei 2013
0
* Penulis: Deddy Kurniawan
pkssiak.org - Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca di salah satu website mengenai tulisan seorang teman yang berpendapat kasus kriminalisasi terhadap LHI bisa berdampak positif terhadap citra PKS jika ternyata kasus ini dilatarbelakangi motif politik kelompok tertentu untuk menghabisi eksistensi PKS. Istilah populernya korban penzalimanlah. Berbicara mengenai hal ini, jadi teringat akan kasus Inul Daratista yang merasa “terzalimi” dengan aksi Raja Dangdut Rhoma Irama atau Bapak SBY yang mengundurkan diri dari Kabinet Gotong Royong karena perlakuan yang kurang mengenakkan dari Eks Presiden Ibu Megawati ketika itu.
Ada baiknya, melihat kutipan hadist berikut ini :
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Apabila sesuatu menimpamu janganlah berkata, ‘Seandainya dahulu aku berbuat demikian niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah, ‘Itulah ketetapan Allah dan terserah Allah apa yang dia inginkan maka tentu Dia kerjakan.’ Dikarenakan ucapan ’seandainya’ itu akan membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)
Yang patut digarisbawahi adalah kalimat “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang yang lemah”. Kata lemah di sini lebih menunjukkan kepada lemah mental spiritual ketimbang lemah secara fisik.
Memang pada awal kasus ini bergulir, saya melihat PKS merasa sebagai pihak yang “terzalimi” dengan adanya statement politik dari elite partai bahwa LHI adalah “korban konspirasi” dari otoritas penguasa. Statement itu kemudian menjadi olok-olok sejumlah kalangan baik dari media massa, cetak dan elektronik terutama media online. Pembenaran mengenai masalah “korban konspirasi” ini mari kita lihat saja pada proses hukum yang sedang berjalan nanti. Menurut saya pernyataan tersebut tak lebih dari sekedar efek kejut atas sesuatu yang terjadi seperti seorang ibu yang kaget ketika mendapati anaknya diduga mengambil sejumlah uang milik orang lain. Tambahan lagi penyebutan PKS sebagai “pihak yang dizalimi” cenderung didefinisikan sebagai suatu kelemahan, kekurangan, minta belas kasihan atau simpati orang lain. Hal yang sangat kontradiktif jika sebuah partai berkeinginan menjadi partai “kuat”.
Yang patut dicatat adalah peristiwa yang terjadi setelah itu yang mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Beberapa hal inilah yang sebenarnya menunjukkan “kekuatan” dari partai ini.
Yang pertama; sikap legowo elite partai. Pengunduran diri mantan Presiden PKS Bapak LHI setelah ditahan oleh pihak KPK, dilanjutkan dengan pengangkatan Bapak Anis Matta sebagai Presiden baru PKS. Demi membangun kembali citra positif partai yang tercoreng akibat dugaan kasus korupsi dan untuk mensolidkan para kader pada tingkat grass root, Anis Matta sampai perlu melepaskan kursinya sebagai wakil ketua DPR. Sulit dipercaya sebuah jabatan bergengsi yang diperebutkan banyak orang “dilepas” begitu saja. Banyak orang sampai berani menggadaikan seluruh harta kekayaannya demi mendapatkan “sebuah kursi” di DPR. Tak jarang sampai mengajukan pinjaman hutang kepada sejumlah pihak terutama bank untuk mendapatkan “sebuah kursi”. Bahkan ketika gagal untuk mendapatkan “sebuah kursi” tak sedikit dari mereka yang bertingkah laku “tidak waras” atau nyaris gila. Tidak hanya itu, beberapa menteri yang sudah mendapatkan tempat di kabinet ternyata masih ada yang memiliki rangkap jabatan terutama di struktural partai.
Hebatnya lagi regenerasi pimpinan partai berjalan mulus tanpa ada keributan masalah jabatan, suatu hal yang sangat jarang terjadi di era demokrasi ini. Dari pengunduran Presiden PKS, pengangkatan Presiden baru PKS, pengunduran diri presiden baru PKS dari jabatan wakil ketua DPR serta penunjukkan wakil ketua DPR yang baru berjalan aman-aman saja tanpa kericuhan sama sekali. Gonjang-ganjing yang menimpa partai ini ternyata tidak mengganggu harmonisasi sesama elite partai yang menandakan kedewasaan politik mereka.
Langkah Presiden PKS terpilih ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung.
“Saya juga pernah lakukan itu, Pak Idrus juga pernah. Itu bagus demi konsentrasi bertugas di partai,” kata Pramono di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/2).
Yang kedua; sikap loyalitas para kader dan simpatisan. Walaupun partainya menjadi “bulan-bulanan” sejumlah media massa serta sejumlah pakar politik dan sosial. Kader PKS di tingkat bawah tidak langsung patah semangat dan tidak percaya begitu saja terhadap berita-berita yang berkembang yang cenderung menyudutkan partai mereka. Indikasinya bisa dilihat dari kunjungan Presiden baru PKS ke berbagai daerah yang mendapat sambutan luar biasa dari para kader dan simpatisan. Yang paling spektakuler adalah kemenangan dua kader PKS di Pilkada Gubernur dua daerah pemilihan Jawa Barat dan Sumatera Utara. PKS memang bukan partai dominan di daerah itu, tapi tanpa kesolidan para kader sulit mencapai kemenangan itu.
Yang ketiga; prestasi para kader PKS. Ini yang jarang terpublikasi oleh media. Ketika sejumlah media sibuk membicarakan kasus hukum LHI dan stigma buruk tentang PKS lainnya, banyak yang tidak mengetahui bahwa di saat yang bersamaan seorang Kader PKS Gubernur Sumatera Barat Bapak Irwan Prayitno meraih penghargaan peringkat terbaik I Anugrah Pangripta Nusantara Utama, dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah Daerah 2013 kategori provinsi kelompok B atau APBD-nya masih kecil. Sangat disayangkan sekali pencapaian prestasi-prestasi yang diraih oleh kader PKS sering luput dari perhatian kita bahkan oleh para kader dan simpatisan PKS sekalipun.
http://www.islamedia.web.id/2013/05/sumbar-terbaik-pertama-penyusunan.html
Bapak Presiden SBY juga menunjukkan apresiasinya dengan memberikan Bapak Irwan buku data dan informasi pembangunan Indonesia 2004-2012. Gubernur lain yang mendapatkan buku langsung dari Presiden adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang juga merupakan kader PKS.
Kader PKS lainnya yang banyak mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri adalah Ahmad Heryawan dan Nur Mahmudi Ismail.
http://www.dakwatuna.com/2012/12/19/25594/ini-dia-91-penghargaan-yang-diraih-gubernur-jabar-ahmad-heryawan/#axzz2SUjmLnAs
http://zaharafina.blogspot.com/2012/09/dia-lah-sosok-teladan-itu-nurmahmudi.html
Dengan adanya kasus kriminalisasi LHI, justru Allah SWT memberikan cobaan agar PKS bertambah kuat. Mari belajar dari Ikhwanul Muslimin (cikal bakal embrio PKS) di Mesir yang mengalami tekanan lebih dashyat dari PKS. Pemimpinnya dibunuh, mengalami penyiksaan berat, dicekal dan dipenjarakan, organisasinya dibubarkan. Toh berkat kesabaran dan selalu istiqomah akhirnya Ikhwanul Muslimin “dimenangkan” oleh Allah SWT untuk memimpin mesir. Presiden Mesir sekarang Muhammad Mursi juga merupakan mantan aktivis yang dijebloskan ke penjara. Perjalanan PKS memang belum sepanjang organisasi Ikhwanul Muslimin yang sudah banyak makan asam garam di dunia politik. Seiring dengan perjalanan waktu makin banyak hambatan dan rintangan yang menghadang di jalan, jika mampu melewatinya maka PKS akan bertambah kuat dan diperhitungkan. Insyaallah akan terbukti.
Wallahualam
* Judul Asli : Masuk 3 Besar Pemilu 2014? Mengapa Tak Mungkin? PKS Memang Partai “kuat”
http://politik.kompasiana.com
DPD PKS Siak - Download Android App