pkssiak.org, Jakarta
– Anggota Tim Pengawas Bank Century DPR RI, Bambang Soesatyo menilai
penggelontoran dana talangan (bail out) Bank Century penuh tipu
muslihat. “Bukan apa-apa, berdasarkan analisis yang diajukan Halim
Alamsyah, justru tak tampak jika Bank Century adalah bank gagal yang
berdampak sistemik,” ujar Bambang di Jakarta, Senin, (1/7). Sebaliknya,
tutur politisi Golkar yang akrab disapa Basat ini, Bank Century nyaris
tak punya pengaruh berarti terhadap institusi keuangan, pasar keuangan,
infrastruktur keuangan, dan terhadap sektor riil.
Anggota Komisi III ini juga mengungkapkan kekecewaan Gubernur Bank
Indonesia, saat itu, Boediono. “Gubernur Boediono pun kecewa. ‘Apa yang
lainnya gak ada?’” kata Bambang menirukan ucapan Boediono dalam Rapat
Dewan Gubernur berdasarkan rekaman dan notulen yang diserahkan Timwas
DPR ke KPK.
Menurutnya, kekecewaan Boediono tersebut disampaikan setelah
menyaksikan sejumlah indikator yang ada yang justru memperlemah anggapan
bahwa Bank Century berdampak sistemik. Kekecewaan Boediono tersebut
ditimpali Miranda Goeltom, ketika mempresentasikan soal matriks analisis
dampak sistemik.
Menurut Miranda, ucap Bamsat, matriks itu justru menampilkan
kesimpulan bahwa kasus Bank Century tak ada apa-apanya. Kemudian
Boediono mengatakan, “Kesimpulannya, gak ada apa-apanya..” Kemudian
Muliaman Hadad pun melontarkan usul, “Matriks ini dilepas saja..” “Ya
lepas aja..” ujar Boediono.
Begitulah, para pejabat BI yang berlatar akademis dan sangat mumpuni
ternyata hanya mampu bermain “othak-athik gathuk” dalam menentukan
status sistemik bagi Bank Century. Tampilan data dan analisis yang tidak
menyenangkan, mereka buang begitu saja. Dalam rapat itu, Miranda
menyatakan, “Masa dari lima kriteria, hanya satu yang (ada) keterkaitan
(dengan sistemik).. Ya dianggap nggak ada urusan apa-apa..”
Kemudian, kata Bamsat, atas inisiatif Halim Alamsyahn ditambahkanlah
aspek psikologi pasar tanpa permodelan dan perhitungan akurat. Cerita
selanjutnya kita sudah tahu, yakni negara harus merogoh kocek Rp 6,7
triilun untuk Bank yang amburadul itu. Dalam konteks pencairan dana
talangan Century, kata Bamsat, ada bocoran informasi bahwa dana tunai
yang begitu besar jumlahnya itu harus diambil dari gudang Bank Indonesia
(BI). Itu sebabnya, dalam penggeledahan di BI baru-baru ini, KPK
disarankan fokus juga pada upaya mendapatkan buku log pengeluaran dana
talangan Century plus CCTV.
“Mana tahu dari penelusuran (follow the money) itu, khususnya aliran
dana yang berasal dari deposito jumbo Budi Sampoerna, ditemukan
nama-nama orang penting yang pernah disebut-sebut mantan Ketua Umum
Partai Demokrat, Anas Urbaningrum secara tertutup kepada Timwas
Century,” pungkasnya.