Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » "My Heart Will Go On..." | Refleksi Pemilu 2014

"My Heart Will Go On..." | Refleksi Pemilu 2014


By: Abol Ezz Kamis, 17 April 2014 0



pkssiak.org - Oleh: Eko Jun
eko.jun.5 on Facebook

Selain ikut mengawal rekap perhitungan suara, beberapa hari terakhir kami juga menyempatkan diri untuk banyak bersilaturahim. Baik kepada relawan untuk mengevaluasi apa dan bagaimana yang terjadi di hari H, maupun kepada beberapa keluarga dan rekan sejawat yang berhasil kami diidentifikasi sebagai relawan caleg partai lain. Setidaknya, kami ingin tahu mengapa mereka tidak mendukung kami dalam pemilu 2014 ini.

Ternyata, mayoritas mereka tidak ada urusan dengan gonjang-ganjing PKS yang terjadi di Jakarta. Jadi, hiruk pikuk kasus Ahmad Fathanah dan LHI tidak banyak berpengaruh di level grass root. Kecuali versinya pengamat politik, pegiat LSM dan ahli diskusi lainnya. Penyebab mereka tidak memberikan dukungan terhadap kami malah cukup sepele, namun bagi kami sedikit menyakitkan.

Ada yang merasa kurang mendapatkan perhatian. Tidak dimasukkan sebagai tim pemasangan atribut dan tidak mendapatkan jatah kaos pemilu. Dalam hati, ada kata yang sulit terucap “Bukankah selama tiga tahun terakhir kami sudah memberimu parcel dan baju koko jelang lebaran?”

Ada yang merasa tidak dilibatkan sebagai relawan. Kurang disilaturahimi dan tidak ikut kecipratan biaya operasional. Dalam hati, ada kata yang sulit terucap “Bukankah selama ini kami sudah sering memberikan santunan? Bukankah hutangmu masih cukup banyak dan kami sangat bersabar untuk tidak menagihnya?”

Ada yang merasa bahwa caleg lain lebih bisa jadi sandaran. Jelang pemilu, mereka datang memberikan bantuan seragam, memberikan semen dan memberikan uang kas. Dalam hati, ada kata yang sulit terucap “Bukankah jika ada warga yang sakit dan kena musibah kami yang memberikan bantuan? Bukankah kami juga banyak memfasilitasi penurunan program pembangunan dari pemerintah tanpa adanya potongan atau imbalan sedikitpun?”

Ada yang merasa bahwa jika PKS berkuasa maka kegiatan ormasnya akan dilarang. Tidak boleh yasinan, tidak boleh ziarah kubur dll. Dalam hati, ada kata yang sulit terucap “Bukankah kami adalah santrimu yang hafal yasin, shalawat nariyah dan ratibul hadad? Bukankah kami adalah cucumu yang biasa tahlilan di malam jum’at? Bukankah kami juga terbiasa ziarah kubur, mengakhiri qultum dengan shalawat dan menamai anak dengan tradisi membaca Al Barzanji?”

Hm... tiba-tiba kami jadi ingat dengan sosok jaksa Harvey Dent dalam film The Dark Knight. Hantaman bertubi-tubi dari Joker membuat dirinya berubah. Dari sosok ksatria putih kota Ghotam menjadi penjahat psikopat. Sesuatu yang sangat manusiawi dalam pandangan ilmu psikologi.

Tapi... sepertinya ada sosok lain yang lebih patut dijadikan panutan. Yap, Abu Bakar Ash Shidiq. Sepanjang tahun memberikan banyak perhatian dan santunan kepada Misthah. Saat fitnah mengenai ‘Aisyah ummul mukminin, ia bukannya meredam dan membela Abu Bakar. Malah sebaliknya, ia justru ikut mengobarkan bara fitnah menjadi semakin besar. Seolah lupa dengan segala hutang budi dan kebaikan Abu Bakar yang selama ini telah ia terima dan nikmati.

Sungguh sangat manusiawi jika Abu Bakar marah besar dan berjanji akan menghentikan segala santunan kepada Misthah. Namun, Abu Bakar adalah orang yang sempurna imannya. Abu Bakar kemudian berjanji akan terus memberikan santunan kepada Misthah karena ingin mendapatkan ampunan dari Allah. Seolah, tidak pernah terjadi apapun antara dirinya dengan Misthah.

Dalam hati, ada pinta yang sulit terucap “Ya Rabbi, berilah kami kekuatan untuk meniru jejak langkah Abu Bakar...” [pkssumut]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar