pkssiak.org, Mesir - Pemakaman seorang muslimah di Provinsi Fayoum yang tewas akibat peluru
aparat diiringi lautan manusia penentang kudeta junta militer di Mesir.
Muslimah syahidah bernama Ridha Dahisy tersebut tewas tertembak peluru aparat pendukung junta militer saat berpartisipasi dalam aksi demonstrasi menolak penggulingan Presiden Mursi.
Para pengunjuk rasa yang mengantar Dahisy ke peristirahatan terakhirnya mengutuk perbuatan aparat, terlebih korban dalam keadaan hamil dan meninggalkan lima anak yang masih perlu asuhan ibunya.
Para pengunjuk rasa mengiringi jenazah ‘syahidah Ridha Dahisy’ dengan orasi-orasi menolak junta militer: “Qishash…qishash…dakhiliah balthajiah…wa ya syahid nam wartaah…wehna nokemmel el-kifah.”
“Qishash…qishash (merujuk hukum qishash menuntut keadilan), polisi sudah menjadi preman (tidak melindungi warganya), tidur dan istirahatlah wahai jiwa yang syahidah, kami akan melanjutkan perjuangan (menentang junta militer). (islammemo/rem/dakwatuna)
Muslimah syahidah bernama Ridha Dahisy tersebut tewas tertembak peluru aparat pendukung junta militer saat berpartisipasi dalam aksi demonstrasi menolak penggulingan Presiden Mursi.
Para pengunjuk rasa yang mengantar Dahisy ke peristirahatan terakhirnya mengutuk perbuatan aparat, terlebih korban dalam keadaan hamil dan meninggalkan lima anak yang masih perlu asuhan ibunya.
Para pengunjuk rasa mengiringi jenazah ‘syahidah Ridha Dahisy’ dengan orasi-orasi menolak junta militer: “Qishash…qishash…dakhiliah balthajiah…wa ya syahid nam wartaah…wehna nokemmel el-kifah.”
“Qishash…qishash (merujuk hukum qishash menuntut keadilan), polisi sudah menjadi preman (tidak melindungi warganya), tidur dan istirahatlah wahai jiwa yang syahidah, kami akan melanjutkan perjuangan (menentang junta militer). (islammemo/rem/dakwatuna)