Setelah Jangkau 2,4 Juta, Tahun Ini Program Kemensos Targetkan Jangkau 3,2 juta Rumah Tangga Sangat Miskin
By: admin
Kamis, 15 Mei 2014
0
“PKH telah menjadi penanggulangan
kemiskinan yang mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, sekaligus memberikan
perlindungan terhadap anak dan perempuan, serta secara integratif dan
komprehensif mendorong terwujudnya kesejahteraan bangsa, ” kata Menteri Sosial
Salim Segaf Al Jufri seperti yang dilansir JPNN, Selasa (13/5).
Tahun lalu, lanjut dia, PKH telah
menjangkau 2,4 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) tersebar di 334
kabupaten/kota dan 2.843 kecamatan yang didukung oleh 11.132 tenaga pendamping di
seluruh Indonesia.
“Di tahun 2014 ini, PKH ditargetkan
sukses menjangkau 3,2 juta RTSM tersebar di 497 kabupaten/kota dan 3.342
kecamatan dan didukung 14.432 tenaga pendamping, ” harap Salim yang Senin
(12/5) menghadiri rapat koordinasi PKH di Palembang, Sumatera Selatan.
Terjadinya peningkatan dari
2013-2014, tidak hanya dari jumlah RTSM, jumlah sebaran di kabupaten/kota dan
kecamatan, tapi juga tenaga pendamping dari 11.132 menjadi 14.432 merupakan
konsekuensi rasional dari perkembangan PKH yang positif.
Peran tenaga pendamping PKH,
merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Sebab, peran
mereka sebagai ujung tombak dari sukses dan terselenggara dengan baik PKH di
lapangan, sekaligus bersentuhan langsung dengan masyarakat penerima manfaat.
“Peran pendamping adalah bagian yang
punya peran penting dalam terselenggara dengan baik PKH di lapangan, ” katanya.
Melalui PKH diharapkan mampu menekan
berbagai tindak kekerasan pada anak dan perempuan. Anak dan perempuan adalah
dua kelompok yang rentan terhadap berbagai tindak kekerasan di tengah
masyarakat.
Menurutnya, berbagai pertistiwa
baru-baru ini, merupakan realitas yang sangat memilukan semua pihak. Kekerasaan
terhadap anak dan perempuan tidak hanya terjadi di tengah masyarakat, tapi
terjadi juga di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan.
"Kekerasan terhadap anak dan
perempaun yang masif terjadi tersebut, dalam tiga jenis yaitu kekerasan fisik,
seksual, emosional serta kumpulan dari ketiganya," sebutnya.
Pada 2009, Kemensos, Unicef dan
Puska UI mensurvei pada rumah tangga terhadap kekerasan remaja usia 10-18
tahun, sekitar 40 persen di Aceh, 60 persen di Papua dan Jawa Tengah, 80 persen
di NTT dengan perbandingan 1 dari 4 remaja pernah mengalami satu atau lebih kekerasan
seksual.
Dua tahun kemudian, Pemda Papua
Barat, Papua, BPS, Unicef, Multi Indicator Cluster Survey/MICS di 6 kabupaten
di Provinsi Papua dan Papua Barat mendapatkan data, bahwa 4 dari 5 anak umur
2-14 tahun mengalami hukuman fisik dan emosional dengan pelaku orang tua atau
pengasuh.
“Ini benar-benar mengusik rasa
kemanusiaan, moralitas, serta tradisi ketimuran. Dengan PKH diharapkan selain
bisa meningkatan kesejahteraan, juga mampu menekan kekerasan pada anak dan
perempuan, ” ujar Mensos.
Dalam PKH penerima manfaat diberikan
penguatan kapasitas keluarga dalam bentuk sesi pengembangan keluarga, meliputi
empat aspek, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan dan perlindungan anak.
Sebagai bangsa yang majemuk,
Indonesia kaya dengan budaya dan warisan leluhur dalam bentuk kearifan lokal.
Sejarah mencatat kearifan lokal mampu menjadi benteng dari berbagai ekspansi
budaya luar yang tidak sesuai.
Setiap daerah terdapat dan
nilai-nilai kearifan lokal. Misalnya, di Maluku ada pela gandong, di Sumbawa
ada sabalong samalewa, di Jawa Barat ada silih asuh, silih asah dan silih asih,
serta di Poso ada sintuwu maroso dan sebagainya.
“Saya kira, melalui kearifan lokal
bisa menjadi instrumen dalam pembangunan kesejahteraan bangsa dalam mengatasi
permasalahan bangsa, termasuk menekan kekerasan pada anak, ” tandasnya. [pkskelapadua]
DPD PKS Siak - Download Android App