Film Gladiator dan Debat Capres
By: admin
Selasa, 17 Juni 2014
0
Namun, perlahan dari pertarungan demi pertarungan, Maximus mulai mendapat kekaguman dan simpati dari rakyat. Berkat berbagai aksi hebat disertai sikap yang penuh kebijksanaan di atas arena pertarungan. Commodus menyadari hal tersebut membahayakan posisi dirinya yang telah bersusah payah meraih simpati rakyatnya.
Ingat segmen kala Maximus bersiap menghadapi pertarungan besarnya di arena Colosseum. Pertarungan besar terakhir yang dijanjikan oleh Kaisar Commodus sebagai hadiah kebebasan Maximus jika menang. Tapi pertarungan besar tersebut telah disiapkan dengan niat jahat oleh sang Kaisar Commodus dengan berbagai trik untuk mengakhiri hidup Sang Jenderal Maximus.
Proximo, pelatih Maximus, yang tak lain adalah seorang mantan gladiator, memberi petuah bermakna ke Maximus bahwa hal yang harus Maximus lakukan bukan hanya mengalahkan lawannya dengan penuh keganasan di arena pertarungan tapi juga harus bisa memenangkan hati rakyat yang menonton pertarungannya. Jika rakyat sudah membersamai, Kaisar akan takluk dengan sendirinya.
Seperti apa hasil pertarungannya? Maximus berhasil memenangkan pertarungan dan terpenting berhasil meraih dukungan rakyat. Kisah selengkapnya silahkan tonton langsung film Gladiator.
Nah, apakah Anda menonton acara debat kedua antar calon Presiden (capres) yang disiarkan secara langsung oleh salah satu TV swasta pada Sabtu (15/6) malam lalu?
Saya menyaksikan acara debat capres itu di acara nonton bareng yang dikemas secara sederhana oleh salah seorang warga di lingkungan tempat tinggal saya.
Saya langsung teringat salah satu adegan dalam film Gladiator yang saya ceritakan di atas kala sesi debat capres memasuki sesi tanya jawab antar capres. Kala giliran Jokowi bertanya kepada Prabowo terkait ekonomi kreatif. Terlebih dahulu Jokowi sampaikan pandangan dan sikapnya terhadap ekonomi kreatif. Jokowi lalu meminta pandangan versi Prabowo terkait hal itu. Saya pribadi menanti pandangan Prabowo yang saya harap akan berbeda.
Sang Jenderal 08 benar-benar melakukan hal yang berbeda. Prabowo malah mengamini pandangan dan sikap kompetitornya, Jokowi, karena menurut Prabowo pandangan dan sikap tersebut sangat baik dan tepat. Padahal disampaikan sendiri secara langsung oleh Prabowo, bahwa para penasehatnya menasehati dirinya agar tidak mendukung satu pun pernyataan dari Jokowi selama proses debat. Terus bantah dan berikan pandangan berbeda. Tapi Prabowo adalah Prabowo. Prabowo itu berkelas. "Prabowo itu asli," kata politisi Fahri Hamzah.
Tidak hanya sampai di situ. Seusai mengamini pandangan dan sikap kompetitornya, Prabowo langsung melangkah menuju podium Jokowi menjabat tangan dan merangkul Jokowi yang juga langsung disambut dengan sikap yang sama oleh kompetitornya tersebut. Prabowo seakan tidak peduli dengan jatah waktunya untuk berbicara habis berlalu akibat sikap tersebut.
Pemandangan tersebut sontak membuat para penonton di sekitar saya kompak memberikan tepuk tangan ke arah layar tancap nobar. Para pendukung Prabowo bertepuk tangan dengan penuh sorak sorai. Sedangkan para pendukung Jokowi juga bertepuk tangan dengan senyum tersimpul di bibir mereka diiringi anggukan kepala. Entahlah apa maknanya. Tapi saya pribadi menangkapnya penuh kesan menaruh kagum dan simpati pada sikap Prabowo, lawan politik tokoh dukungannya.
Dari suguhan acara debat capres tersebut kita semua diberikan pelajaran berharga. Bahwa debat publik bukan melulu tentang bagaimana memenangkan diri sendiri dan mengalahkan lawan bicara. Tapi juga tentang bagaimana memenangkan hati penyimak (penonton).
Dalam ajang perebutan suara, siapa yang bisa memenangkan hati para pemilik suara, dialah yang akan keluar sebagai pemenangnya.
Great Job Jenderal.. :D
Oleh: @SurahmanJie
[pksnongsa.org]
DPD PKS Siak - Download Android App