pkssiak.org, Ankara - Pemerintah Turki meminta Israel menghentikan operasi militernya di
Gaza. Operasi itu bagaikan hukuman massal terhadap rakyat Gaza.
Dalam pernyataan persnya, Selasa (8/7/2014), departemen luar negeri Turki mengajak masyarakat dunia untuk turut dalam upaya menghentikan serangan-serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza.
“Sejak bertahun-tahun yang lalu Israel melakukan serangan udara ke Gaza. Padahal rakyat Gaza sedang berjuang demi hidup yang mulia. Berlanjutnya operasi militer di Gaza adalah hal yang tidak bisa diterima,” demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
Sementara itu, menteri luar negeri Turki, Ahmet Dovutoglu, mengkritik pernyataan kandidat presiden dari partai-partai oposisi, Ekmeleddin İhsanoğlu, bahwa dirinya tetap berada dalam posisi netral dalam masalah konflik Palestina.
“Orang yang tetap dalam posisi netral dalam konflik Palestina berarti mendukung Israel. Tidak mengapa bersikap netral dalam perseteruan antara Hamas dan Fatah, tapi dalam konflik Palestina-Israel sikap tersebut tidak bisa diterima. Apalagi yang menyatakannya adalah Ihsanoglu, mantan sekjen OKI yang didirikan untuk memperjuangkan Palestina,” demikian Dovutoglu menjelaskan. (msa/dakwatuna/anadolu)
Dalam pernyataan persnya, Selasa (8/7/2014), departemen luar negeri Turki mengajak masyarakat dunia untuk turut dalam upaya menghentikan serangan-serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza.
“Sejak bertahun-tahun yang lalu Israel melakukan serangan udara ke Gaza. Padahal rakyat Gaza sedang berjuang demi hidup yang mulia. Berlanjutnya operasi militer di Gaza adalah hal yang tidak bisa diterima,” demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
Sementara itu, menteri luar negeri Turki, Ahmet Dovutoglu, mengkritik pernyataan kandidat presiden dari partai-partai oposisi, Ekmeleddin İhsanoğlu, bahwa dirinya tetap berada dalam posisi netral dalam masalah konflik Palestina.
“Orang yang tetap dalam posisi netral dalam konflik Palestina berarti mendukung Israel. Tidak mengapa bersikap netral dalam perseteruan antara Hamas dan Fatah, tapi dalam konflik Palestina-Israel sikap tersebut tidak bisa diterima. Apalagi yang menyatakannya adalah Ihsanoglu, mantan sekjen OKI yang didirikan untuk memperjuangkan Palestina,” demikian Dovutoglu menjelaskan. (msa/dakwatuna/anadolu)