Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » LELAKI YANG MENDAPAT WARISAN DOSA SAMPAI HARI KIAMAT

LELAKI YANG MENDAPAT WARISAN DOSA SAMPAI HARI KIAMAT


By: admin Selasa, 09 Juni 2015 0

PKS SIAK, Dua lelaki ini berasal dari ayah dan ibu yang sama. Bersaudara. Kandung. Sedarah. Kakak beradik. Ayahnya seorang Nabi. Namun, lantaran iri dan dengki, satu di antaranya membunuh saudaranya. “Nafsu,” demikian terang Imam Ibnu Katsir, “membuat segalanya tampak baik, (kemudian) membisikkan dan mendorongnya untuk membunuh saudara kandungnya.”

Setelah kurban Habil diterima, Qabil pun dengki. Ia tak mau dilihat oleh orang-orang sebagai kalah baik sehingga mereka tak lagi melihatnya. Kemudian, Qabil mengancam akan membunuh. Diancam oleh Qabil, Habil berkata dengan amat tegas sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, “Sungguh, jika kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” (Qs. al-Maidah [5]: 28)

Habil berkata tegas, “Jika kau membunuhku, aku tak akan berupaya sedikit pun untuk membunuhmu. Aku tidak mau menjadi sepertimu.” Apa yang dilakukannya ini seperti dijelaskan oleh salah satu sabda Nabi Muhammad, bahwa pembunuh dan yang dibunuh akan masuk ke dalam neraka. Sebab, yang dibunuh juga berniat membunuh orang yang kemudian membunuhnya.

Alasannya, jelas Habil dalam kelanjutan ayat tersebut, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. al-Maidah [5]: 28). Ia takut kepada Allah Ta’ala. Sehingga, ia tak mau melanggar aturan-Nya. Ia bersikukuh untuk senantiasa dalam taat kepada-Nya. Ia enggan membunuh, meski hendak dibunuh, sebab takut akan siksa-Nya di nekara kelak.

Habil pun menyampaikan argumen untuk menasihati saudaranya. Agar ia mengurungkan niat jahatnya. Bukan lantaran takut mati, tapi Habil tak mau saudara kandungnya itu masuk ke dalam neraka Jahannam. Katanya dengan nada teduh, “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri.” (Qs. al-Maidah [5]: 29). Qabil diingatkan, jika membunuh, ia akan membawa dosa membunuh saudaranya dan dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

“Maka kamu (Qabil) akan menjadi penghuni neraka. Dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.” (Qs. al-Maidah [5]: 29). Namun, jelas ‘Abdullah bin ‘Abbas menerangkan, “Ia (Qabil) tidak menghentikan dan mencegah diri darinya (membunuh).”

Atas bisikan nafsunya, Qabil tetap membunuh saudaranya. “Akhirnya,” jelas Ibnu Katsir, “Qabil membunuh setelah nasihat dan larangan tersebut.” Dan karenanya, ia digolongkan menjadi orang yang merugi di dunia dan akhirat. “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. Sebab itu dibunuhlah ia (Habil). Maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (Qs. al-Maidah [5]: 30)

Setelah melakukan aksi bejatnya, Qabil pun menyesal. Tapi, penyesalan yang selalu datang belakangan itu tak bermanfaat baginya. Dan atas tindakannya itu, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam riwayat semua imam hadits kecuali Imam Abu Dawud dari ‘Abdullah bin Mas’ud, “Tidaklah seseorang dibunuh secara zalim, melainkan anak Adam yang pertama (membunuh) itu (Qabil) mendapatkan bagian darahnya. Karena ia adalah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan.”

Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari bisikan setan yang terkutuk.

Sumber Kisahikmah



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..