Bukan rahasia lagi bahwa tingkah polah kader dan PKS sebagai sebuah
partai kemarin sore (PKS juga), sungguh mengecewakan banyak pihak.
Karena itulah, PKS dianggap nyeleneh dan asing, so’-so’an dan
menempuh rutenya sendiri sesuai izin trayek yang diberikan
konstituennya. Harapan halayak bahwa kader PKS yang ada di parlemen
maupun di birokrasi akan melakukan tindakan semisal korupsi, asusila,
narkoba, dan hal-hal terpuji lainnya, hingga sekarang justru jauh panggang dari api.
(Yang kecewa) Bukan hanya pihak kiri yang doyan pada nilai-nilai
Islam (sampai-sampai jadi alergi, hehe) seperti JIL, kebanyakan LSM,
serta pegiat-pegiat kebebasan tanpa batas dan norma, tetapi juga pihak
kanan yang 'menyukai' (baca: membenci) demokrasi sebagai barang bid’ah, warisan Barat, dll. Saking kecewanya, mereka sampai mengumpat; “RASAIN LOE PKS“,
“MAKAN TUH DAGING SAPI”, “EMANG ENAK DIPENJARAIN KPK”, hingga
ungkapan-ungkapan sedap lainnya yang datang dari pikiran dan hati yang
sungguh bersih dan tulus. Pokoke, PKS gak bisa diharap, mengecewakan.
Jika kita mengutip dua kasus mutakhir yang menimpa PKS yakni kasus LHI
(nasional) dan kasus Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno (daerah
dimana saya berkecimpung), kita akan melihat siapa saja pihak yang
dikecewakan secara detail dan kasat mata oleh PKS. Berikut kira-kira
rinciannya.
Kasus Proposal Dana Safari Dakwah
Kasus ini menimpa Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, dengan
tuduhan memberikan dana sebesar 1,9 M untuk kegiatan Safari Dakwah DPP
PKS. Lucunya (ha ha ha), kasus ini justru ditemukan sendiri oleh
Sang Gubernur (yang memperoleh penghargaan kearsipan dari ANRI) dari
laporan staffnya.
Ada dana yang dianggarkan pada 2013 untuk kegiatan safari dakwah DPP
PKS, tetapi beliau dan juga Sekdaprov tidak pernah mengetahui apalagi
menandatanganinya… hmm mengecewakan. Usut punya usut, ternyata terungkap
bahwa dana tersebut dimasukkan oleh salah seorang staff yang telah dinon-jobkan (pake salah nge-poskan anggaran lagi) berdasarkan sebuah proposal yang tidak jelas pengirim dan kepada siapanya…
Maklum, Sumbar itu memang tempatnya pakar-pakar politik, kaum cerdik
pandai. Alhasil, selain dana tersebut belum diapa-apakan, skenario orang
kecewa dan lawan politik PKS juga masih perlu belajar banyak ke Hanung
Bramantyo, supaya layak tayang.
Nah lho, siapa yang kecewa pada kasus ini?? Wakil Gubernur yang amat
nafsu jadi gubernur? Golkar dkk yang tidak terima status quonya
tercemar? Demokrat yang sedang limbung? Atau banyak lagi yang
dikecewakan. Hmmmm, kalian yang amat rakus akan harta, tahta,
permata, walau hanya banyak ota, bersiap siagalah untuk kecewa, lalu
berkata “apa mau dikata”. Ternyata, Irwan itu memang jujur, baik hati,
shabar, santun, pengabdiannya tulus, meski namanya seperti wong jawi.
Saya sarankan, bagi hamba-hamba yang jauh dari Tuhan, ambillah cermin,
tatap wajahmu yang jarang kena air wudhu’. Meski engkau poles dengan
dandanan atau image enhancement software, rakyat jelata seperti saya,
tetap akan melihat aura kerakusanmu akan kuasa. Your eyes can not lie, brother.
Kasus Suap Quota Impor, LHI
LHI, sudah lebih sebulan menginap di hotel prodeo KPK. Tuduhannya,
terjerat operasi tangkap tangan KPK, pada suatu malam di hotel Le
Meridien (tidak) bersama Ahmad Olong Fathanah yang cerdas, dan gadis
manis bernama Maharani, maha yang tidak dimiliki Tuhan. Gebrakan KPK
yang prestisius ini telah melelapkan kader-kader macan PKS, seraya menggelorakan
semangat manusia pihak kanan dan kiri. Bukankah KPK itu adalah Tuhan
baru yg titah dan firmannya adalah kebenaran sejati?? Yang lain boleh
salah, KPK?? Gak mungkin, mustahil, mosok firman Tuhan keliru?? Hal ini
diakui Anis Matta sendiri, sehingga beliau mendukung KPK untuk terus
melaksanakan pemberantasan korupsi, meskipun, sebagai rekan LHI, dalam
hati Anis Matta berkata; “KPK, maafkan kami karena akan mengecewakanmu“.
Oiya, tadi pagi di tivi, saya menyaksikan Bapak Johan Budi menyampaikan
bahwa Ahmad Cerdas Fathanah, orang dekat LHI yang tidak begitu dikenal
kader-kader PKS, telah disangkakan dengan pasal TPPU (Pencucian Uang).
Pertanyaannya, ini sangkaan tambahan yg baru, atau bagaimana boss? Yg
dulu ('ketangkep tangan itu') bagaimana?? Hanyuuuut??
Mengapa PKS akan mengecewakan KPK dan orang-orang alergi lainnya? Bandingkan saja fakta-fakta berikut.
- KPK dipilih oleh DPR. Berapa % anggota DPR yg baik, bersih, jujur?? Kalau anda ragu, berarti pilihan DPR sudah pasti meragukan khan bro?? Dengan crisp logic, saya ingin mengatakan bahwa % komisioner KPK yang bersih, sebanding dengan % anggota DPR yang bersih. Setuju gak? Kita tidak bahas bagaimana kualitas penyidik lho mas. [Ada yg komen; ini gerakan pelemahan KPK, hehe]
- LHI dipilih oleh anggota dewan syuro, anggota dewan syuro dipilih oleh kader-kader PKS di daerah (baca AD/ART PKS, tanyakan ke mereka, via email juga boleh).
- Komisioner KPK ada yang rajin puasa sunnat (kata Johan Budi), ustadz-ustadz juga.
- Kader-kader akar ilalang PKS (saja) disuruh menjaga amal-amal hariannya, spt: shalat berjama’ah, shalat malam, puasa sunnat, baca Qur’an 1 juz/hr, olahraga, infaq, silaturrahim, baca buku, dll.
- Begitu jadi tersangka, LHI langsung mundur (meski ini amat mengecewakan Demokrat, Golkar & PDIP tentunya. Yg lain mungkin juga, hehe). Saat kasus Bibit-Chandra?? Siapa yg mundur??
- Anis Matta jadi presiden, langsung mundur dari Wakil Ketua & anggota DPR. Antasari Azhar??
Yaaa, sudahlah. Ini sudah ranah hukum, tidak lagi domain opini, wacana,
atau inspirasi artikel para kompasianer yang pintar-pintar, termasuk
saya, hehe. PKS sudah terlanjur dibenci oleh para kadernya, bahkan yg
sudah tidak pernah ikut pengajiannya PKS sekalipun. Semakin kasus ini
mengambang, kian laris pulalah Tempo yang selalu menjadikan Yusuf
Supendi dan anonim sebagai rujukan informasi akurat, bahkan mendahului
kejadiannya. Secepatnya saja digelar ke meja hijau TIPIKOR, agar
firman-firman KPK masih tetap bertuah, khususnya kepada Anas
Urbaningrum, Andi A Mallarangeng, IBAS, dll. Kalau perlu, beri mereka
ini penghargaan karena 'sudah patuh dan mau ditahan' oleh KPK, serta tidak akan pernah berniat menghilangkan barang bukti atau kabur keluar jagad.
Kita tunggu saja, PKS dan KPK adu bersih.
Wallahu a’lam bis-shawwab.
*http://politik.kompasiana.com/2013/03/07/pks-sungguh-mengecewakan-534901.html
: