Gara-gara Komentar Negatif Tentang Islam, Gubernur Tokyo minta maaf
By: admin
Rabu, 01 Mei 2013
0
pkssiak.org - Gubernur Tokyo
Naoki Inose yang mengetuai kampanye pemilihan kota itu untuk tuan rumah
Olimpiade 2020 meminta maaf atas komentar tak sedap mengenai Istanbul
dan negara-negara Islam.
Pidato ini mendorong Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melakukan investigasi, sementara menteri olah raga Turki menyebut Tokyo tidak adil, melukai hati dan menyalahi semangat dari nilai-nilai gerakan Olimpiade.
"Negara-negara Islam, satu-satunya yang mereka bagi adalah Allah dan mereka berperang satu sama lain, dan mereka (hidup) berkelas-kelas," kata Inose, yang terpilih menjadi gubernur Tokyo tahun lalu, dalam satu wawancara.
"Untuk para atlet, di manakah yang akan menjadi tempat terbaik? Ya, bandingkanlah dengan dua negara di mana mereka harus membangun infrastruktur dengan fasilitas-fasilitas tercanggih," kata dia dalam wawancara dengan New York Times, seperti dikutip Reuters.
Tokyo bersaing dengan Istanbul dan Madrid untuk menggelar Olimpiade yang kedua kalinya setelah menjadi kota Asia pertama yang menuanrumahi turnamen multi-event itu pada 1964.
Sementara bagi Istanbul ini adalah yang kelima setelah empat upaya pencalonannya menjadi tuan rumah Olimpiade gagal.
"Saya bilang bahwa negara-negara Islam itu berjuang, itu memang pidato yang tidak pantas dan saya ingin memperbaikinya," kata Inose kepada wartawan di gedung Pemerintah Metropolitian Tokyo, Selasa.
Dia mengakui berita yang ditulis New York Times itu benar, dan dia tak ingin memaksa koran ini membuat koreksi.
"Saya meminta maaf. Komentar saya telah mengakibatkan kesalahpahaman di antara rakyat negara-negara muslim, oleh karena itu perkenankanlah saya memohon maaf," katanya.
Komentar Inose ini menimbukan keprihatinan bakal tidak terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade karena aturan IOC melarang kota-kota calon mengomentari pesaingnya.
"Jika komentar saya (mengenai Istanbul) menyebabkan kesalahpahaman saya memohon maaf untuk itu," kata Inose, seraya menyebutkan ini adalah pelajaran berharga dan kini dia memahami di mana batas-batas yang tak boleh dilewati.
"Mulai sekarang saya akan berkampanye sesuai tuntunan-tuntunan yang ada dengan menghormati pencalonan kota-kota lain sehingga insiden seperti tadi tidak lagi terjadi," kata dia.
Aspek kunci dari penawaran Tokyo adalah banyak dari venue Olimpiade di kota ini sudah terbangun. Tokyo juga mengiming-imingi dengan kompleks pertandingan yang lebih menyatu dengan 85 persen venue berada pada radius 8 km dalam Perkampungan Olimpiade.
Tuan rumah Olimpiade 2020 akan diputuskan pada sesi pertemuan IOC mendatang di Argentina September tahun ini.[antara/im]
Pidato ini mendorong Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melakukan investigasi, sementara menteri olah raga Turki menyebut Tokyo tidak adil, melukai hati dan menyalahi semangat dari nilai-nilai gerakan Olimpiade.
"Negara-negara Islam, satu-satunya yang mereka bagi adalah Allah dan mereka berperang satu sama lain, dan mereka (hidup) berkelas-kelas," kata Inose, yang terpilih menjadi gubernur Tokyo tahun lalu, dalam satu wawancara.
"Untuk para atlet, di manakah yang akan menjadi tempat terbaik? Ya, bandingkanlah dengan dua negara di mana mereka harus membangun infrastruktur dengan fasilitas-fasilitas tercanggih," kata dia dalam wawancara dengan New York Times, seperti dikutip Reuters.
Tokyo bersaing dengan Istanbul dan Madrid untuk menggelar Olimpiade yang kedua kalinya setelah menjadi kota Asia pertama yang menuanrumahi turnamen multi-event itu pada 1964.
Sementara bagi Istanbul ini adalah yang kelima setelah empat upaya pencalonannya menjadi tuan rumah Olimpiade gagal.
"Saya bilang bahwa negara-negara Islam itu berjuang, itu memang pidato yang tidak pantas dan saya ingin memperbaikinya," kata Inose kepada wartawan di gedung Pemerintah Metropolitian Tokyo, Selasa.
Dia mengakui berita yang ditulis New York Times itu benar, dan dia tak ingin memaksa koran ini membuat koreksi.
"Saya meminta maaf. Komentar saya telah mengakibatkan kesalahpahaman di antara rakyat negara-negara muslim, oleh karena itu perkenankanlah saya memohon maaf," katanya.
Komentar Inose ini menimbukan keprihatinan bakal tidak terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade karena aturan IOC melarang kota-kota calon mengomentari pesaingnya.
"Jika komentar saya (mengenai Istanbul) menyebabkan kesalahpahaman saya memohon maaf untuk itu," kata Inose, seraya menyebutkan ini adalah pelajaran berharga dan kini dia memahami di mana batas-batas yang tak boleh dilewati.
"Mulai sekarang saya akan berkampanye sesuai tuntunan-tuntunan yang ada dengan menghormati pencalonan kota-kota lain sehingga insiden seperti tadi tidak lagi terjadi," kata dia.
Aspek kunci dari penawaran Tokyo adalah banyak dari venue Olimpiade di kota ini sudah terbangun. Tokyo juga mengiming-imingi dengan kompleks pertandingan yang lebih menyatu dengan 85 persen venue berada pada radius 8 km dalam Perkampungan Olimpiade.
Tuan rumah Olimpiade 2020 akan diputuskan pada sesi pertemuan IOC mendatang di Argentina September tahun ini.[antara/im]
DPD PKS Siak - Download Android App