''67 tahun Indonesia merdeka, rakyat kami belum pernah merasakan subsisi BBM. Saat harga premium Rp4.500 perliter, kami beli Rp6.000 sampai Rp7.000 perliter,'' ujar Bupati Kepulauan Meranti, Riau, Irwan Nasir, Kamis (16/5/2013).
Bahkan saat ini kios-kios menempel harga Rp6.000 perliter, tapi kenyataannya tidak sampai satu liter, cuma 0,8 liter.
''Jadi sama saja, kalau takaran dikurangi, harga yang dibeli masyarakat tetap juga Rp7.000 perliter,'' tambahnya.
Menurut Irwan, jika pemerintah menetapkan harga BBM Rp6.500 perliter, maka harganya di Meranti diperkirakan tetap akan naik menjadi Rp.8.500 hingga 9.000/ liter.
Karena itu, Irwan berharap pemerintah memberi kebijakan khusus untuk Kepulauan Meranti. Pertimbangannya, Meranti yang berada di daerah perbatasan yang sulit. Transportasi juga terbatas, jadi sudah sewajarnya pemerintah membedakan subsidi untuk Meranti dengan daerah perkotaan di daratan Sumatera. (kpt/goriau)