Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Istriku Maafkan Aku... | @udafaguza

Istriku Maafkan Aku... | @udafaguza


By: Abol Ezz Selasa, 24 September 2013 0

Ilustrasi
pkssiak.org - Suatu ketika Shafiyyah dan Rasulullah yang merupakan sepasang pengantin baru berboncengan di atas Unta dari sebuah pertempuran melawan kaum Yahudi. Di dalam perjalanan itu, Shafiyyah terlihat terkantuk-kantuk hingga membuat Rasulullah gemas. “Hai orang ini! Tahan sedikitlah, ya Putri Huyay. Jangan cepat mengantuk” Kata Rasulullah sambil mencubit pipi istri barunya itu dengan penuh senyum hingga Shafiyyah terbangun dari kantuknya. “Ya Shafiyyah” Tambah Rasulullah “Aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku terhadap kaummu karena mereka telah ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya” Shafiyyah tersenyum mendengar permohonan maaf suaminya. Rasulullah mengatakan demikian karena Shafiyyah merupakan putri dari seorang pemimpin Yahudi. Namun ia menyadari kekeliruan kaumnya yang telah melanggar perjanjian hingga Rasulullah memerangi kaumnya itu. (HR. Ibnu Asakir dan Abu Nu’aim)

Begitulah seorang pemimpin sejati yang menjadi tauladan hingga hari ini dan akhir nanti meminta maaf pada sang istri. Meminta maaf adalah suatu perbuatan yang sangat mulia sehingga kata maaf ini cukup banyak di abadikan oleh Allah swt di dalam Al Quran.

Hubungan pernikahan harus diakui bahwa tak yang selalu di jalani dengan penuh keromantisan, akan ada kerikil-kerikil kecil bahkan mungkin batu besar untuk menghadang dan membuat berakhirnya keromantisan dalam kehidupan pernikahan. Tak salah jika kemudian begitu banyak orang-orang tua yang mengatakan bahwa mereka lebih banyak makan asam garam dunia pernikahan ketika memberikan nasehat-nasehat pada anak-anak muda yang akan masuk kedunia pernikahan, hal ini karena mereka telah berhasil mempertahankan usia pernikahan mereka hingga benar-benar bahwa ajal-lah yang menjadi pemisah diantara kehidupan mereka.

Pertengkaran dalam pernikahan adalah proses menuju keromantisan yang berikutnya dari kehidupan pernikahan. Walalu bagaimanapun dalam realitanya adalah bagaimana sikap kita menghadapi pertengkaran tersebut. Sikap suami terkadang lebih mendominasi dalam hal ini, disebabkan perasaan bahwa dia adalah pemimpin dalam keluarga sehingga harus dihormati dan diharga setiap keputusannya.

Sikap seperti ini akan membuat sulit bagi suami untuk meminta maaf pada sang istri, walalupun pada kenyataannya sang istri berada pada posisi yang benar. Tapi kemudian, sikap bijak seorang pemimpin adalah ditentukan dari kebesaran hatinya dengan tetap meminta maaf walalupun pasangannya telah melakukan kesalahan.

Sikap bijak ini sangatlah diperlukan dalam membangun keharmonisan hubungan rumah tangga dan menuju keharmonisan-keharmonisan selanjutnya. Dan sikap bijak ini akan menjadi sebuah teladan yang baik bagi kehidupan anak-anak dimasa depan nantinya.

Rasulullah saw telah memberikan contoh yang sangat baik bagi kita dalam berumah tangga. Rasulullah saw tak sungkan meminta maaf pada sang istri padahal beliau bukan hanya pemimpin rumah tangga tapi juga adalah pemimpin dari kaum muslimin. Dan apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw telah menjadi teladan yang sangat baik bagi generasi penerus islam hingga sampai dengan saat ini.

Meminta maaflah pada istri kita masing-masing, ini bukanlah perbuatan yang akan merendahkan diri, harkat dan martabat diri kita dihadapan sang istri. Justru sikap ini menunjukkan pada istri bahwa inilah sikap pemimpin sejatinya, tidak hanya di dunia tapi juga diakhirat.

Wallahualam


By: Faguza Abdullah On Twitter @udafaguza


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar