"Kenapa Kita Selalu Hidup Susah"
By: Abul Ezz
Minggu, 01 September 2013
0
- 
Refleksi Perjalanan Menunaikan Amanah 
pkssiak.org - Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu’alahiwassalam bersabda “Tunaikanlah
 amanat kepada orang yang telah memberikan amanat kepadamu, dan 
janganlah engkau berkhianat kepada orang yang mengkhianatimu” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dari Abu Qawud dan Tirmidzi dan di shahihkan oleh Abu Umamah, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu’alahiwassalam bersabda, “Ariyah (pinjaman) adalah barang yang wajib dikembalikan”
Saudaraku yang dirahmati Allah subhanahuwata’ala
Jika kita ingin menghitung-hitung setiap
 kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah subhanahuwata’ala tentunya 
tidak akan pernah cukup waktu kita untuk menghitunganya. Hal ini 
tentulah disebabkan karena telah begitu banyaknya nikmat yang telah 
Allah subhanahuwata’ala berikan bahkan ketika kita sedang tertidur.
Kehidupan kita sebagai manusia tidaklah 
semuanya berjalan dengan sesuai kehendak kita. Terkadang kita di atas 
dan terkadang kita di bawah. Kemudian bagaimana langkah kita dalam 
menyikapinya sehingga posisi apapun yang kita dapatkan kita tetap 
menjadi hamba yang bersyukur.
Tak sedikit orang yang selalu merasa 
hidupnya selalu dalam kepayahan, dalam kesusahan. Tapi tak jarang pula 
justru orang-orang yang merasakan hal ini adalah orang-orang yang 
hidupnya dipenuhi dengan gelimang kemewahan.
Setiap insan mempunyai amanah. Amanah 
terhadap dirinya, amanah terhadap keluarganya, amanah terhadap 
orang-orang yang berada di sekitarnya. Tentunya ketika kita telah 
menyadari setiap amanah yang kita miliki maka hal tersebut harus kita 
tunaikan agar kita terhindar dari hal-hal yang justru bersifat dzalim.
Menunaikan amanah yang telah diamanahkan
 kepada kita merupakan hal wajib yang harus di tunaikan dalam perjalanan
 hidup kita. Tapi justru tak sedikit yang terlena dengan dunia sehingga 
melupakan amanah-amanah yang telah ada pada dirinya.
Dunia ini dengan segala pernak-perniknya
 penuh dengan gelimang kenikmatan yang sesungguhnya hanya memberikan 
kenikmatan sementara, tapi justru kita terlena dalam menjalaninya. 
Bahkan melupakan amanah yang nantinya justru berhubungan dengan 
bagaimana pertanggungjawaban kita dengan Allah subhanahuwata’ala 
nantinya.
Mungkin hal ini harus kita renungi 
bersama, amanah apa saja yang telah kita lalaikan dengan mendahulukan 
dunia. Bahkan tak sedikit orang-orang yang kita dzalimi ketika amanah 
itu tidak kita tunaikan sementara dunia berada dalam genggaman kita. 
Sungguh betapa dzalimnya, bahkan mungkin saudara kita yang sedang 
berharap pada kita untuk segera menunaikan amanah kita mungkin sedang 
kepayahan dalam menjalani dunianya.
Tentunya tidak ada yang ingin didzalimi 
dalam menjalani hidup, termasuk juga kita. Tentunya tak ada yang tidak 
menginginkan dunia sebagai alat kemudahan dalam mejalani hidup di dunia.
 Tapi justru kemudian kita telah membaliknya. Harta atau dunia adalah 
hal yang utama sedangkan amanah adalah yang kesekian kalinya. Dzalim 
kepada diri sendiri, kerabat, bahkan pada Allah subhanahuwata’ala adalah
 hal yang biasa hanya untuk mendapatkan dunia yang sementara.
Saudaraku
Sudah saatnya kita menghitung-hitung 
kembali setiap amanah yang masih belum kita tunaikan, di saat begitu 
banyak hal dunia yang dapat menunaikannya.
Tentunya kita berlindung kepada Allah 
subhanahuwata’ala dari doa orang-orang yang telah kita dzalimi, karena 
doa-doa mereka tanpa hijab ketika tangan telah di tengadahkan 
kepada-Nya.
Mari kita tunaikan amanah, karena setiap
 kita nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Dunia ini 
beserta isinya tidaklah membawa kesuksesan, tapi yang membawa kesuksesan
 adalah ketika kita bisa menunaikan amanah dengan sebaiknya dan tidak 
bersikap dzalim terhadap orang-orang yang telah mempercayakan amanah 
pada diri kita.
Pada Allah subhanahuwata’ala kita memohon ampun.
Oleh : Faguza Abdullah 
foto : wuryanano.wordpress.com
DPD PKS Siak - Download Android App


