Mahyeldi Dalam Perang Khandaq Pilkada Padang Putaran ll
By: Abul Ezz
Selasa, 04 Maret 2014
0
pkssiak.org - Sepuluh ribu pasukan dari kabilah-kabilah berhimpun dalam sebuah koalisi, saling
dukung mendukung. Kabilah-kabilah itu awalnya sering tidak rukun,
bertengkar sesamanya bahkan ada yang saling bunuh, tapi hari itu mereka
berkumpul mengelilingi Kota Madinah untuk sebuah tujuan yang sama.
Mengakhiri kisah Muhammad dan pengikutnya.
Madinah tentu
belum membayangkan kondisi ini sebelumnya, lalu Salman Al-Farisi
mengusulkan menggali parit besar di sekeliling Kota Madinah untuk
menghadapi pasukan musuh. Rasulullah menyetujui ide itu bahkan Beliau
pulalah yang membuat peta penggalian. Semua turun bekerja menggali
parit. Tapi ketakutan sebagian sahabat tetap ada sebagaimana tergambar
dalam Al-Quran.
“(Yaitu) ketika mereka
datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi
penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu
berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah” (Al Ahzab: 10)
Saya seakan melihat hal yang sama dengan Pilkada Kota Padang putaran kedua yang menyisakan pasangan Mahyeldi-Emzalmi (PKS-PPP)
dan Desri Ayunda-James Hellyward (Independen). Seakan ini adalah Perang
Khandaq bagi Mahyeldi-Emzalmi, meski tidak sepenuhnya sama karena dalam
perang Khandaq pertarungan terjadi antara muslim dan kafir sementara di
sini seluruh peserta Pilkada sejak putaran pertama adalah muslim.
Namun berkoalisinya banyak partai untuk mendukung Desri-James pada
putaran kedua seolah seperti suasana “pengepungan” di Madinah dahulu.
Hari ini pasangan
Desri-James telah mendapatkan dukungan tambahan dari PDI-P, Hanura, PAN,
PKPI dan Golkar. Partai-partai yang pada putaran awal saling bertarung
dengan memajukan jagoan masing-masing, kini mendukung Desri-James. Saya
tentu tidak tahu pasti apakah dukungan ini karena pertimbangan logika
atau logistik, yang jelas mereka sudah bersatu mendukung Desri-James, pasangan yang maju melalui jalur independen.
Dengan demikian Mahyeldi yang diusung PKS, kini harus berhadapan
dengan sebuah koalisi besar dari partai-partai besar. Sebuah
“pengepungan” yang bisa membuat takut dan meruntuhkan semangat. Namun
itu semua harus dihadapi dengan gagah, para kader PKS, tim sukses dan
para pendukung perlu mengambil kembali pelajaran dari perang Khandaq.
Menggali Parit
Pembangunan parit tidak pernah dikenal dalam ”kamus perang” orang
Arab. Mereka hanya mengenal teknik maju, mundur, gempur, atau lari. Maka
ketika pasukan koalisi melihat parit yang menganga lebar di antara
mereka dan Madinah, semua menjadi kaget dan bingung hendak berbuat apa.
Akhirnya mereka hanya duduk di tenda-tenda dan berfikir. Tidak ada
hasil.
Begitu dalam menghadapi Pilkada putaran kedua yang hanya beberapa hari lagi, harus ada sebuah strategi
yang belum pernah terpikirkan oleh lawan. Strategi yang akan menjadi
penentu kemenangan sebagaimana di perang Khandaq. Karena sesungguhnya
perang Khandaq bukanlah sepenuhnya pertempuran kolosal di medan laga
yang didominasi oleh hunusan pedang dan tombak, tetapi Khandaq adalah
perang strategi dan urat syaraf.
Kerja Keras
Setelah ide menggali parit disetujui Rasulullah maka para sahabat
langsung melaksanakannya. Dalam riwayat disebutkan bahwa setiap sepuluh
orang diwajibkan menggali parit sepanjang 40 meter (lebar 4,62 meter dan
dalam 3,234 meter). Dengan kerja keras dan kesungguhan mereka pun
berhasil menggali parit mencapai 5.544 meter.
Maka untuk meraih kemenangan setiap kader dan pendukung harus bekerja
keras sepenuh tenaga sampai batas akhir, sebagaimana dicontohkan para
prajurit Khandaq. Tidak boleh ada yang patah semangat dan menyerah
sebelum memasuki medan perang. Semua harus memberikan kontribusi
terbaiknya dalam hal apa saja untuk memperoleh kemenangan.
Optimis
Dalam perang Khandaq kita belajar tentang harapan yang tidak boleh
padam, apapun kondisinya. Dengarlah apa yang diucapkan oleh Rasulullah
saat memecahkan batu besar ketika menggali parit. Ucapan penuh
optimisme, padahal saat itu kondisinya benar-benar genting dan mencekam.
“Allahu Akbar, kunci-kunci Syam telah diberikan kepadaku, demi Allah aku tengah melihat istana-istananya yang kemerahan”
“Allahu Akbar, kunci-kunci Persia telah diberikan kepadaku, demi Allah aku tengah melihat istana kota berwarna putih”
“Allahu Akbar, kunci-kunci
Yaman telah diberikan pula kepadaku, demi Allah kini aku tengah melihat
pintu-pintu Kota Shan’a dari tempatku ini”
Maka penting bagi seluruh kader dan pendukung untuk terus bekerja dalam optimisme yang penuh akan sebuah kemenangan.
Berdoa
Dan doa tidak boleh terhenti. Teruslah memohon pertolongan kepada
Allah, sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat. Sebagaimana
pertolongan itu telah turun di Perang Khandaq.
“Hai orang-orang yang
beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu
ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka
angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah
Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan” (Al-Ahzab: 9)
Lalu sejarah mencatat, pasukan koalisi kembali pulang dalam keadaan
yang payah, kedinginan, kekurangan makanan dan tidak bersemangat. Dan
kemenangan menjadi nyata di pihak muslim Madinah.
Tapi bukan kekalahan itu saja yang patut dikhawatirkan oleh para
musuh. Mereka perlu tahu, ketika perang Khandaq usai Rasulullah
menyampaikan bahwa, “Setelah hari ini mereka tidak akan mendatangi kita
lagi, tapi kitalah yang mendatangi mereka”. Inilah kemenangan yang agung
dan titik tolak bahwa perang yang dijalani kaum muslim tak lagi perang
bertahan, tapi tampil ke depan untuk memusnahkan kebatilan menggantinya
dengan Islam yang lurus.
Dan jika kemenangan di Pilkada Kota Padang menjadi milik Mahyeldi,
maka semoga ini juga menjadi tanda bahwa Gelombang Ketiga itu telah
dimulai.(dakwatuna)
DPD PKS Siak - Download Android App