Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » Pasca Debat, Elektabilitas Prabowo Tak Terbendung

Pasca Debat, Elektabilitas Prabowo Tak Terbendung


By: admin Senin, 16 Juni 2014 0

prabowodebat

pkssiak.org - Elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai semakin sulit terbendung. Pasangan tersebut telah melewati titik persimpangan dan melampaui elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla. “Tren Prabowo memang kuat dan terus menguat, itu susah berubah lagi dalam jangka pendek,” kata Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J Rachbini, Jakarta, Senin (16/6).

Pernyataan tersebut menanggapi hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 44,64 persen, sedang Jokowi-JK sebesar 42,79 persen. Selain itu swing voter sebesar 12,57 persen.

Menurutnya, elektabilitas Jokowi telah mencapai puncaknya dan kemudian masuk dalam tren turun sejak bulan Oktober 2013.

“Mula-mula selisih mereka nyaris 30 persen, dimana Jokowi lebih tinggi,”lanjut Didik.

Kemudian dikatakan, pada Desember selisih itu mencapai 20 persen, Januari Februari 15 persen dan Maret 10 persen. Selanjutnya pada Mei 2014 mencapai 5 persen dan saat ini, elektabilitas Prabowo lampaui Jokowi.

Dijelaskan, tren itu tak hanya di Jakarta, namun juga berlangsung di beberapa provinsi lain. ” Sebelum Oktober tahun lalu, provinsi seperti Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat dan di Jatim, elektabilitas Prabowo lebih rendah, tapi sekarang Prabowo lebih tinggi,” ucapnya.

Survei adalah cerminan dari penilaian masyarakat terhadap Jokowi. “Mana ada program-program Jokowi yang benar-benar berhasil, misalnya kemacetan. Lalu masalah monorel,” katanya.

Namun demikian, dikatakan ada juga program berhasil, namun skalanya tidak menunjukan sebuah perubahan besar.

“Soal penertiban Tanah Abang dan Blok G, kan solusi kecil diantara masalah negara Indonesia yang besar dan tidak bisa jadi tolok ukur keberhasilan. Ini salah satu sebab, tren Jokowi menurun dan Prabowo terus meningkat,” kata Didik.

Sementara itu, Pengamat ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra, mengatakan, gagasan Prabowo pada debat Capres kemarin (15/6) sangat detail dalam mengurai persoalaan dan solusi untuk bangsa. Sementara, sosok Jokowi dinilai hanya mampu menjelaskan secara teknis.

“Debat capres tersebut sudah sangat jelas menunjukkan kelas dan kualitas capres. Prabowo menguasai hal-hal yang strategis buat negara, sedangkan Jokowi mengusai hal teknis daerah,” jelas Iswandi, saat dihubungi, Senin (16/6/2014).

Kata dia, pemahaman Jokowi pada isu ekonomi makro dinilai masih sangat rapuh. “Jokowi sangat keteter menjawab beberapa isu makro ekonomi. Sebut saja misalnya soal utang luar negeri atau perusahaan asing yang rugikan Infonesia. Apa saja pertanyaanya, jawaban Jokowi selalu sama, revolusi mental, perbaikan sistem, dan kartu,” tegas dai.

Prabowo, lanjut dia, sangat menguasai berbagai isu makro ekonomi. Dia mengakui bila Prabowo kurang memahami persoalan secara teknis.

“Jawaban Prabowo menggambarkan dengan jelas kemampuan dia memahami dan memberi resolusi persoalan bangsa, namun Prabowo tidak begitu menguasai persoalan ekonomi mikro,” imbuhnya.

Meski demikian, menurut Iswandi perbedaan tersebut menguatkan personal branding masing-masing Capres.

“Prabowo lebih gentle, sepertinya dia tidak biasa ngeles atau berkelit, lebih tepat mungkin dia tidak bisa akting bahkan dengan polosnya Prabowo mengaku tidak gunakan masukan dari penasihatnya. Sementara Jokowi, terlihat mahir ngeles atau berkelit. Sesulit apapun pertanyaannya dijawab sama kalau tidak revolusi mental, perubahan sistem pasti tentang kartu. Jokowi Ini capres atau marketing kartu?” tanyanya. [bs/rol/fbi/pks-kotabekasi]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar