pkssiak.org, Baghdad - Militer pemerintah Al-Maliki di Irak menyatakan telah menerima pesawat
bekas dari Rusia yang dibelinya. Untuk tahap pertama, telah tiba 5
pesawat berjenis Sukhoi Su-25. Pesawat-pesawat ini akan digunakan untuk
melawan revolusi Sunni yang saat ini sedang berkecamuk.
Seperti dilansir Memo Islam, Ahad (29/6/2014), pihak departemen pertahanan Irak mengatakan, “Tahap pertama serah terima pesawat Rusia sudah dilaksanakan. Berupa 5 buah pesawat tempur dengan jenis Sukhoi Su-25 yang bisa menghancurkan sasaran-sasaran di darat. Dalam waktu lima hari mendatang, pesawat-pesawat itu sudah bisa dioperasikan. Akan menyusul penyerahan pesawat-pesawat lainnya beberapa waktu mendatang.”
Pasukan revolusi suku-suku yang mayoritas adalah kelompok Sunni telah berhasil menguasai banyak wilayah di Irak terutama di bagian utara dan barat. Dalam hal ini, militer Irak menyatakan telah berhasil mengusir pasukan revolusi keluar dari kota Tikrit yang merupakan ibukota provinsi Shalahudin. “Militer berhasil merebut kembali kantor gubernur, dan juga membunuh sekitar 60 orang pimpinan kelompok bersenjata itu.”
Sebaliknya pimpinan revolusi suku-suku malah menyatakan telah berhasil menghadang serangan militer pemerintah. Bahkan sekarang hanya tersisa sedikit pasukan militer pemerintah yang masih bertahan. (msa/dakwatuna)
Seperti dilansir Memo Islam, Ahad (29/6/2014), pihak departemen pertahanan Irak mengatakan, “Tahap pertama serah terima pesawat Rusia sudah dilaksanakan. Berupa 5 buah pesawat tempur dengan jenis Sukhoi Su-25 yang bisa menghancurkan sasaran-sasaran di darat. Dalam waktu lima hari mendatang, pesawat-pesawat itu sudah bisa dioperasikan. Akan menyusul penyerahan pesawat-pesawat lainnya beberapa waktu mendatang.”
Pasukan revolusi suku-suku yang mayoritas adalah kelompok Sunni telah berhasil menguasai banyak wilayah di Irak terutama di bagian utara dan barat. Dalam hal ini, militer Irak menyatakan telah berhasil mengusir pasukan revolusi keluar dari kota Tikrit yang merupakan ibukota provinsi Shalahudin. “Militer berhasil merebut kembali kantor gubernur, dan juga membunuh sekitar 60 orang pimpinan kelompok bersenjata itu.”
Sebaliknya pimpinan revolusi suku-suku malah menyatakan telah berhasil menghadang serangan militer pemerintah. Bahkan sekarang hanya tersisa sedikit pasukan militer pemerintah yang masih bertahan. (msa/dakwatuna)