Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » Ibu sebagai Sekolah Pertama Anak

Ibu sebagai Sekolah Pertama Anak


By: admin Jumat, 14 November 2014 0


pkssiak.org   Wahai Ibunda, saat pertama kali kita mengandung pasti ada berjuta rasa yang terpatri dalam relung jiwa. Ada perasaan haru, bangga, bahagia, cemas, khawatir ataupun meragukan kemampuan diri. Ya...perasaan yang hadir itu sekiranya memang wajar bunda. Apalagi ketika si kecil sudah lahir ke dunia ini. Perasaan tersebut kembali hadir, bahkan levelnya sedikit lebih naik. Jika masih ada perasaan cemas dalam diri kita terhadap masa depannya, itu sangatlah wajar bunda. Menerima amanah titipan Allah berupa sosok mungil yang awalnya masih rapuh dan suci, kemudian menjadi tanggung jawab kita untuk mendidiknya hingga besar, memberikan makanan bagi jiwa raganya, menyusuinya, menyayanginya, mengayakan pikiran dan jiwanya dengan iman dan akidah yang akarnya kokoh hingga ke sanubari, itu tidaklah mudah. Ada beribu nilai yang harus kita punya sebagai bekalnya. Dan seiring dengan perkembangannya, justru kitalah yang makin bertambah ilmunya, makin hari kita makin belajar dari sosok mungil itu. Allah Maha Besar, Maha Adil... Satu hal yang harus selalu hadir dalam hati kita adalah kesabaran. Ya...kesabaran, yang dibaluri dengan keikhlasan yang paripurna. Allah memberikan reward yang paling tinggi dan indah untuk siapa saja bagi hambaNya yang mampu memiliki kesabaran ekstra.

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar 39:10)

 “Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”. (QS. Al Furqaan 25:75)

Oleh karenanya, sangatlah wajar bunda...jika syetan sering bermain dengan kesabaran kita saat mendidik buah hati. Ia begitu bersemangat menghasut dan membisiki kita saat si kecil mulai rewel, aktif ataupun menggemaskan. Namun selalu ingat bunda.... bahwa anak itu tak pernah salah. Ya... tak pernah salah, karena Allah saja belum memberlakukan dosa atas dirinya. Syetanlah yang selalu membisiki kita bahwa si kecillah yang bersalah. Namun jika si kecil terlihat melakukan suatu hal yang tidak wajar, justru kitalah yang perlu interospeksi diri...atas apa yang ia contoh dari kita atau tayangan media yang kerap kita suguhkan. Ya, karena kitalah yang bersamanya 24 jam.

Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah, namun tidaklah pula kita berlepas tangan dari amanah istimewa ini. Ibu... adalah sebagai sekolah pertama bagi buah hati. Ummu madrosatul'ula. Ibu adalah guru yang utama bagi anak-anaknya, karena ibu lah yang pertama ia rasakan kehadirannya saat dalam janin, yang pertama ia rasakan pula detak jantungnya, dari ibulah pertama kali si kecil mendapat makanan, dan itu saat di dalam rahim sang Ibu. Bisa dibayangkan bagaimana fitrah ini bisa terjadi, bagaimana ikatan ini bisa terjalin...antara Ibu dan anak. Bahkan mulai saat sang bunda mengandung, tanpa sadar ikatan itu perlahan terjalin dan terajut. Dengan mendidik buah hati dari tangan kita lah, ikatan itu akan semakin terjalin erat. Mungkin di antara kita, masih ada yang belum percaya diri dengan predikat ummu madrosatul 'ula ( ibu sebagai sekolah pertama). Namun janganlah khawatir bunda...sebenarnya dari tangan kitalah (sang Ibu) anak-anak lebih ridho diajarkan.

Jika melihat dunia pendidikan formal di sekolah-sekolah yang mainstream saat ini memang begitu mengkhawatirkan, entah yang berasal dari pergaulannya, tenaga pendidiknya atau dari sistemnya. Terlebih di negara kita tercinta ini. Mungkin karena rasa bingung dan kurang percaya diri itulah sang Ibu atau orang tua kerap 'menitipkan' anak-anaknya untuk dididik disebuah lembaga pendidikan formal yang diakui pemerintah. Meskipun masih banyak juga lembaga pendidikan yang baik dan bersesuaian dengan akidah serta sunnah Rasul yang kita yakini. Namun jika seorang Ibu bisa lebih sedikit mengubah cara pandangnya, kita juga bisa menyusun dan merancang pendidikan yang lebih profesional meskipun dibalik tembok rumah. Dengan tenaga pendidik yang tentunya juga sudah punya ikatan kuat dengan sang anak, yaitu kita sendiri, Ibu. Oleh karena itu, keliru jika ada seseorang yang beranggapan tak perlulah sekolah dan pendidikan yang tinggi jika hanya ingin menjadi ibu rumah tangga. Justru otak dan pemikiran seorang Ibu haruslah di jejali dengan berbagai ilmu dengan pendidikan yang tinggi, psikis atau jiwanya didukung gizi ruhani yang mumpuni dan sempurna, fisiknya pun harus selalu tampil segar bugar menawan. Tepislah anggapan bahwa predikat seorang Ibu rumah tangga hanyalah seorang ibu dengan ilmu yang pas-pasan, kurang terdidik, kuper, dengan penampilan kucel ala daster rumahan. Bahkan di negeri sakura Jepang, banyak para wanita nya yang sengaja berpayah-payah lulus S2 (magister) demi untuk mendampingi sang buah hati, menjadi guru utama untuk mereka.

Mulailah timba ilmu bagaimana menjadi seorang Ibu yang profesional, layaknya sebuah jabatan di dalam perusahaan bergengsi. Jabatan Ibu adalah jauh lebih mulia dibandingkan profesi apapun, jauh lebih berat deskripsi kerjanya dibandingkan profesi manapun. Anda pasti sudah tahu, dalam sehari 24 jam, seminggu 7 hari, siang ataupun malam, baik dalam keadaan terjaga ataupun terlelap... seluruh komponen dalam keluarga kecil kita pasti membutuhkan peran kita. Meskipun latar pendidikan kita hanyalah SD atau SMP, cobalah untuk menggali ilmu pengasuhan atau parenting dari berbagai sumber atau rujukan. Bukalah diri kepada informasi dunia luar, mulailah dengan ikut kegiatan-kegiatan sosial di luar rumah, seperti mengikuti pengajian ataupun komunitas yang positif yang mendukung kita untuk selalu memperdalam ilmu parenting. Sebenarnya rujukan yang paling sempurna sudah kita temukan didalam kitab Al Qur'an. Rujukan bagi ilmu dari segala ilmu, karena langsung datang dari yang Maha Berilmu. Silahkan baca lembar demi lembar firmanNya, pasti akan kita temukan ilmu pengasuhan paling baik didunia ini. Bacalah surat Lukman, Ali Imran, Yusuf atau Maryam, ataupun surat-surat yang lain yang masih banyak tersirat ilmu-ilmu pendidikan.

Bayi, ataupun seorang anak yang baru saja hadir di dunia ini.... laksana seorang pengembara yang baru datang ke sebuah negeri yang belum pernah ia kunjungi. Bahkan untuk menjadi seorang manusia pun adalah hal yang baru baginya. Maka awal mula, ajarkanlah ia terhadap 3 hal pokok yang mendasar yang sangat dibutuhkan dirinya, yakni bagi jiwa (ruh/psikis), akalnya (pikiran) dan jasadinya (fisik). Adalah iman yang paling pokok di butuhkan jiwanya. Sesungguhnya Allah SWT telah melakukan perjanjian suci dengannya saat di alam ruh, tentang penghambaannya terhadap RabbNya. Mari kita simak perjanjian indah ini dalam Al Qur'an :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)

Maka dari tangan orangtuanya lah, ruh yang ada didalam bayi mungil itu kita didik, seolah-olah kita asah lagi kemampuan dan ingatan mereka untuk mengenali Tuhannya, Allahu Robbul 'alamin. Kembalikan lagi mereka ke dalam fitrahnya. Inilah kebutuhan mendasar bagi ruh nya, kenalkan ia kepada ketauhidan, selami ia pada ilmu-ilmu agama Islam. Tumbuhkan rasa cintanya pada kalamullah, Al-Quranul karim, sebagai manual book bagi kehidupannya. Kenalkan ia pada sosok suri tauladan bagi ummat Islam, Nabiyullah Muhammad saw. Tuntunlah ia untuk mengidolakannya, mempelajari kisah hidupnya, meneladani perkataan dan perbuatannya yang tertuang di dalam sunnah-sunnahnya, dan mencintainya pula agar shalawat senantiasa tercurah pada baginda nabi. Jika anak sudah dapat mencontoh tingkah laku dan tutur kata Nabi, InsyaaAllah mereka akan berusaha menjadi pribadi yang berakhlakul karimah (akhlak yang mulia). Perkokoh ketauhidan dan keislamannya dengan Rukun Islam dan Rukun Iman yang terpatri kokoh dalam jiwanya. Setelah itu, barulah kita beri bekal ilmu yang mumpuni bagi akal dan fisiknya.

Bagi kebutuhan akalnya, kita bisa mengawalinya dengan mengenalkannya pada lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang paling dekat dengannya. Inilah yang selanjutnya akan berkembang secara alami pada diri anak menjadi bercabang-cabang ilmu, mulai dari sains sampai kehidupan sosial. Asahlah dengan tajam apa yang diminati jiwanya. Jangan sampai terjejali akal pikirannya dengan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat. Ketika ia mulai hadir didunia ini, tugas kitalah sebagai pemandunya, ibarat seorang guide bagi orang asing yang baru mengenal sebuah negeri. Ajarkan secara alami sesuai perkembangan psiko-motoriknya. Carilah informasi mengenai tumbuh kembang anak mulai dari lahir hingga ia menginjak dewasa. Ini bisa kita dapatkan secara ilmiah di rumah sakit, pelayanan kesehatan anak, dan lain sebagainya. Jika ingin lebih profesional, kita bisa membuat daftar kolom perkembangan psiko-motorik dan daftar kegiatan yang dapat menstimulasi perkembanganya. Barulah pada usia pra sekolah dan sekolah, selanjutnya kita bisa membuat seperti jadwal pelajaran atau silabus pembelajaran. Bahkan kita bisa membuat kurikulum sendiri yang sesuai dengan perkembangan serta kompetensi anak. Bagi bunda yang sudah mahir dan lihai berselancar di dunia maya, sudah banyak sekali pilihan dan informasi menarik seputar pendidikan yang dapat menginspirasi bunda-bunda saat menjalankan peran guru bagi sekolah ibu :). Atau jika kita mau menjallin silaturahim, maka mulailah untuk melakukan observasi ke sekolah-sekolah bayi atau anak, baik yang formal ataupun informal, sekaligus nantinya bisa dengan mudah memilihkan sekolah formal untuk anak kita.  Atau jika bunda memutuskan ingin melakukan homeschooling untuk pendidikan anak, bisa berdiskusi bersama sahabat Ibu lain yang sudah sukses membina homeschooling atapun sudah sukses mendidik sang buah hati dengan tangannya sendiri. Pilihan yang tepat ada di tangan bunda dan buah hati, diskusikan bersamanya apa yang terbaik bagi dirinya.

Bagi kebutuhan fisiknya, penuhilah tubuhnya dengan makanan yang halal dan thoyibah. Jika sudah halal dan thoyibah, InsyaaAllah sudah pasti sehat dan bergizi. Karena makanan yang halal dan thoyib sejatinya adalah pola makanan yang sudah diatur Allah SWT untuk memenuhi kebuthan dasar tubuh manusia, sebagai zat Khalik yang memang mengenal makhluk yang Ia ciptakan. Maka tak ada keraguan lagi. Ajarkan anak untuk mengenal konsep halal, haram dan syubhat. Namun tetap arahkan untuk selalu memilih yang halal dan baik (thoyib). Dalam hal pelatihan fisik serta olah tubuh ragawinya, asahlah motoriknya dengan mengenalkan anak pada olahraga. Minimal olahraga yang dianjurkan Rosulullah saw. Yaitu berkuda, memanah dan berenang. Inilah yang saya kutip dari situs nuranifkmui.com :

Dengan berkuda, masalah tulang belakang manusia dapat terawat dengan baik. Karena, semasa pergerakan kuda melompat dan berlari menyebabkan tulang belakang manusia bergesek satu sama lain dalam keadaan harmoni sehingga saraf-saraf tulang belakang seolah-olah diurut.

Dengan memanah, kita dapat melatih emosi kita. Memanah sangat menitikberatkan body balancing. Maka jika pemanah emosinya tertekan, maka panahan amat mudah tersasar. Seseorang yang sikapnya tidak sabar, pemarah atau kurang baik mentalnya maka, ia tidak akan menjadi pemanah yang baik. Rasulullah saw. bersabda,” Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik).

Dengan berenang, akan menambah stamina tubuh kita karena segala otot dan tulang rangka digerakkan untuk membuat satu gerakan yang berkoordinasi antara dua anggota kaki dan dua anggota tangan. Berenang juga memberi peluang manusia untuk menguasai air sehingga manusia menjadi makhluk yang berani.

Rasulullah saw. bersabda, “Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda)” (HR. Muslim). Umar bin Al-Khaththab radiallahu ‘anhu juga berkata: “Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan menunggang kuda.” Dengan berolahraga seperti itu, kita telah mempersiapkan dan melatih jasmani kita agar senantiasa kuat dan sehat dalam menjalankan tugas-tugas yang allah swt. berikan. Sesungguhnya allah swt. sangat menyukai umatnya yang kuat dibandingkan yang lemah.

Semoga dengan memenuhi tiga kebutuhan mendasar manusia tersebut, kita dapat menjadi Ibu yang benar-benar bisa melahirkan pemimpin terbaik untuk generasi masa depan. Membentuk sosok-sosok khalifah Allah yang tangguh di kemudian hari. Sehingga saat sepeninggal kita, keimanan yang kokohlah yang terpatri didalam jiwanya, akal pikiran yang sehatlah yang membantunya menjalani kehidupan ini, dan raga yang kuat juga mampu mendukungnya dalam beramal shalih, amar ma'ruf nahi munkar.

Akhir kata, dengan tulisan ini bukan berarti saya sudah menjadi Ibu yang profesional yang mengajarkan bunda-bunda semua, saya pun masih belajar dan sarat akan kekhilafan dan kefakiran ilmu. Mari sama-sama belajar menjadi Ibu yang profesional bagi anak-anak kita, sebagai amanah suci yang Allah titipkan kepada kita. Semoga buah pikiran dari diri pribadi ini bisa menjadi amunisi dan motivasi bagi bunda semua, terlebih saya pribadi secara khusus. Semoga kita bisa mengemban tugas  Al Ummu Madrosatul 'ula dengan sebaik-baiknya. Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin.

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).

 
Jakarta, Kamis 13 November 2014
Salam,
Ummu Maiza
Penulis merupakan Alumni Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga dan Owner www.galerideu.com
[islamedia.co]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..