Jalan Syahid Sang Pejuang Dakwah
By: admin
Kamis, 06 November 2014
0
Tak ada yang menyangka bahwa ini menjadi tugas dakwah terakhirnya. Senin pekan lalu, 27 Oktober 2014, adalah hari terakhirnya mengemban semua beban dan tugas dakwah yang berat itu. Moh. Jakfar, atau yang biasa dikenal dengan panggilan Ustadz Jakfar, sebagaimana hari-hari lainnya, Ia pamit hendak memberi materi di salah satu majelis taklim binaannya petang itu. Di kawasan Taloon Kecamatan Kamal Bangkalan, sekitar 15 kilometer dari rumah sederhana miliknya, disanalah ia bersua dengan warga setempat saat itu, berbagi ilmu agama dan kebaikan.
Tak biasanya, bapak 5 anak ini mengajak serta istri tercintanya, Siti Aisyah. Dan hal itulah yang dia minta kepada istrinya beberapa hari terakhir. Dia mengajak wanita yang selama ini mendampingi hidupnya itu, dalam berbagai aktifitas keagaman yang sudah menjadi rutinitasnya selama ini, diluar pekerjaannya sebagai seorang kepala di sebuah Sekolah Dasar negeri di Bangkalan.
Usai bercengkrama dengan warga binaannya tersebut, Ustad Jakfar berpamit pulang bersama istrinya tercinta. Mengaku gerah, pria ini memilih melepas jaket dan helm yang dia kenakan. Istrinya tercinta pun telah berulang kali mengingatkan agar Ustad Jakfar kembali mengenakan jaket dan helmnya itu, namun senyum dan gurauan renyah menjadi jawaban pria kelahiran 1962 ini.
Apa dikata, hanya jelang lima kilometer sebelum Ustad Jakfar tiba di kediamannya, skenario Allah mengajaknya istirahat lebih awal dari semua beban dakwah yang selama ini dipikulnya. Ia terlibat dalam sebuah kecelakaan tunggal bersama istrinya, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Tak jauh dari lokasi dia mengajar, Ustad Jakfar terjatuh dari kendaraan yang ia tumpangi. Warga sekitar lokasi kejadian yang banyak mengenalnya, langsung melarikan pria yang pandai bergaul ini ke puskesmas terdekat.
Upaya penyelamatan pun dilakukan dengan melarikannya ke salah satu rumah sakit di Surabaya. Namun sekali lagi, takdir berbicara lain. Allah akhirnya memanggil pria penyabar ini sepekan kemudian. Ustad Jakfar menghembus nafas terakhir disaksikan anak, murid, dan sanak familinya.
Entah mungkin ini cara beliau menyemangati para penerusnya. Di detik-detik akhir jelang tutup usianya, iringan takbir membuatnya menggerakkan tangan. Kendati seminggu ini Ia tak sadarkan diri, gerakan tangan bak orang mengepal dalam takbir itu, mungkin ia tunjukkan bahwa di akhir usianya, dia masih memiliki semangat menempuh jalan juang yang ia lakoni selama puluhan terakhir ini.
Bahkan dalam prosesi pemakamannya, pria yang memang pandai bergaul dengan segala kalangan ini, mendapat banyak perhatian dari rekan-rekannya. Selain kelima putranya, sejumlah tokoh dan warga baik kalangan NU, Muhamammadiyah dan salafy, turut mengantarnya ke tempat pembaringan terakhirnya. Selamat jalan ustad, jasamu akan kami kenang selalu.
(jos/pksnongsa.org)
DPD PKS Siak - Download Android App