Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » "Lampu Minyak Sang Khalifah" | By Aji Teguh Prihatno

"Lampu Minyak Sang Khalifah" | By Aji Teguh Prihatno


By: admin Selasa, 11 November 2014 0


pkssiak.org - By: Aji Teguh Prihatno

Adalah Khalifah pemimpin terbesar Ummat Islam kala itu, Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abul Ash ( atau cicit dari Umar bin Khattab dari jalur ibunya Umar bin Abdul aziz).

Pada suatu malam, ia telah membuat teladan mulia bagi peradaban manusia, sebuah torehan sejarah kepemimpinan yang sekilas kecil dilihatnya, tapi begitu besar dampaknya.

Tindakan Sang Khalifah yang mematikan lampu di kala putranya bertandang ke kantor kekhalifahan membuat putranya bertanya-tanya, mungkin aneh dirasa oleh anaknya,

"Kenapa ayah mematikan lampu minyak di saat saya mau berbicara dengan ayah?" tanya anaknya

"aku tidak mau menggunakan minyak yang DIBIAYAI NEGARA untuk urusan keluarga (pribadi)" jawab Sang Khalifah.

Begitulah kira-kira saya menceritakan ulang sepenggal sejarah yang begitu epik ini, hingga pada akhirnya khalifah Umar menggunakan lampu minyak pribadinya untuk berbicara dengan anaknya.

Umar bin Abul Aziz (semoga Allah merahmatinya), tahu betul betapa berat amanah yang dipikul seorang pemimpin, apalagi ia adalah pemimpin jutaan ummat islam di kala itu. Seorang pemimpin yang memimpin wilayah yang terbentang dari Pakistan hingga Andalusia (Spanyol).

Umar bin Abdul Aziz juga sangat memahami betapa besar konsekuensi bagi seorang pemimpin yang tidak melaksanakan amanahnya meski hanya beberapa tetes Minyak. Dimensi kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz saat itu sarat akan Ukhrawi (akhirat), ia telah membebaskan sekat dan belenggu syahwat untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya dari kekuasaan di tangannya.

Itulah mengapa pemimpin yang adil (dan amanah) adalah salah satu kelompok yang mendapat naungan di Yaumil Akhir kelak. Sedangkan di sisi lain, para pemimpin adalah salah satu kelompok yang akan mendapat siksa yang teramat pedih jika tidak melaksanakan amanah dan tanggung jawabnya dengan adil, pemimpin yang penuh korup, dan pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya.

Saat ini Ummat Islam begitu sakit dan jatuh terjerembab ke kubangan kekalahan demi kekalahan, rasa minoritas, terjajah dan mudah dikendalikan bagai boneka, dengan banyaknya para pemimpin Muslim yang jauh dari nilai nilai ajaran Islam, miskin keteladanan, malas belajar dari para tokoh-tokoh generasi terbaik, enggan meniru para pemimpin shalih seperti Umar bin Abdul Aziz.

Jamak bagi para pemimpin Muslim enggan atau takut untuk membela kepentingan Ummat Islam, Palestina sepi dari pembelaan, dimana ada kiblat pertama bagi ummat Islam disana (Al-Aqsa) sedang dicabik cabik oleh tangan para Zionist laknatullah, karena mereka lebih memilih keamanan bagi kekuasaannya, lebih memilih perutnya kenyang meski ummat Islam (rakyatnya) kelaparan, sekalipun pembelaan hanyalah pemanis bibir buatan di saat kampanye musiman.

Kalau Umar bin Abdul aziz begitu takut akan azab Allah dengan mematikan lampu minya milik negara, saat ini kita disuguhkan tontonan para pemimpin Muslim yang begitu berani memakan harta rakyat (Negara) atas nama 'tender', atas nama 'project' untuk menyejahterakaan rakyat, padahal ia adalah bancakan kekuasaan kepada 'karib kerabat' yang telah menolongnya dikala kampanye (pemilu).

Ummat Islam Indonesia juga saat ini disuguhkan berita seorang presiden membawa serta anaknya di saat kunjungan negara. Apakah biaya perjalanan anaknya itu dibiayai oleh negara ataukah dari kantong ayahnya atau kantong anaknya sendiri?

Wallahu'alam

Riyadh, 9 November 2014
di Sudut Cubicle


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..