Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Istri Rasulullah yang Paling ‘Panjang Tangan’nya

Istri Rasulullah yang Paling ‘Panjang Tangan’nya


By: admin Sabtu, 23 Mei 2015 0

Di ujung kehidupan mulianya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada istri-istrinya, “Orang pertama di antara kalian yang mengikutiku (setelah Nabi wafat) adalah orang yang paling ‘panjang tangannya’.”

Siapakah beliau? Apakah yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan ungkapan ‘panjang tangan’?

Beberapa masa selepas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat, istri-istri beliau saling mengulurkan tangannya ke dinding. Mereka penasaran dan ingin mengetahui, “Siapakah yang tangannya paling panjang dan kelak menyusul Nabi untuk pertama kali?”

Hal itu terus dilakukan hingga Zainab binti Jahsy wafat. Rupanya, Zainab adalah sosok dengan perawakan pendek, bukan yang terpanjang tangannya di antara istri-istri Nabi yang lain. Karenanya, Ibunda ‘Aisyah bertutur, “Dari sini aku mengetahui, bahwa ‘panjang tangan’ yang dimaksud oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah sedekah.”

Disebutkan oleh Imam Ibnul Jauzi dalam Shifatu Shafwah, bahwa Zainab binti Jahsyi adalah seorang pengrajin. Ia menyamak kulit, menjahit dengan tangannya, dan menjualnya sebagai komoditi bisnis. Dari hasil penjualannya itu digunakan untuk bersedekah di jalan Allah Ta’ala.

Inilah di antara riwayat yang menjelaskan betapa bersemangatnya para generasi pertama Islam dalam mengamalkan firman Allah Ta’ala dan sabda Nabi-Nya yang mulia. Mereka mengamalkan Islam dengan amalan terbaik yang tak akan didapati tandingannya hingga akhir zaman.

Mereka bersedekah dengan ikhlas. Harapannya hanya ridha dan surga-Nya. Mereka melakukan itu dengan harapan yang penuh, agar Allah Ta’ala mengganti harta yang disedekahkan dengan ampunan dan rahmat-Nya. Mereka menyadari sepenuh hati, bahwa harta yang ada di tangannya hanyalah titipan dan karunia Allah Ta’ala. Karenanya, harta itu juga harus dimanfaatkan di jalan-Nya, bukan jalan lainnya.

Maka itulah sedekah yang terbaik. Sedekah yang paling ikhlas dan murni. Bukan sedekah ala kadarnya dengan niat yang salah pula. Lantaran salah niat itu, kelak para pelakunya akan mendapati kesedihan yang mendalam.

Di antara salah niat itu, mereka yang bersedekah hanya dengan mengharapkan pelipatgandaan di dunia. Mereka memberikan sedekah dengan perhitungan yang amat detail akan mendapatkan balasan sekian dan sekian.

Memang betul, sedekah akan dilipatgandakan balasannya. Tapi, pelipatgandaan itu hak prerogratif Allah, bukan atas perhitungan pelakunya. Percayalah, Dia tak mungkin zalim. Karenanya, sedekah saja. Karena Allah, untuk Allah. Ikhlaskan. Ikhlaskan. Ikhlaskan.

Kisahikmah



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..