Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » DITUNGGUIN REZEKI

DITUNGGUIN REZEKI


By: admin Senin, 08 Juni 2015 0

PKS SIAK, Lelaki ini bergegas menuju masjid tepat ketika iqamah mulai berkumandang. Buru-buru ke kamar mandi, tunaikan hajat, ambil wudhu. Cepat. Lalu kembali masuk ke dalam kamarnya; berganti pakaian, kenakan wewangian, peci, dan bergegas. Dalam hatinya, ia pajatkan pinta agar masih kebagian barang satu rakaat penuh berkah di awal pagi itu.

Dalam langkahnya yang agak cepat, terdengar sang imam yang usai melafal tujuh ayat yang diulang-ulang, al-Fatihah, lalu disambung dengan tiga ayat terakhir surat al-Baqarah, Sapi Betina. Belum sampai di masjid, imam terdengar mengucap takbir untuk melakukan rukuk. Resmilah sudah, lelaki ini tertinggal satu rakaat. Dengan menambah kecepatan, hatinya tetap sampaikan pinta agar kebagian jamaah Subuh di fajar nan merekah berkahnya.

Sampai di rahang pintu masjid, lelaki ini melihat barisan pertama sudah terisi rapi, rapat, penuh. Tak ada lagi sisa tempat untuknya atau jamaah lain. Maka, beberapa di antara mereka pun mengisi pertengahan shaf kedua. Sekitar sepuluh orang dari kuota dua puluh lima orang dalam satu shaf. Saat itu, imam tengah melafal Ummul Kitab di rakaat kedua.

Perlahan, lelaki ini menuju ke sisi paling kanan tepat di shaf kedua. Alhamdulillah, batinnya berucap lirih penuh syukur. Sebab, dia masih kebagian shalat berjamaah. Meski tertinggal satu rakaat. Sedih.

Tepat satu langkah sebelum sejajar dengan jamaah di shaf kedua, lelaki ini melihat satu jamaah di shaf pertama-tepatnya yang berdiri di ujung paling kiri-mengundurkan diri. Batal dan hendak perbarui wudhunya. Dengan segera, ia pun mengisi kekosongan posisi itu. Angkat tangan sembari berucap Allahu Akbar, lalu mendengarkan bacaan imam dan mengikutinya.

Bagi sebagian kita, kejadian ini mungkin terlihat sangat sepele bahkan tidak bermakna. ‘Hanya’ mendapat shaf pertama. Itu pun karena ‘kebetulan’. Apalagi, sebagaimana kita dapati di masa kini, banyak sekali kaum Muslimin yang tidak bergegas mendapatkan keutamaan baris pertama dalam tiap shalat. Padahal, di zaman Nabi, posisi itu diperebutkan. Karenanya, kejadian si lelaki yang secara ‘kebetulan’ mengisi shaf pertama itu tak istimewa. Biasa saja.

Padahal, andai mau sedikit berpikir bijak, sejatinya ada peristiwa besar dalam kejadian yang tampak sederhana ini. Sebab, semua yang terjadi adalah Kehendak Allah Ta’ala, dan terdapat hikmah yang besar di dalamnya.

Bukankah lelaki ini, dalam kejadian di pagi itu, terpilih untuk berada di baris utama shaf pertama? Mengapa ia yang terpilih? Padahal, ada banyak orang yang telah datang ke masjid lebih awal, tapi mengisi shaf kedua? Mengapa lelaki itu? Padahal, ia terlambat. Dan, ada begitu banyak lelaki Muslim di lokasi itu? Ratusan hingga ribuan orang.

Tapi, mengapa dia? Mengapa pula dia diatur seterlambat itu? Dan, andai kita sadari jumlah langkah lelaki itu, sejak dari bangun, ke kamar mandi, masuk ke kamar berganti baju, dan melangkahkan kakinya ke masjid, termasuk bacaan yang dipilih imam dan batalnya si lelaki di shaf pertama; semuanya sudah diatur dengan sangat baik oleh Allah Ta’ala. Dan, tak ada yang namanya kebetulan.

Semoga, Allah Ta’ala memilih kita untuk menjadi kekasih-Nya. Tapi, kejadian ini bukan pembenaran untuk datang terlambat dalam shalat. Sebab bersegera adalah keutamaan yang amat mulia balasannya.

Beruntungnya lelaki itu. Ia, ditungguin rezeki.

Sumber Kisahikmah



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..