Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Target "Beyond Politics"

Target "Beyond Politics"


By: Abol Ezz Selasa, 23 April 2013 0

pkssiak.org - Orasi Presiden PKS, HM Anis Matta Lc, di Semarang pada tanggal 19 April 2013 dalam rangka Milad ke-15 PKS merupakan tonggak perjalanan baru dalam sejarah perjuangan partai ini ke depan.
Tonggak baru yang digelorakan Anis Matta ini menyebutkan bahwa kita mengemban amanah kemanusiaan yang melampaui target politik. Targetnya kemanusiaan ini adalah "beyond politics", lebih dari sekedar target politik.
Amanah kemanusiaan ini adalah menciptakan rahmat bagi semesta alam. Ini merupakan cita-cita yang sangat luhur dan sulit di dalam merealisasikannya. Bagaikan membangun rumah pasir di pinggir pantai. Bahwa apa yang kita bangun dengan susah payah dalam sekejap dapat hancur berantakan disebabkan kita membangun sebuah rumah yang memang rapuh karena tak berpondasi kuat.
Kerapuhan ini terjadi manakala kita sudah merasakan kebesaran pada pencapaian demi pencapaian sehingga memunculkan perasaan-perasaan yang disebut Anis Matta sebagai "megalomania". Kerapuhan seperti inilah yang harus kita hindari. 
Sebab sifat "megalomania" ini sangat destruktif karena dapat memunculkan beragam penyakit hati seperti merasa hebat, berbangga diri dan sombong, senang akan pujian, hingga merasa tak terkalahkan. Lebih hebat lagi megalomania melenakan kita pada mengingat bahwa segala pencapaian kita adalah berkat anugerah Ilahi Rabbi semata-mata.
Kealiman, keshalehan dan kehebatan manusia ternyata tidak mampu menghindarkannya dari sifat ujub yang dapat menghancurkan kehidupannya. Hal ini terekam dalam sebuah kisah menarik yang dinukil dari "Kisah-kisah Shahih dalam Al-Qur'an dan Sunnah" karya Syaikh 'Umar Sulaiman al-Asyqor, Guru Besar Universitas Islam Yordania.

Alkisah seorang Nabi diberikan kekuasaan dan memimpin umat yang sangat banyak jumlahnya. Nabi ini membentuk pasukkan yang sangat kuat, tangguh dan berjumlah sangat banyak. Pencapaiannya sangat fantastis dan begitu menakjubkan. Sehingga Nabi ini pun berkata,"Siapa yang bisa melawan dan menghadang mereka?"
Disebakan perasaan super power, megalomania, dan ujub inilah rupanya Allah SWT kemudian membinasakan tujuh puluh ribu kaumnya.
Peristiwa ini tercatat dalam hadits riwat Imam Ahmad dari Suhaib berkata,"Apabila Rasulullah [shalat], beliau membisikkan sesuatu yang tidak aku mengerti dan tidak menjelaskan kepada kami. Beliau bertanya, 'Apakah kalian memperhatikanku?' Kami menjawab, 'Ya'. Beliah bersabda, "Sesunggunya aku teringat salah seorang Nabi yang memiliki pasukan dari kaumnya, dalam riwayat lain, 'membanggakan umatnya', dia berkata, "Siapa yang menandingi mereka? Atau siapa yang bisa melawan mereka? Atau ucapan seperti itu."

Karena itu Allah mewahyukan kepada Nabi ini, 

"Pilihlah satu dari tiga perkara untuk kaummu: Kami menguasakan musuh dari selain mereka atas mereka, atau kelaparan, atau kematian." Setelah memusyawarahkan kepada kaumnya dan mendirikan shalat kemudian Nabi ini berkata, "Ya Rabbi, adapun musuh dari selain mereka, maka jangan. Adapun kelaparan, maka jangan. Akan tetapi aku memilih kematian."


Lalu Allah mengirimkan kematian kepada mereka. Sebanyak tujuh puluh ribu umat Nabi ini meninggal dunia dalam seketika. Nabi bersabda, "Bisikanku yang kalian perhatikan itu adalah aku berkata, 'Ya Allah, dengan-Mu aku berperang, dengan-Mu aku melawan dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."


Hadits ini setidaknya mengingatkan kita kepada hakikat perjuangan kita "beyond politics", menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini dengan menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela, terutama sifat ujub yang dapat menjadi penghancur terdahsyat di ranah perjuangan dan penegakkan kebenaran.
Kemenangan demi kemenangan, kekuasaan yang menakjubkan, dan kemegahan-kemegahan dunia lainnya bukanlah segalanya sebab ia dapat menghilang dengan seketika bagaikan rumah pasir yang tersapu ombak di bibir pantai.


"Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah" (QS Ali Imran: 126). "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqarah: 249).


Jumlah mayoritas kita tidak boleh menyebabkan kita berbangga sebab bisa jadi ini merupakan sebab dari sebuah kekalahan. 

"Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu pada waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai" (QS At-Taubah: 25).


Maka, jika rumah demokrasi ini meniscayakan kemenangan dengan jumlah yang mayoritas. Hendaknya kita menyadari benar-benar untuk tetap terus menyiapkan jumlah mayoritas tadi agar tetap  memiliki  kualitas dan kesadaran tinggi bahwa segala pencapaian dan prestasi kita ini semata-mata dari dan untuk Allah SWT.

Let's go beyond politics!

Tainan, Taiwan 23 April 2013

Abi Fahmi Azizi
@abifahmiazizi
[pksnongsa.org]




DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar