Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Genre AF yang Menghebohkan | @Alburhancenter

Genre AF yang Menghebohkan | @Alburhancenter


By: Abol Ezz Kamis, 09 Mei 2013 0

pkssiak.org - Nama yang bergenre AF lagi manggung. Tiap hari, beritanya menyedot perhatian publik. Memupus kasus Cebongan hingga mega skandal di negeri ini.

Ada yang menarik dari genre AF, walau bukan perwakilan dari pria pemilik nama AF, namun perilaku duo AF (Aceng Fikri dan Ahmad Fathanah) mencerminkan "ketidaksiapan" jiwa lelaki yang diuji dengan harta-tahta-dan wanita.

Ada persamaan antara duo AF, selain ada perbedaan yang juga sangat nampak.
Persamaan keduanya adalah: sama-sama terkena virus 3 NY. Dalam filosofis Sunda, 3 NY itu adalah:

1. Nyandang (meraih jabatan, kedudukan, pengaruh, akses ekonomi dan kekuasaan).
Dulu, sebelum menyandang jabatan bupati, pak Aceng Fikri bukan siapa-siapa. Orang sederhana yang rajin ngisi pengajian keliling. Jauh dari kesan garang apalagi nyeleneh. Sebagaimana Ahmad Fathanah, tak seorang pun mengenalinya. Kini keduanya mengalahkan keteranan orang nomor 1 di negeri ini. Mereka memanfaatkan pepatah Arab, jika ingin tenar, kencingi Ka'bah.

2. Nyanding (bergaul dengan kaum jetset, sosialita, atau klub-klub bergengsi).
Jelas, uang-pengaurh-kekuasaan terlalu seksi untuk disia-siakan. Maka, identifikasi dirimu dengan mengidentifikasi kawanmu. Kenali diri seseorang dengan mengenal kawan dekatanya. Sebenarnya ini adalah hadis Nabi: Al-Mar'u 'ala man yukhalilu (seseorang tergantung erat dengan siapa ia bergaul). Filosofis ini dipahami sangat baik oleh paguyuban-klub-atau perkumpulan. Tengok saja perkumpulan motor, baik yang jadul hingga yang paling gress. Baik yang murah hingga seharga mercy. Mereka begitu percaya diri, walau kesannya tak tahu diri. Sindrome ini pula yang dialami duo AF.

3. Nyandung (meraih daun-daun muda untuk dinikahi atau jadi pelampiasan syahwat).
Duo AF benar-benar mencengangkan. Mereka menjadi simpul dari jiwa lelaki yang hobi main wanita. Saya persilahkan praktik poligaminya. Namun bila dilakukan dengan semena-mena apalagi digunakan sebagai modus pencucian uang hasil kejahatan korupsi, maka praktik nyandung ini menjadi tragedi.

Selain persamaan, ada perbedaan mencolok antara duo AF ini:

1. Aceng Fikri, melakukan semua itu atas dorongan syahwat personal. Ia pun menjadi korban, tanpa melibatkan siapapun atau organisasi manapun. 


Lain halnya dengan Ahmad Fathahah, masa lalu yang begitu suram saat menjadi terpidana di Australia, membuat dirinya secara suka hati menjadi pion kalangan mafia. Ia bergerak-bertindak- atas pesanan.

2. Aceng Fikri baru level jagoan lokal. Belum menasional. Terpilih menjadi bupati pun, lebih karena euforia masyarakat Garut terhadap skandal-skandal pejabat sebelumnya. Mereka merindukan sosok agamais. Plus efek artis Dicky Chandra yang dikemudian hari mengundurkan diri. 


Sementara Ahmad Fathanah, ia telah melanglang duania, bergaul dengan banyak kalangan. Dalam teori Zionis ada sebuah ungkapan: "Angkat martabat orang yang terhina, niscaya ia akan menjadi anjing-anjing jinak pengampu kepentingan".

3. Aceng Fikri lebih elegan atau dengan kata lain, kurang seksi. Karena tidak ada yang tertarik menggoreng kasusnya.

Sedang Ahmad Fathahah, menjadi fragmen syuur karena pengakuannya mengantar uang suap untuk petinggi partai yang lagi naik daun, PKS. Partai yang pada tahun 2012 dinobatkan sebagai partai bebas korupsi dan paling bersih dan digadang-gadang menjadi the rising star di pemilu 2014.

Bagaimana, semoga kita tidak menjadi duo AF ...!


By: Nandang Burhanudin  


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar