"Seandainya Dosa Memiliki Bau..."
By: admin
Rabu, 22 Mei 2013
0
![]() |
ilustrasi |
“Law kâna yûjadu li dz-dzunûbi rîhun mâ qadartum an tadnû minnî min natani rîhî"
"seandainya dosa memiliki bau, kalian tidak akan mampu berdekatan denganku karena busuknya bau dosaku.” *)
pkssiak.org - Nasehat di
atas tidak hanya menggetarkan sukma, tetapi lebih dari itu, bisa
menderaikan airmata orang-orang bertakwa, dan juga para pendosa.
Menderaikan airmata orang-orang bertakwa karena semua kemudahan mereka
dalam beramal shalih adalah semata-mata karena karunia dan inayah Allah,
terlebih semua keutamaan dan kelebihan yang mereka dapatkan seringkali
melebihi dari amal-amal mereka.
Pujian
manusia kepada mereka acapkali melampaui amal-amal mereka, dan itu semua
berkat rahmat Allah. Sekali lagi, itu adalah kemurahan hati Allah
kepada hamba-hamba-Nya.
Seandainya
manusia mengetahui noktah-noktah dosa yang tersembunyi dalam hati
mereka, mereka akan malu dengan tabir Allah yang selalu menutupi dosa
hatinya, baik berupa peremehan hati terhadap hak-hak Allah atau
kemalasan hati dalam menjawab panggilan-Nya.
Tidak
hanya menderaikan orang bertakwa, tetapi juga para pendosa karena
terlalu sering Allah menutupi aib dan cacat hamba-hamba-Nya yang berbuat
dosa dari pandangan manusia.
Fa bi ayyi âlâ’I Rabbikumâ tukadzdzibân.
Sungguh, siapakah yang sanggup memikul dan menampakkan diri di hadapan
manusia bila ternyata dosa itu benar-benar menimbulkan bau busuk dalam
tubuh kita?.
Allâhumma
s-tur awrâtî wa âmin rawâtî wa h-fazhnî min bayni aydî wa min khalfî wa
‘an yamîni wa ‘an syimâlî wa min fawqî wa min tahtî wa ‘aûdzu bi
‘azhamatika an ughtâla min tahtî, amin.
Kekata, “Law kâna yûjadu li dz-dzunûbi rîhun mâ qadartum an tadnû minnî min natani rîhî, seandainya
dosa memiliki bau, kalian tidak akan mampu berdekatan denganku karena
busuknya bau dosaku.” pantasnya diucapkan oleh kita-kita, generasi akhir
zaman yang bergelimang dosa dan maksiat, bukan oleh Muhammad bin
Wasi’.
Karena
beliau adalah generasi tabi’in yang tidak hanya seorang mujahid, zuhud
dan ahli ibadah tetapi juga termasuk orang yang doanya mustajab. Inilah
ajaibnya; semakin tinggi ilmu seorang hamba, semakin tinggi kualitas
iman dan takwa seorang hamba, maka –seyogianyalah- semakin tinggi pula
rasa takutnya kepada Allah Ta’ala sehingga ia peka pahala, dan juga peka
dosa.
Lantas,
siapakah Muhammad bin Wasi’? beliau bernama lengkap Muhammad bin Jabir
bin al Akhnas bin A’idz bin Kharijah bin Ziyad bin Syamsu al Azdi Abu
Bakar al Bashri, atau biasa disebut Abu Abdillah al Bashri; lelaki yang
pernah dipuji oleh al Ijli, “Beliau seorang abid, tsiqqah dan laki-laki shalih” dan juga disanjung oleh Musa bin Harun, “Beliau seorang abid, wara’, mulia, tsiqqah, alim dan banyak kebaikannya.” ini adalah murid sahabat utama Anas bin Malik al Anshari.
Beliau
dikenal sebagai mujahid, zuhud, ahli ibadah, dan juga mustajab doanya.
Beberapa kisah berikut menjadi fakta betapa fragmen hidup beliau akan
senantiasa ditorehkan dengan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam.
*) (Shifatus Shafwah : III/268 dalam Ensiklopedi Hikmah nomor 351 hlm. 214).
Dikutip dari http://www.oaseimani.com/muhammad-bin-wasi.html
DPD PKS Siak - Download Android App