By: Abul Ezz
Kamis, 06 Februari 2014
0
pkssiak.org - Menjelang Pemilu yang didepan mata, kisruh perpolitikan makin panas. Mulai dari berbagai manuver para tokoh-tokoh politik, spanduk dan baliho tebar pesona para caleg,prediksi lembaga-lembaga survey yang bermunculan ibarat jamur di musim hujan, ditambah kekisruhan di dunia maya yang tidak kalah panasnya dibandingkan dunia nyata.
PKS sebagai salah satu parpol yang identik dengan partai dakwah termasuk salah satu partai yang paling sering di bicarakan dan menjadi bahan perbincangan, baik di media telivisi dan surat kabar, kampus sampai warung kopi.
Salah satu yang menarik untuk dicermati, para pemerhati PKS bukan saja anggota atau simpatisannya. Justru pemirsa fanatik PKS adalah orang-orang yang anti dengan PKS, orang-orang ini selalu hadir khususnya di dunia maya untuk menghujat PKS, bagi mereka PKS sebagai partai dakwah sangat mengkhawatirkan,mulai dari solidnya para kader sampai simpatisannya yang setia.
PKS hater ini pada umumnya adalah orang atau kelompok sekuler yang begitu ketakutan kalau PKS menjadi pemenang pemilu, Indonesia akan berubah menjadi negara religius yang anti sekuler. Bisa di terima secara logika, karena kalau Indonesia berubah menjadi negara anti sekuler, cita-cita para sekuleris untuk membelokkan Pancasila condong menjadi negara sekuler akan patah di tengah jalan.
Selama ini kaum sekuleris sudah berjuang, mulai dari mencuci otak masyarakat, terutama kaum muda dengan “jargon Islam yes, parpol Islam no” atau “Indonesia bukan negara agama” sampai “agama adalah urusan pribadi”. Bahkan kaum sekuler sudah mulai secara diam-diam meminta disahkannya ide sekularisme mereka, mulai dari permintaan pelegalan kawin sesama jenis, pemisahan agama dengan negara sampai ide dicabutnya larangan komunisme di Indonesia.
Dibandingkan dengan parpol Islam lain seperti PPP, PKB atau PBB, PKS satu-satunya parpol yang basisnya di mulai dari kampus. Tidak heran,kalau kader-kader PKS pada umumnya adalah orang-orang terdidik dan dari kalangan menengah atas. Dengan kader terdidik dan dari kalangan menengah keatas, wajar kalau kiprah PKS dianggap lebih “menakutkan” dibandingkan parpol Islam lain yang konstituennya adalah rakyat biasa yang lebih mudah untuk di tipu dan di bodoh-bodohi.
Makanya ketika PKS tersandung masalah, akan diangkat dan dibesar-besarkan bahkan menjadi hujatan yang diluar akal-sehat bila dibandingkan dengan Partai lain. Sebagai contoh, ketika Presiden PKS tersandung masalah korupsi, para PKS hater seperti kesurupan dengan hujatan-hujatan di luar logika, padahal yang bersangkutan masih menjalani proses hukum. Dibandingkan dengan partai lain, korupsi di partai lain dianggap biasa saja, toh semua partai politik di Indonesia ini terlibat korupsi, bahkan berbicara sesuai fakta,PKS partai paling sedikit kadernya tersangkut masalah korupsi, termasuk jika dibandingkan dengan Partai Golkar, PDIP, PPP, PAN apalagi Partai Demokrat.
Wajar saja kalau selama ini media yang memang di kuasai para sekularis berusaha mati-matian untuk merusak dan membonsai eksistensi PKS, termasuk lembaga-lembaga survey yang memang bisa di bayar dan melakukan survey berdasarkan pesanan.
Berbicara fakta, banyak lembaga survey yang meramalkan PKS akan tenggelam ketika LHI sebagai mantan Presiden PKS tersangkut masalah korupsi, kenyataannya PKS malah unggul di beberapa pemilihan kepala daerah, mulai dari Pilkada Jawa Barat sampai Pilkada Sumut di menangkan kader PKS.
Jadi hasil lembaga survey yang menempatkan PKS di bawah 4% suara pada pemilu mendatang tidak lebih dari upaya-upaya pembusukan dan pengkerdilan. Bagaimanapun para sekuleris di tanah air ini paham betul, mayoritas warga negara ini adalah pecinta sinetron yang gampang dipengaruhi oleh pencitraan dan mudah terprovokasi oleh media. Sayang, para PKS hater lupa, kader dan pemilih PKS adalah orang-orang militan yang memilih PKS karena platform partai dan cinta, bukan seperti kader dan pemilih partai lain yang seperti kutu loncat, bergabung ketika pohonnya rimbun dan berbuah, tapi giliran pohon layu dan meranggas, si kutu akan mencari pohon yang lain.
Salam PKS, salam 3 Besar
By: Azwar Siregar via kompasiana.com
DPD PKS Siak - Download Android App