Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Gelombang panas India tewaskan ribuan orang menular ke Indonesia?

Gelombang panas India tewaskan ribuan orang menular ke Indonesia?


By: admin Minggu, 31 Mei 2015 0

PKS SIAK- Musibah hawa panas di India sepekan terakhir mengagetkan seluruh dunia, termasuk publik Indonesia. Suhu separuh titik didih di luar ruangan ternyata bisa menyebabkan ribuan orang meregang nyawa. Tak cuma itu, aspal pun sampai meleleh saking parahnya sengatan matahari.

BBC dalam laporannya, Jumat (29/5), memastikan India sedang menjadi salah satu tempat paling panas di muka bumi 10 hari terakhir. Suhu rata-rata di banyak provinsi mencapai 47 derajat celcius.

Korban tewas meluas ke provinsi di wilayah timur seperti Jharkhand dan Odisha. Data terbaru, total warga yang meregang nyawa akibat dehidrasi dan gangguan kesehatan akibat cuaca panas lainnya nyaris mencapai 1.700 orang.

Peneliti NASA Benjamin Cook menyatakan data yang dia kumpulkan menunjukkan indikasi perubahan iklim sebagai biang kerok utama. Angin muson yang kering dari Pakistan dan barat daya berputar di seantero Negeri Sungai Gangga itu, menambah runyam keadaan.

Pertanyaannya, bagaimana nasib Indonesia yang berada tak jauh dari kawasan Asia Selatan. Mungkinkah di musim kemarau ini terjadi gelombang hawa panas berbahaya bagi manusia di Tanah Air?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) rupanya telah meneliti kemungkinan tersebut, setelah India mengalami cuaca ekstrem sejak 18 Mei.

Dari pengamatan BMKG, gelombang panas di India dipicu oleh musim panas yang tidak normal. Ada pertambahan suhu hingga 5 derajat di setiap wilayah. Kabar baiknya, itu kondisi khas dari kawasan tersebut.

"Kemungkinan kecil bisa terjadi di Indonesia. Ini dikarenakan tidak adanya indikator dinamika atmosfer yang bisa memicu terjadinya aliran udara panas tersebut di Indonesia," kata Kepala Bidang Informasi BMKG Fachri Radjab dalam keterangan tertulis.

Kendati begitu, warga di wilayah Indonesia yang biasa mengalami kekeringan parah selama kemarau tetap wajib waspada. Khususnya

pada dampak sampingan suhu yang menyengat.

"Fenomena bencana terkait cuaca seperti kebakaran, kekeringan, dan gagal panen agar dapat diantisipasi oleh pemerintah dan masyarakat," tuturnya.

Pemerintah India bukannya pasrah menghadapi hawa panas. Sudah disampaikan agar lansia tidak keluar rumah, kecuali ada urusan penting. warga pun diharapkan membawa bekal air minum secukupnya bila bepergian.

Korban tewas paling banyak, mencapai 853 orang, berasal dari Andhra Pradesh, 266 di Telangana dan 24 lainnya meninggal di Barat Bengal dan Orissa. Rata-rata yang meninggal adalah pekerja konstruksi, lansia, dan tunawisma.

Adapun solusi untuk mengatasi gelombang panas adalah meniru kebijakan pemerintah kota Ahmedabad di sisi selatan India.

Kota itu pernah mengalami hawa panas ekstrem pada 2010, menyebabkan ratusan orang tewas. Belajar dari pengalaman pahit tersebut, kini banyak alat memantau lonjakan suhu di kawasan rawan, khususnya yang padat penduduk. ketika ada lonjakan suhu drastis, muncul pesan berantai melalui whatsapp, BBM, serta Facebook agar warga Ahmedabad tidak keluar rumah sembarangan.

Selain itu, pemkot memasang banyak alat pendingin udara di titik padat aktivitas massa. Misalnya pasar, kuil, terminal, hingga bagian teras pusat perbelanjaan modern.

Sekadar informasi, suhu 47-50 derajat celcius bila terjadi dalam periode lama memang berbahaya bagi tubuh. Selain dehidrasi, dampak negatif lainnya adalah gangguan pernafasan, stres ringan, hilangnya kesadaran, hingga pelemahan otot jantung.

Merdeka



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..