Hanya 3 Kapal Beroperasi, Antrean di Pelabuhan Roro Bengkalis Mengular
PKS SIAK, BENGKALIS - Hampir seratusan kendaraan roda empat terperangkap dalam antrean panjang di pelabuhan penyeberangan Air Putih Bengkalis sejak pagi tadi. Kondisi serupa juga terjadi di pelabuhan roro Sei Selari, Bukibatu. Sampai malam ini puluhan kendaraan masih antre hendak nyebrang ke Pulau Bengkalis. Selain jumlah kendaraan yang meningkat, antrian panjang ini terjadi akibat kapal yang beroperasi hanya 3 buah.
Pantauan di lapangan, Minggu (14/6/2015), antrian mengular hingga melewati APMS Bumi Laksmana Jaya (BLJ). Sebagian besar kendaraan yang antre merupakan kendaraan pribadi. Ada yang berasal dari Bengkalis tapi ada juga dari luar Bengkalis yang ingin pulang ke daerahnya masing-masing. Sementara di Sei Selari, antrian kendaraan meluber ke jalan hingga malam ini.
Meningkatnya jumlah kendaraan pada hari Minggu tersebut salah satunya disebabkan mereka ingin berziarah ke makam keluarga/leluhur. Sementara untuk kendaraan dari luar, mereka berziarah ke makam keluarga/leluhur yang ada di Bengkalis sekalian bermaaf-maafan.
"Kita semalam ziarah ke makam keluarga di Rimbas. Hari ni langsung pulang lagi karena besok sudah kerja," ujar Asri, salah seorang warga asal Bengkalis yang sudah menetap di Pekanbaru.
Sudah menjadi rahasia umum, antrean panjang makin diperparah dengan ulah masyarakat tertentu yang memiliki dekengan, seenaknya menerobos. Tidak hanya kendaraan pribadi, melainkan juga kendaraan dinas plat merah.
"Saya sudah berulang kali nyeberang, kondisi macam tu dah biasa. Sama sekali tidak ada upaya perbaikan dari dinas terkait," kata Sutris, salah seorang warga yang hampir seminggu sekali menyeberang.
Terpisah kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Bengkalis, melalui Sekretaris Dishubkominfo Radius Akima saat dikonfirmasi mengatakan, antrean panjang terjadi lantaran hanya 3 kapal yang beroperasi.
"Biasanya hari Sabtu dan Minggu kapal yang beroperasi 4 buah. Tapi hari ni hanya 3 kapal, karena satu kapal lagi Aeng Mas tidak diizinkan beroperasi," ujar Radius.
Dikatakan, kapal tak diizinkan beroperasi lantaran berganti kepemilikan. Dengan berganti kepemilikan maka izin operasi juga perlu diurus oleh perusahaan yang baru.
"Sekarang izin sedang diurus mudah-mudahan dalam waktu dekat tuntas. Kita sendiri pada dasarnya tidak mempersoalkan itu. Selaku pelayan masyarakat, kita tentunya berharap masyarakat bisa terlayani dengan baik. Yang penting faktor keselamatan mereka terjamin. Tapi masing-masing instansi mungkin memiliki kebijakan yang berbeda," ujarnya.
Sumber Goriau
