Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Orang-orang Yang Membuat Rasulullah Iri

Orang-orang Yang Membuat Rasulullah Iri


By: admin Kamis, 09 Juli 2015 0

PKS SIAK, Di dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa kita hanya dibolehkan iri kepada dua orang. Pertama, kita boleh dan dianjurkan iri kepada orang yang dekat dengan al-Qur’an. Baik dengan membaca, menghafal, merenungi makna, mengajarkan, dan mengamalkannya kepada kaum Muslimin yang lain.

Sedangkan kelompok yang kedua, kita amat dianjurkan iri kepada seorang muslim yang diberikan harta yang banyak, lalu menafkahkannya di jalan Allah Ta’ala. Baik dengan membayar zakat maal, infaq di jalan Allah Ta’ala, dakwah, memberikan nafkah kepada istri, anak-anak, dan keluarga yang lain. Atau pun rajin bersedekah kepada mereka yang membutuhkan.

Jika terhadap kedua golongan di atas kita dianjurkan untuk iri, dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan at-Tirmidzi sebagaimana dinukil dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, ada tujuh golongan yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun iri kepadanya.

Hadits yang dikutip oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam ‘Uddatush Shabirin ini memiliki derajat Hasan sebagaimana pendapat Imam at-Tirmidzi.

“Sungguh,” sabda Nabi suatu ketika, “orang yang paling membuatku iri di antara para waliku adalah; orang beriman yang ringan bebannya, rajin shalatnya, beribadah kepada Allah Ta’ala dengan sebaik-baiknya, tidak terkenal sehingga tidak ditunjuk orang, disegerakan kematiannya, sedikit warisannya, dan sedikit orang yang menangisinya.”

Di dalam riwayat singkat yang agung ini, setidaknya ada beberapa hikmah yang bisa kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari; agar selamat di dunia, dimasukkan ke dalam surga, dan dijauhkan dari neraka sejauh-jauhnya.

Pertama, pentingnya ibadah ritual. Hal ini disandarkan pada kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mengatakan, “Rajin shalatnya, beribadah kepada Allah Ta’ala dengan sebaik-baiknya.”

Shalat adalah tiang agama. Ia merupakan amal yang membedakan antara mukmin, kafir, dan munafik. Siapa yang istiqamah mendirikannya, ada jaminan bahagia di dunia dan akhirat. Shalat, adalah amal pertama yang dihisab dan menjadi penentu baik atau buruknya kesudahan balasan bagi seorang hamba.

Kedua, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuji umatnya yang diuji dengan kemiskinan dan bersabar dengannya. Hikmah ini disandarkan pada kalimat, “Orang beriman yang sedikit bebannya, sedikit warisannya, dan sedikit yang menangisinya.”

Sedikit menangisi bukan bermakna sebaliknya; banyak yang menertawakan. Tetapi kondisi ketika seseorang tidak banyak diperhitungkan oleh manusia lain, padahal dirinya amat mulia dalam penilaian Allah Ta’ala. Dialah sebaik-baik penilai.

Ketiga, anjuran untuk tidak memburu jabatan dan keterkenalan. Dalam dua hal ini, ada ujian yang amat berat bagi mereka yang lemah. Maka, secara khusus, beliau menyebutkan “tidak terkenal” sebagai salah satu predikat umatnya yang-beliau-iri kepadanya.

Terakhir, penyebutan ‘disegerakan kematiannya’ adalah tamsil dari cukupnya rezeki. Sebab, seseorang tidak akan mati sebelum semua jatah rezekinya diberikan.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan, sehingga kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang Nabi pun iri kepadanya. Aamiin.

Sumber : Kisahikmah



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..