Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Menjauhkan Buah Hati dari Sifat Penakut

Menjauhkan Buah Hati dari Sifat Penakut


By: Abol Ezz Kamis, 05 September 2013 0

 Oleh : Miarti
pkssiak.org - Pembaca setia, berikut saya sodorkan beberapa pertanyaan kepada Anda. Jawabannya sederhana. Cukup hanya dengan menjawab Ya, atau Tidak. Apakah Anda termasuk orang yang banyak pertimbangan ketika akan memulai sesuatu? Apakah Anda termasuk orang yang lebih memilih menghindar dari masalah ketimbang harus terlibat dalam pemecahan masalah? Apakah Anda sering merasa tidak sanggup ketika disodori sebuah amanah? Apakah Anda sering merasa tidak yakin bahwa apa yang Anda usahakan akan berhasil?
Jika semua jawabannya adalah Ya, maka waspadalah Anda. Karena jawaban demikian mengindikasikan bahwa Anda termasuk orangtua yang “penakut”. Lalu kenapa harus waspada? Maksudnya adalah, jangan sampai sifat yang Anda mikiki tersebut terwariskan pada buah hati Anda. Karena jika sifat tersebut terwariskan dan tidak dibetulkan, maka bisa dipastikan bahwa langkah buah hati Anda akan tersendat. Perjuangannya menuju cita-cita akan terhambat. Dan bukan tidak mungkin, dengan sifat penakut yang ada pada buah hati Anda akan membuatnya was was atau ragu-ragu untuk melakukan sesuatu.
Pembaca setia. Sifat penakut memang fitrah. Siapapun akan sangat wajar memiliki sifat seperti ini. Sifat penakut merupakan bagian dari emosi anak. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahwa apapun bentuk emosi anak, jika dibiarkan tidak terkendali maka akan membahayakan. Baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan. Selanjutnya, mengapa “sifat penakut” menjadi titik tekan, dimana sedapat mungkin Anda harus menghindarinya. Alasannya adalah, karena kunci utama keberhasilan adalah terhindar dari sifat penakut. Dan kewajiban siapapun yang ingin berhasil menapaki hidup adalah KEBERANIAN.
Selanjutnya, mengapa keberanian itu penting dan sifat penakut itu harus dibuang jauh-jauh? Karena sifat penakut akan merontokkan ide-ide segar yang mencerahkan. Sifat penakut akan membuat anak berhenti bermimpi. Sifat penakut hanya akan menghadirkan pesimisme yang pada akhirnya anak tidak berani melakukan sesuatu bahkan tidak mampu ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Sementara kalau saja kita mencoba sejenak untuk melakukan refleksi, bangsa kita dengan segala bentuk permasalahannya baru akan ajeg jika dibangun oleh manusia yang tangguh dan berani.
Maka berhati-hatilah dengan sifat penakut pada buah hati. Banyak kejadian dimana hanya karena anak tersebut memiliki sifat penakut, rencana-rencana yang telah diupayakan menjadi gagal. Contoh kecil misalnya. Seorang anak kelas satu di bangku sekolah dasar. Ia terlalu merasa takut mendengar kata “ujian”. Bahkan ia merasakan suatu beban ketika akan menghadapi ulangan atau ujian di sekolah. Padahal sebetulnya, baik di sekolah maupun di rumah, anak tersebut terlihat sangat pandai dan mengusai pelajaran. Nilai hariannya selalu di atas rata-rata. Kemampuan identifikasinya sangat bagus. Kemampuan matematisnya juga demikian. Pun dengan hafalannya. Intinya, anak tersebut memiliki keunggulan diantara teman sekelasnya. Tetapi hanya karena alasan ia belum bisa menulis huruf  “S” dengan sempurna, maka ia beralasan kuat untuk tidak mau masuk sekolah pada hari tersebut, dimana hari tersebut adalah hari ujian tengah semster. Jadi, sang anak pandai tersebut benar-benar memilih “mundur sebelum bertempur”. Orang seisi rumah pun cukup kerepotan untuk meyakinkan anak tersebut. Padahal akar permasalahannya cukup sepele.
Sikap mundur sebelum bertempur adalah sangat tidak baik. Ini sangat bertolak belakang dengan sikap ksatria. Dan sangat mengganggu terhadap kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki anak. Sehingga dikhawatirkan kreativitasnya akan menjadi terbatas. Dan berikut beberapa kerugian besar yang diakibatkan dari sifat penakut.
  • Miskin akan eksperimen
  • Kreativitas menjadi terbatas
  • Minimnya sikap adversitas (ketangguhan)
  • Tidak ada totalitas dalam pencapaian suatu target
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Sering merasa ragu untuk mengaktualisasikan diri
  • Kepercayaan diri menjadi rendah
  • Keyakinan akan keberhasilan menjadi tidak optimal
Oleh karena itu, salah satu tugas dan tanggung jawab kita sebagai orangtua adalah menghindari sifat penakut pada anak-anak kita. Berikut beberap tipsnya;
  • Hindari kebiasaan mendramatisir kesulitan. Yakinkan pada anak bahwa segala sesuatu bisa ditempuh dengan mudah.
  • Jangan pernah mengafirmasi traumatik atau pengalaman pahit yang dialami anak (misalnya karena kecelakaan dll)
  • Jangan pernah berhenti membujuk sampai anak merevisi pernyataan keraguan atau ketakutannya.
  • Berikan hanya kalimat-kalimat positif yang membangun. Bukan kalimat-kalimat negatif yang melemahkan.
  • Terbukalah untuk menjadi orangtua yang selalu memberi kesempatan.
  • Hindari pencegahan yang berlebihan (misalnya karena alasan tidak percaya atau khawatir terjadi sesuatu)
  • Hindari kebiasaan menakuti-nakuti anak dengan bayangan kegelapan atau makhluk-makhluk aneh.
  • Hindari Kebiasaan memanjakan dan mendikte anak secara berlebihan.
Semoga bermanfaat. Allohu ‘alam bishshowaab.[al-intima]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar