Anak Polisi di Sarang PKS | By @enjang_as
By: Abul Ezz
Kamis, 30 Januari 2014
0
Ariyanto Hendrata |
pkssiak.org - Apa yang anda bayangkan ketika mendengar kata “polisi” ?
Positif kah ?
Polisi itu alat negara yang bertugas menumpas kejahatan, penjaga ketertiban umum, anti korupsi, berbadan tegap, bersikap ramah, suka menolong warga masyarakat dan selalu tersenyum saat mengemban tugas.
Atau justru negatif ?
Polisi itu alat negara yang angkuh dan arogan, pelit senyuman, suka memanipulasi, sering membunyikan peluit, suka mencari-cari kesalahan pengendara dengan menanyakan SIM dan STNK saat berjaga di jalan raya.
Saat ini tercatat 345.000 polisi bertugas di Republik indonesia. Dari jumlah yang cukup besar itu tentu ada yang sudah positif dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Namun ada juga yang masih mendapat citra negatif di masyarakat. Yang jelas sejak masa reformasi bergulir, kepolisian Republik Indonesia terus berbenah walau masih banyak kekurangan disana-sini.
Lalu, apa tanggapan anda tentang anak Polisi atau keluarga polisi? Apakah positif atau justru negatif. Apakah anak-anak yang terlahir dari keluarga polisi adalah anak-anak yang dapat dibanggakan atau justru menjadi pengganggu dan berlindung dibalik kebesaran nama orang tuanya.
Ada seorang tokoh muda kota Bekasi yang terlahir dari keluarga polisi, namanya Ariyanto Hendrata. Anggota DPRD Kota Bekasi dari Partai Keadilan Sejahtera. Kakeknya adalah purnawirawan Polisi. Ia sendiri dibesarkan di komplek perumahan yang cukup identik dengan polisi yaitu komplek Inkoppol Jakasampurna Bekasi Barat. Sosok muda ini tidak menghabiskan masa remajanya dengan kasus-kasus kenakalan ala remaja dan dunia hingar bingar. Ia justru lebih menyukai menghabiskan masa remaja dengan mengikuti kajian-kajian keislaman di masjid komplek.
Ketika dilantik menjadi anggota DPRD Kota Bekasi, ia tercatat sebagai anggota dewan dengan usia paling muda. Usianya waktu itu baru menginjak dua puluh sembilan tahun. Usia yang cukup muda bagi seorang politisi. Sebelum memasuki gedung parlemen, ia mengisi usia mudanya dengan menjadi aktivis kampus dan lembaga kepemudaan. Ia tercatat pernah menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan KAMMI tingkat nasional. Ia juga pernah terjun langsung di beberapa LSM Kepemudaan di Kota Bekasi.
Saat ini ia hampir lima tahun berkiprah di DPRD Kota Bekasi dan kembali dicalonkan menjadi anggota dewan dari daerah pemilihan yang sama yaitu Bekasi Barat dan Medan Satria. Jika pada tahun 2009 ia menduduki nomor urut satu dalam daftar caleg, kali ini ia menduduki nomor urut tiga. Namun hal itu tidak menurunkan semangatnya dalam mengabdi kepada masyarakat.
Hal lain yang menarik dari diri Ariyanto Hendrata dan keluarga polisinya adalah kondisi rumahnya. Rumah yang beralamat di Jl. Rajawali 4 No 91 RT 007/ RW 05 Inkoppol Jaka Sampurna Bekasi Barat itu masih sama seperti lima tahun yang lalu. Tidak seperti anggota parlemen dari partai lain yang merubah rumahnya jadi istana megah ketika menjabat sebagai wakil rakyat. Rumah yang ditempati Ariyanto hendrata dan keluarganya di komplek Inkoppol itu masih tampak sama, tak ada yang berubah dan cukup sederhana untuk ukuran anggota parlemen.
Ia juga tercatat sangat aktif di masyarakat. Ia mampu merangkul siapapun tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras maupun golongan. Ia adalah sosok agamis dan nasionalis sekaligus. Spirit nasionalisme yang dimilikinya bersumber dari satuan kepolisian Republik Indonesia yang diajarkan keluarganya. Jiwa agamis yang mengalir dalam dirinya ia dapatkan dari Partai Keadilan Sejahtera, tempatnya kini mengabdikan diri.[islamedia]
Oleh: Enjang Anwar SanusiPositif kah ?
Polisi itu alat negara yang bertugas menumpas kejahatan, penjaga ketertiban umum, anti korupsi, berbadan tegap, bersikap ramah, suka menolong warga masyarakat dan selalu tersenyum saat mengemban tugas.
Atau justru negatif ?
Polisi itu alat negara yang angkuh dan arogan, pelit senyuman, suka memanipulasi, sering membunyikan peluit, suka mencari-cari kesalahan pengendara dengan menanyakan SIM dan STNK saat berjaga di jalan raya.
Saat ini tercatat 345.000 polisi bertugas di Republik indonesia. Dari jumlah yang cukup besar itu tentu ada yang sudah positif dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Namun ada juga yang masih mendapat citra negatif di masyarakat. Yang jelas sejak masa reformasi bergulir, kepolisian Republik Indonesia terus berbenah walau masih banyak kekurangan disana-sini.
Lalu, apa tanggapan anda tentang anak Polisi atau keluarga polisi? Apakah positif atau justru negatif. Apakah anak-anak yang terlahir dari keluarga polisi adalah anak-anak yang dapat dibanggakan atau justru menjadi pengganggu dan berlindung dibalik kebesaran nama orang tuanya.
Ada seorang tokoh muda kota Bekasi yang terlahir dari keluarga polisi, namanya Ariyanto Hendrata. Anggota DPRD Kota Bekasi dari Partai Keadilan Sejahtera. Kakeknya adalah purnawirawan Polisi. Ia sendiri dibesarkan di komplek perumahan yang cukup identik dengan polisi yaitu komplek Inkoppol Jakasampurna Bekasi Barat. Sosok muda ini tidak menghabiskan masa remajanya dengan kasus-kasus kenakalan ala remaja dan dunia hingar bingar. Ia justru lebih menyukai menghabiskan masa remaja dengan mengikuti kajian-kajian keislaman di masjid komplek.
Ketika dilantik menjadi anggota DPRD Kota Bekasi, ia tercatat sebagai anggota dewan dengan usia paling muda. Usianya waktu itu baru menginjak dua puluh sembilan tahun. Usia yang cukup muda bagi seorang politisi. Sebelum memasuki gedung parlemen, ia mengisi usia mudanya dengan menjadi aktivis kampus dan lembaga kepemudaan. Ia tercatat pernah menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan KAMMI tingkat nasional. Ia juga pernah terjun langsung di beberapa LSM Kepemudaan di Kota Bekasi.
Saat ini ia hampir lima tahun berkiprah di DPRD Kota Bekasi dan kembali dicalonkan menjadi anggota dewan dari daerah pemilihan yang sama yaitu Bekasi Barat dan Medan Satria. Jika pada tahun 2009 ia menduduki nomor urut satu dalam daftar caleg, kali ini ia menduduki nomor urut tiga. Namun hal itu tidak menurunkan semangatnya dalam mengabdi kepada masyarakat.
Hal lain yang menarik dari diri Ariyanto Hendrata dan keluarga polisinya adalah kondisi rumahnya. Rumah yang beralamat di Jl. Rajawali 4 No 91 RT 007/ RW 05 Inkoppol Jaka Sampurna Bekasi Barat itu masih sama seperti lima tahun yang lalu. Tidak seperti anggota parlemen dari partai lain yang merubah rumahnya jadi istana megah ketika menjabat sebagai wakil rakyat. Rumah yang ditempati Ariyanto hendrata dan keluarganya di komplek Inkoppol itu masih tampak sama, tak ada yang berubah dan cukup sederhana untuk ukuran anggota parlemen.
Ia juga tercatat sangat aktif di masyarakat. Ia mampu merangkul siapapun tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras maupun golongan. Ia adalah sosok agamis dan nasionalis sekaligus. Spirit nasionalisme yang dimilikinya bersumber dari satuan kepolisian Republik Indonesia yang diajarkan keluarganya. Jiwa agamis yang mengalir dalam dirinya ia dapatkan dari Partai Keadilan Sejahtera, tempatnya kini mengabdikan diri.[islamedia]
DPD PKS Siak - Download Android App