Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Bertetangga

Bertetangga


By: admin Rabu, 25 Juni 2014 0


Written By Admin on Rabu, 25 Juni 2014 | 12.23


pkssiak.org - Betapa sulitnya mencari lingkungan yang islami, walau dalam kadar yang minimal. Bagaimana kita bersikap?

Mendapatkan tetangga yang bisa seiring dalam menerapkan Islam, sungguh idaman setiap orang beriman. Cuma sayang, dalam kondisi masyarakat seperti sekarang, harapan itu seperti menggantung asa di atas langit.

Sikap gotong royong, peduli kepada tetangga, ramah, dan cepat akrab seperti terjadi dalam masyarakat kita, sebenarnya adalah akhlak yang perlu kita pertahankan. Tapi yang jadi permasalahan, sikap yang pada dasarnya diperintahkan oleh agama itu menjadi terlarang karena tidak dalam koridor syariah.

Suatu sikap tabu di masyarakat apabila bertemu sesama warga tapi tidak saling menyapa. Beruntung kalau kita bertemu sesama wanita atau sesama pria, kalau tidak dan kita tidak menyapa mereka, kita oleh masyarakat dianggap sombong atau tidak ramah.

Mungkin di antara kita sempat terkejut, ketika tiba-tiba ada tetangga yang masuk rumah begitu saja tanpa di dahului dengan salam. Beruntung kalau pada saat itu kondisi aurat kita dan rumah terjaga hijab. Kalau tidak, maka hal itu bisa menimbulkan fitnah.

Tidak sedikit terjadi perselingkuhan antar suami dan isteri tetangga. Atau terjadi tindakan tak bermoral yang dilakukan oleh tetangga terdekat, dikarenakan perilaku dalam masyarakat yang tidak islami. Tetangga bisa bebas keluar masuk rumah dengan dalih harus akrab dengan tetangga.

Untuk tetap terjaganya aurat keluarga ini, Islam mengajarkan adab meminta ijin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengatakan: ”Apabila salah seorang dari kamu meminta ijin sebanyak tiga kali tidak juga diijinkan (tidak ada jawaban), hendaklah kembali pulang.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW bila berkunjung ke suatu rumah, maka beliau mengetuk pintu dan tidak berdiri persis di muka pintu, melainkan berdiri di sudut sebelah kanan atau kiri pintu sambil mengucap, ”Assalamu’alaikum.”

Hal ini dilakukan untuk tetap terjaga aurat keluarga dari pandangan orang lain. Rasulullah SAW pernah berujar ketika seseorang mengintip ke dalam rumah beliau, ”Kalau saya tahu bahwa engkau mengintip, maka saya tusuk kedua matamu.”(Riwayat Bukhari)

Ini pertanda bahwa kita wajib menjaga aurat keluarga kita. Bukan saja banyak mudharat yang terjadi kalau kita mengabaikannya, tetapi sebagai wujud ketaatan kita dalam menjalankan aturan Islam.

Berbuat Baik
Terjaganya aurat rumah adalah hak setiap keluarga dan kita harus menjaganya. Dengan ketatnya kita menjaga aurat rumah, bukan berarti kita memutuskan tali silaturahim terhadap tetangga. Islam justru mengatakan bahwa hak tetangga kita begitu besar.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang musafir (ibn sabil), dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
(An-Nisa [4]:36)

Dari ayat tersebut, kita tahu bahwa tetangga itu ada yang dekat dan jauh, ada yang beriman dan kafir. Selain itu, juga ada yang berakhlak baik dan suka bikin onar. Semuanya mempunyai tingkatannya sendiri-sendiri, ada yang lebih utama di atas lainnya. Tetangga yang masih ada hubungan famili, yang ahli ibadah, yang jujur, maka ia lebih utama dari pada mereka yang tidak beridentitas.

Ajaran Islam menganjurkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga dengan kemampuan yang dimiliki dari berbagai sarana kebaikan. Jika ada tetangga yang mau berhutang, kita bantu. Jika ia minta tolong, maka harus kita tolong. Jika ia punya hajat atau kebutuhan, kita beri. Jika sakit maka kita jenguk. Jika ia mendapat kebaikan dan kenikmatan, kita turut bergembira dan bersyukur. Jika tetangga kena musibah, kita gembirakan.

Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Malaikat Jibril selalu memberi pesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sehingga saya mengira bahwa dia (tetangga) itu akan ditetapkan sebagai ahli waris.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sebagai makhluk sosial, tetangga adalah orang yang terdekat dengan keluarga kita, sehingga sudah sepantasnya mendapat perlakuan yang baik dari kita. Bahkan keimanan kita bisa dilihat dari bagaimana kita bersikap pada tetangga:

”Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman dan demi Allah tidak beriman! Beliau ditanya: ‘Siapa dia ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman karena tindakannya merusak.”(Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad)

Begitu besar hak tetangga dari kita, sehingga apabila kita memasak dan baunya tercium sampai ke rumah tetangga, kita dianjurkan untuk memberinya. Untuk menjaga perasaan tetangga pula, apabila kita punya sesuatu tapi sedikit, kita tidak boleh menampakannya pada tetangga.

Untuk sesuatu yang kelihatan remeh saja kita dianjurkan berbuat baik kepada tetangga kita, apalagi dalam hal yang besar, seperti menjaga kehormatan tetangga, maka kita wajib menjaganya.

Begitu mulianya ajaran Islam dalam menciptakan kerukunan hidup dalam bertetangga dan bermasyarakat. Kita dianjurkan untuk berbuat baik pada mereka meski tetangga kita beda agama.

Tapi, apabila sudah pada masalah yang bersifat prinsip, akidah dan syariat Islam, kita tidak bisa berkompromi pada mereka. Sebagaimana Rasulullah SAW ketika hidup bertetangga pada masa awal kenabian, beliau tetap berbuat baik pada tetangganya meski beliau sering disakiti. 
Ketika tetangganya sakit, beliaulah orang pertama yang menjenguknya. Tapi, ketika dakwah Islam terancam, Rasulullah SAW mencari lingkungan yang baru yang kondusif untuk menjalankan syariat Islam. Teladan manakah yang lebih baik dari pada Rasulullah SAW dalam mengarungi kehidupan? Begitupun dalam hidup bertetangga, Rasulullah SAW adalah teladan utama kita. *Sri Lestari, ibu rumah tangga tinggal di Yogyakarta. SUARA HIDAYATULLAH.[pkskelapadua]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar