Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » » 'Asyuro, Hijrah dan Prinsip Perjuangan | Oleh: @abdullahhaidir1

'Asyuro, Hijrah dan Prinsip Perjuangan | Oleh: @abdullahhaidir1


By: admin Kamis, 06 November 2014 0


Oleh: Ust. Abdullah Haidir

pkssiak.org - Adakah yang menghubungkan antara hari ‘Asyuro (10 Muharram) dan peristiwa Hijrah? Statemen yang tegas memang tidak ada. Namun kedua hal tersebut ternyata dihubungkan oleh latar belakang historis yang sangat heroik dengan kaitan yang sangat erat. Karena sama-sama menyajikan sebuah manhaj perjuangan yang bersumber dari Dzat yang sama untuk sebuah tujuan yang sama, walaupun tempat, waktu dan pelakunya berbeda.

Sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya, bahwa hari ‘Asyuro –yang kita disunnahkan untuk berpuasa pada hari tersebut ditambah sehari sebelum atau sesudahnya- adalah hari diselamatkannya Nabi Musa alaihissalam dan para pengikutinya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya.

Namun, apakah Nabi Musa diselamatkan begitu saja dari kejaran Fir’aun tanpa perjuangan sama sekali? Justru pertolongan itu datang pada titik dimana usaha telah sampai pada puncaknya, seakan-akan tiada lagi daya yang dapat mereka lakukan sehingga kaumnya berkata: “Sungguh kita pasti akan terkejar.” (Asy-Syu’ara: 61).

Sesungguhnya jika diamati secara mendalam, semangat hijrahlah yang menjadi inspirasi perjuangan berat tersebut, yaitu keinginan kuat membaja untuk meninggalkan segala bentuk kekufuran dan kemusyrikan dan berpindah kepada keimanan dan petunjuk Allah Ta’ala. Hal ini dalam kontek perjuangan Islam bukan hanya langkah taktis apalagi pragmatis, tapi lebih dari itu, dia merupakan manhaj dan pedoman baku bagi setiap muslim yang ingin menegakkan Islam dalam kehidupannya, terlepas apa dan bagaimana pendekatan yang dilakukan.

Pedoman inilah yang telah Allah gariskan kepada Nabi Musa alaihissalam dalam perjuangannya melawan tirani Fir’aun:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.” (Ibrahim: 5)

Pedoman ini pula yang Allah Ta’ala gariskan kepada Rasulullah saw dalam perjuangannya;

“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang…” (Ibrahim: 1)

Karenanya kita dapatkan alur kisah perjuangan Rasulullah dan para shahabatnya memiliki kemiripan dengan apa yang dialami oleh Musa alaihissalam dan kaumnya; Awalnya sangat lemah, tertindas, terintimadasi, namun keteguhan dan tekad meninggalkan segala bentuk kekufuran dan berpindah kepada hidayah Allah tidak lagi dapat terbendung walaupun harus mengakibatkan mereka angkat kaki meninggalkan negeri sendiri, hijrah untuk menyelamatkan keimanannya untuk kemudian berakhir dengan kejayaan dan kemenangan kaum muslimin serta terjungkalnya sang penguasa tiran beserta kebesaran yang selama ini diagungkannya. Sebuah kondisi yang seakan-akan telah menjadi skenario paten dalam hal pertarungan antara hak dan batil ketika prinsip dan pedomannya dipegang teguh oleh mereka yang berada di pihak yang haq.

Kesamaan manhaj dan tujuan perjuangan inilah yang mendorong Rasulullah saw mematahkan prinsip primordial (kesukuan) kaum Yahudi pada masanya yang beriman kepada Nabi Musa berdasarkan ras dan suku, yaitu ketika Rasulullah SAW mengetahui bahwa mereka juga berpuasa pada hari Asyuro karena mengikuti Nabi Musa yang berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah Ta’ala atas diselamatkannya dia dan kaumnya dari kejaran Fir’aun, dengan tegas beliau saw menyatakan: “Aku lebih berhak mengikuti Musa dibanding kalian!” Lalu beliau berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa. (Bukhari Muslim)

Maka, sejatinya semangat hijrah untuk meninggalkan kekufuran, kemusyrikan, kemaksiatan dan berbagai prilaku yang bertentangan dengan ketentuan Allah Ta’ala dan kemudian kembali kepada ajaran-ajaran-Nya yang penuh hikmah dan kemuliaan harus menjadi muara dari setiap langkah perjuangan kaum muslimin, kapan dan dimana pun mereka berada dan apapun bentuk perjuangannya. Baik yang berjuang lewat jalur pendidikan, ekonomi, sosial maupun politik. Karena, tanpa semangat ini maka setiap perjuangan yang telah diupayakan –cepat atau lambat- akan mengalami penyusutan nilai, kalau tidak malah terseret oleh arus yang dilawannya sendiri. Maka tak jarang kita dapatkan sejumlah kalangan yang berjuang lewat jalurnya masing-masing, namun di tengah perjalanan ternyata apa yang mereka perbuat tak jauh berbeda dari apa yang dahulu dia tentang, kecuali label dan beberapa atribut yang masih membedakannya.

Dari sini, kita dapat memahami, mengapa Umar bin Khattab ra -dan disetujui oleh para shahabat yang masih hidup pada masa kekhalifahannya- menjadikan peristiwa Hijrah Rasulullah sebagai patokan untuk mengawali penanggalan Islam yang karenanya dikenal sebagai penanggalan Hijriyah. Beliau tidak memilih hari kelahiran Rasulullah SAW sebagaimana orang-orang Nashrani memilih hari kelahiran Isa Al-Masih sebagai momen untuk menetapkan awal penanggalan Masehi. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa hijrah dengan pemahamannya luas merupakan prinsip perjuangan yang sangat vital dalam menentukan keutuhan sebuah perjuangan.

Maka, sekaligus menghidupkan puasa ‘Asyuro, hendaklah kita kenang kembali peristiwa-peristiwa heroik perjuangan umat Islam berdasarkan manhaj dan prinsip yang telah digariskan sembari berupaya meneladaninya, sehingga kita dapat berharap agar ‘ending dari ‘skenario pertarungan antara yang haq dan batil dapat segera terwujud di hadapan kita seberapa besar pun kekuatan kebatilan yang ada. Karena apa yang selama ini disebut sebagai ‘kekuatan besar’ atau ‘kekuatan adidaya’, tak lebih merupakan image yang ingin dipaksakan untuk ditelan oleh kaum muslimin agar mereka tidak banyak berbuat dan berupaya maksimal untuk meruntuhkannya.

“Dan ingatkanlah mereka pada hari-hari Allah.” (Ibrahim: 5)

 [pkssumut.or.id]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..