Antara Idealisme dengan Kenyataan
By: Abul Ezz
Senin, 10 Maret 2014
0
pkssiak.org - Apakah kamu Punya idealisme kawan? Apa idealismemu?.
Idealisme sering orang anggap dengan prinsip. Biasanya Prinsip yang menjadikan standar berfikir, berpendapat, dan beramal seseorang. Jika sudah berprinsip, maka prinsip itu yang menjadi jawabannya. Bahasa mudahnya, gue kayak gini, terserah lu mau komen apa.
Banyak diantara kita yang mempunyai idealisme dalam hidup ini, Ada yang beridealisme agamis, nasionalis, sosialis, dan lai-lain. Akan tetapi sekarang ia Seakan tergerus oleh kondisi zaman akhirnya idealisme itu tak terlihat.
Banyak yang berpendapat bahwa idealisme seseorang dijual atau tak eksis lagi hanya untuk mendapat kenikmatan duniawi seperti harta, tahta, kata, dan cinta.
Terbesit dalam hati saya,
"betulkah dijual?"
"Apakah sebagian orang yang di tuduh "menjual" idealismenya divonis salah?
Perlu dipahami kawan, bahwa idealisme adalah kepercayaan dan keyakinan, sehingga jikalau kita sebut keyakinan maka tempatnya berada didalam hati, Sedangkan Yang mengetahuinya-pun hanya Allah dan diri sendiri. Sehingga kita tidak bisa langsung menilai bahwa "si A" idealismenya sudah hilang, atau "si B" sudah tak punya idealisme, dan lain-lain karena ini akan menyebabkan negative thinking dalam diri kita yang berakibat hancurnya "jembatan kepercayaan" diantara hati kita.
Pada dasarnya hal-hal yang berkaitan dengan hati tidak bisa kita tebak, karena hanya Allah lah yang tau apa isi hati dari hamba-Nya. Maka jangan terlalu cepat menuduh, tapi cobalah untuk berteduh dengan positive thinking.
Menurut mantan wakil ketua DPR RI, Anis Matta ketika ditanya tentang idealisme "keislaman dalam berpolitik yang sudah mulai hilang" maka beliau berkata "sebenarnya bukan idealismenya yang hilang, akan tetapi ia telah menyatu dengan realita".
ibarat pepatah "menyatu tetapi tidak melebur". Kita tetap menggenggam erat erat idealisme itu, lalu kita ubah bentuknya di alam realita agar bisa dirasakan oleh diri kita, orang lain dan semua manusia.
Saya percaya bahwa niat yang baik akan berakhir dengan baik. Begitupun dengan idealisme, jika idealismenya baik maka tingkat kesholehan seseorang pun juga baik. Maka jangan heran jikalau ada orang yang terlihat berbeda dengan idealismenya, bisa jadi ia sedang mencari cara terbaik untuk menyatukan idealismenya di kehidupan realita, atau bahkan sudah menyatu di alam sungguhan, karena sesungguhnya idealisme itu menyatu tetapi tidak melebur.
Mengutip dari makna hadits Umar bin Khottob yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, barang siapa yang berhijrah karena Allah dan rasulNya, maka ia mendapatkan apa yang diniatkan".
Sebelum penutup, yuk kita istigfar (minta ampun) kepada Allah terhadap semua suudzon (negative thinking) yang ada, semoga hati ini selalu diisi dengan niat yang bersih, idealisme yang baik, dan perbuatan yang bermanfaat. Amiin.
Sumber: http://saidalkhudry.blogspot.com/2014/03/antara-idealisme-dengan-kenyataan.html
Mau sharing idealisme sila follow @vsaedh dan @i2sukses.
Mau gabung denga calon penulis yang beridealisme baik?
Follow @oneweekonepaper
DPD PKS Siak - Download Android App